Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penegakan Hukum Catcalling: Tinjauan atas Relevansi Undang-Undang Pornografi Prasetyo, Dicky; Dhumillah, Dewic Sri Ratnaning
FOCUS Vol 4 No 2 (2023): FOCUS: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/fcs.v4i2.1391

Abstract

Fenomena Catcalling di Indonesia telah menjadi sesuatu yang lazim bagi masyarakat secara umum dan diyakini masuk akal. Lalu masyarakat juga berlagak lumrah seolah-olah mereka tidak memahami dampak terhadap korban catcalling. Sedang definisi catcalling adalah pelecehan ekspresi yang bisa dipahami sebagai tindakan yang menggunakan kata-kata yang eksplisit secara seksual, porno atau genit hingga menggoda dan merayu orang lain yang mengarah pada perasaan tidak nyaman, tidak aman. Catcalling juga termasuk dalam pelecehan non fisik karena terjadi tanpa persetujuan/sukarela. Dalam jurnal ini, penulis memilih menerapkan metode yuridis normatif dengan pendekatan konseptual dan pendekatan peraturan perundang-undangan. Pendekatan konseptual yakni dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan penanganan kasus catcalling di Indonesia. Sedang pendekatan peraturan perundang-undangan menganalisis segala aturan yang berkaitan dengan penanganan kasus catcalling di Indonesia. Berdasarkan hasil pembahasan, penulis dapat menyimpulkan bahwa kekosongan standar hukum terkait catcalling memaksa aparat penegak hukum menggabungkan beberapa ketentuan dalam KUHP dan UU No. 44 Tahun 2008. Sejumlah pasal yang dijadikan dasar hukum penanganan kasus catcalling adalah Pasal 281 ayat (2) dan Pasal 315 KUHP serta Pasal 8, Pasal 9, Pasal 34 dan Pasal 35 UU No 44 Tahun 2008 mengenai pornograf. Memang catcalling relevan dengan empat pasal tersebut, namun penerapan Pasal 8, Pasal 9, Pasal 34, dan Pasal 35 sebenarnya juga tidak bisa menjamin kejelasan hukum terhadap tindakan catcalling lantaran pemfokusan keempat pasal tersebut hanyalah melarang menjadikan orang lain sebagai model atau objek tindakan pornografi. Jenis tindakan yang dilarang belum ditentukan dengan tegas dan jelas.
Neoliberalisme dalam Platform Streaming: Analisis Wacana Kritis terhadap Serial Asli Kurniawan, Sahrul; Wildan, Muhamad; Akbar, Rafi Rivaldi; Prasetyo, Dicky; Purwanto , Eko
CONVERSE Journal Communication Science Vol. 2 No. 1 (2025): July
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/converse.v2i1.4533

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana ideologi neoliberalisme direpresentasikan melalui serial asli (original series) yang diproduksi oleh platform streaming seperti Netflix, Disney+, dan Amazon Prime Video. Dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) model Norman Fairclough, penelitian ini menelaah struktur naratif, representasi karakter, dan dinamika produksi dalam beberapa serial populer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serial-serial ini tidak hanya menjadi produk hiburan, tetapi juga merefleksikan dan memperkuat nilai-nilai neoliberal seperti individualisme, kompetisi, meritokrasi, dan komodifikasi budaya. Dengan demikian, platform streaming berfungsi sebagai alat reproduksi ideologi dominan di era kapitalisme digital.
Efektifitas Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L) Sebagai Biosorben Terhadap Logam Pb dan Cd dan Anti Bakteri Terhadap Staphylococcus Aureus Prasetyo, Dicky; Ifa, La; Yani, Setyawati
Jurnal Teknik Industri Terintegrasi (JUTIN) Vol. 8 No. 3 (2025): July
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jutin.v8i3.48742

Abstract

This study aims to determine the effect of the concentration of cocoa peel biosorbent (Theobroma Cacao L) on the decrease of Pb & Cd Metals in AAS wastewater and to determine the effect of cocoa peel extract concentration in inhibiting the growth of Staphylococcus Aureus (S.Aureus) bacteria. Cocoa peel biosorbents were activated with HNO3 0.6 N. Biosorbents with masses of 5 grams, 10 grams and 15 grams were able to absorb Pb and Cd metals in the waste, which absorbed 1.7703 mg/L, 2.1428 mg/L and 2.4868 mg/L respectively from the initial concentration of waste which was 3.0069 mg/L. So that the absorption effectiveness was obtained at 58.87%, respectively.  71.26% and 82.70% where the largest absorption was with the addition of 15 grams of biosorbent and metal Cd in the waste, which were absorbed by 2.0100 mg/L, 2.3538 mg/L and 2.6499 mg/L respectively from the initial concentration of waste, which was 3.0024 mg/L. So that the absorption effectiveness was obtained which was 66.94%, 78.35% and 88.25%, respectively, where the largest absorption was with the addition of biosorbents of 15 grams.