Stunting merupakan kondisi defisiensi nutrisi kronis yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Kondisi stunting juga dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan, kondisi keluarga, pola asuh anak, riwayat infeksi, sanitasi (sarana pembuangan limbah, perilaku hidup sehat), kondisi air minum, perilaku hidup sehat (pembuangan limbah, perilaku kebersihan tubuh dan lingkungan). Oleh karenanya gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku dalam masyarakat khususnya ibu dan subyek dianalisis dengan menggunakan kuesioner WASH (Water, Sanitation, Hygiene). Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk menganalisa perbedaan WASH pada anak stunting dan non-stunting di Posyandu Bidan Mega, Babakan Mandang, Sentul Jawa Barat pada Tahun 2022-2023. Metode penelitian Studi Kasus desain potong lintang, dengan 23 balita stunting dan 21 balita sehat usia 0-¬59 bulan. Wawancara orangtua/wali subyek dilakukan setelah penetapan status nutrisi (stunting) subyek berdasarkan ketentuan WHO dan Kemenkes. Hasil wawancara WASH menunjukkan adanya kecenderungan anak stunting tidak memiliki riwayat imunisasi yang lengkap dan lebih sering terkena penyakit infeksi khususnya Diare dan rawat inap. Terkait aspek WASH, aspek Sanitasi pola pembuangan sampah dan pengelolaan limbah lebih buruk pada anak stunting dibandingkan non-stunting, sedangkan pola praktek perilaku (hygiene practice) menjaga kebersihan sudah baik pada semua subyek. Pada aspek pengelolaan air tidak ada perbedaan yang mencolok antara anak stunting dan non-stunting. Dengademikian dapat disimpulkan bahwa Kesimpulan penelitian ini adalah Hygiene Practice Sanitasi lingkungan diasumsikan memengaruhi kejadian anak stunting di Babakan Mandang Sentul terutama pada aspek pengelolaan limbah atau sampah, sedangkan aspek hygiene practice dan pengelolaan air sudah baik.