Kabupaten Enrekang berada di tengah Semenanjung Sulawesi Selatan, dengan lingkungan pegunungan dan luas sekitar 1.786,01 km2. Wilayah ini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan memiliki potensi yang sangat besar untuk pertumbuhan agribisnis, termasuk kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola kemitraan dalam menunjang kinerja pemasaran kopi di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menerapkan teknik purposive sampling, yang berarti informan dipilih secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman tentang masalah objek penelitian serta penentuan informan terdiri dari 2 sumber yaitu dari pihak CV Garis Tengah Kopi dan petani yang bermitra sebanyak 30 petani kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan yang terjalin antara petani kopi di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang, dengan CV Garis Tengah Kopi adalah pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis (KOA). Pola kemitraan ini ditandai dengan kerjasama saling menguntungkan di mana petani menyediakan lahan dan tenaga kerja, sedangkan perusahaan mitra atau CV Garis Tengah Kopi, menyediakan sarana produksi (saprodi), bimbingan, dan pelatihan dari budidaya hingga pasca panen. Selain itu, perusahaan juga memberikan jaminan kepastian pasar kepada petani, membantu dalam pemasaran hasil produksi, dan memberikan bimbingan teknis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi. Enrekang Regency is located in the center of the South Sulawesi, with a mountainous environment and an area of approximately 1,786.01 km2. This region has abundant natural resources and has enormous potential for agribusiness growth, including coffee. This study aims to identify partnership patterns in supporting coffee marketing performance in Buntu Batu District, Enrekang Regency. The method used in this research is qualitative method. This research applies purposive sampling technique, which means that informants are selected intentionally based on the consideration that they have knowledge, experience, and understanding of the problem of the object of research and the determination of informants consists of 2 sources, namely from CV Garis Tengah Kopi and farmers who partnered as many as 30 coffee farmers. The results showed that the partnership pattern established between coffee farmers in Buntu Batu District, Enrekang Regency, and CV Garis Tengah Kopi is the agribusiness operational cooperation (KOA) partnership pattern. This partnership pattern is characterized by mutually beneficial cooperation in which farmers provide land and labour, while the partner company or CV Garis Tengah Kopi, provides production facilities (saprodi), guidance, and training from cultivation to post-harvest. In addition, the company also guarantees market certainty to farmers, assists in marketing production, and provides technical guidance to improve the quality of the coffee.