Film dokumenter "Lapik Pandan" berfokus pada kehidupan dan budaya masyarakat Desa Koto Dian di Kota Sungai Penuh. Dokumenter ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan tradisi serta nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi di desa tersebut. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, film ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Observasi partisipatif memungkinkan pembuat film untuk terlibat langsung dalam aktivitas sehari-hari masyarakat, sehingga dapat menangkap nuansa dan detail budaya yang autentik. Sementara itu, wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat, seperti pemuka adat, seniman lokal, dan warga desa, memberikan perspektif yang kaya dan mendalam tentang pentingnya tradisi Lapik Pandan dalam kehidupan mereka. Metode perancangan film dokumenter ini dilaksanakan dalam tiga tahap utama, yakni tahap Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Tahap Pra Produksi mencakup penentuan tema musik, penulisan sinopsis, dan pengembangan naskah. Musik dipilih untuk mendukung narasi dan suasana dengan fokus pada instrumen tradisional yang mencerminkan budaya lokal. Sinopsis memberikan gambaran umum tentang alur cerita, sementara naskah berfungsi sebagai kerangka kerja dalam pengambilan gambar dan memastikan semua elemen penting tercakup. Pada tahap Produksi, tim merekam kegiatan sehari-hari masyarakat, upacara adat, dan wawancara dengan tokoh-tokoh penting di Desa Koto Dian, mempertimbangkan pencahayaan alami dan suara lingkungan untuk menjaga keaslian. Tahap Pasca Produksi melibatkan proses editing untuk menyusun gambar dan suara menjadi narasi yang kohesif, menambahkan musik, narasi suara, dan efek suara yang diperlukan. Film ditinjau ulang untuk memastikan kualitas akhir sesuai dengan visi kreatif. Hasil dari metode ini diharapkan menghasilkan dokumenter yang informatif dan inspiratif, memperlihatkan keunikan dan kekayaan budaya Desa Koto Dian kepada audiens yang lebih luas.