Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI TERHADAP LAJU DEFORESTASI HUTAN LINDUNG: (Studi Kasus: Lokasi Permukiman Transmigrasi Mahalona) Azis, Ismail; Surya, Batara; Salim, Agus
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 18 No. 2 (2018): ECOSYSTEM VOL 18 NO. 2 Mei - Agustus 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan permukiman Transmigrasi terus berlangsung hingga saat ini, sampai tahun 2013 telah terbangun 1090 Unit perumahan dengan luas areal terbangun seluas ± 2.380 Ha. Kawasan Permukiman Transmigrasi terus bertambah dan akan terus berkembang yang membutuhkan areal untuk mewadahi aktifitas tersebut. Disatu sisi telah terjadi perubahan tutupan lahan hutan ke tutupan lahan non hutan khususnya kawasan hutan yang bersentuhan langsung dengan kawasan permukiman transmigrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis hubungan perkembangan kawasan permukiman transmirasi Mahalona dengan laju deforestasi kawasan hutan lindung Malili, serta menganalisis arah pengembangan kawasan permukiman transmigrasi Mahalona secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisa Regresi dan Korelasi untuk menyelesaiakan permasalahan pengaruh pengembangan kawasan permukiman transmigrasi Mahalona terhadap laju deforestasi hutan lindung Malili dan Analisis Diskriptif kuantitatif digunakan untuk menjawab arah pengembangan permukiman transmigrasi Mahalon berkelanjutan. Hasil penelitian ini menunjukan faktor kondisi pasar komoditi Lada untuk peningkatan pendapatan transmigran didukung kemudahan sistem pemasaran dalam aktifitas ekonomi, tekanan penduduk yang tinggi membutuhkan lahan baru untuk aktifitas hunian maupun lahan produksi, pembangunan sistem jaringan jalan untuk akses masyarakat, penetapan lokasi transmigrasi yang besentuhan dengan kawasan hutan, serta penetapan kawasan PT. Inco/Vale, berdampak terhadap pembukaan lahan baru sehingga berimplikasi terhadap laju deforestasi kawasan hutan lindung. Sehingga, dibutuhkan arahan pengembangan kawasan permukiman transmigrasi Mahalona secara komprehensif berbasis keberlanjutan yang didukung dengan pemberdayaan birokrasi, Intervensi politik, dan penetapan zona penyangga.
Analisis Kandungan Energi Syngas dari Gasifikasi Biomassa Sampah Pasar Menggunakan Metode Uji Boilling Test Azis, Ismail; Fernanda, Yolli; Refdinal, Refdinal; Yuvenda, Dori
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk dan perkembangan industri, sedangkan suplai energi mulai menipis. Akibatnya ketersediaan energi menjadi langka. Biomassa sebagai enegi terbarukan memberikan solusi yang efektif untuk menghasilkan energi. Penelitian ini melakukan pengujian untuk mengetahui peforma dan kinerja gasifikasi dengan empat jenis variasi bahan bakar berbasis biomassa antara lain pellet kayu 100%, campuran pellet sampah pasar dan pellet kayu dengan perbandingan volume 1:1, campuran pellet sampah pasar dan pellet kayu 2:1, serta pellet sampah pasar 100% menggunakan alat downdraf gasifier. Metode penelitian ini merupakan uji eksperimental karena melibatkan pengujian langsung untuk mengukur temperatur gasifikasi, waktu gasifikasi, nyala api efektif,serta suhu air yang dipanaskan menggunakan uji titik didih/ boilling test. Hasilnya menunjukkan bahwa pellet kayu memberikan kinerja terbaik dalam hal stabilitas pembakaran, rendeman syngas, dan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dengan waktu nyala api efektif selama 85 menit. Campuran pellet kayu dan pellet sampah pasar 1:1 menghasilkan syngas dengan nyala api efektif selama 15 menit. Sedangkan campuran pellet sampah pasar dan pellet kayu dengan perbandingan volume 2:1 menghasilkan syngas dengan waktu nyala api efektif selama 25 menit. Sementara itu, pellet sampah pasar memberikan peluang untuk memanfaatkan limbah pasar menjadi energi walaupun menghasil syngas dan nilai kalor yang rendah, tercatat waktu gasifikasi selama 25 menit namun, tidak efektif dalam menyalakan api. Selain itu campuran bahan bakar yang lain perlu dikaji untuk menawarkan potensi untuk menghasilkan energi yang relevan demi keberlanjutan lingkungan hidup.
Communication Strategies in the Hospitality Industry: A Comparative Study of Lombok Astoria Hotel and Aruna Senggigi Resort Azis, Ismail; Muhid, Abdul; Abdussamad, Zainudin
Lexeme : Journal of Linguistics and Applied Linguistics Vol. 7 No. 2 (2025): JULY 2025
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/ljlal.v7i2.51350

Abstract

This study examines the comparison of communication politeness strategies in the hospitality industry, specifically in hotels. Data were collected from two different hotels, Lombok Astoria Hotel and Aruna Senggigi Resort. The research method employed is qualitative descriptive, utilizing the Face Threatening Act (FTA) theory by Brown and Levinson (1987) as a foundational reference. Data collection involved observations, interviews, and recordings. The scope of this research focuses on the politeness strategies used by employees when interacting with customers, superiors, subordinates, and fellow employees in both hotels. The purpose of this study is to describe common occurrences and interactions in hotel environments, particularly in terms of how messages are expressed and responses are received. This insight aims to provide both theoretical and practical learning for students preparing to enter the hotel sector. The study analyzes and explains the factors influencing the expressions used by employees when serving guests and collaborating with superiors, subordinates, and colleagues. Findings indicate that the use of politeness strategies at Lombok Astoria Hotel is predominantly characterized by Save-Face strategies, while Aruna Senggigi Resort employs both Save-Face and Face Threatening Act strategies. The factors contributing to the use of these politeness strategies include familiarity, time, and place, which are further supported by the context of the interactions and the messages conveyed during conversations.