Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSTRUKSI BUDAYA AKIKAH DAN SÊLAPAN: STUDI LIVING QUR’AN DI KABUPATEN PROBOLINGGO Basid, Abd; Romziana, Luthviyah; Sholeha, Iklimatus
JURNAL ISLAM NUSANTARA Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Ta'lif wa An-Nasyr (LTN) PBNU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.477 KB) | DOI: 10.33852/jurnalnu.v5i2.309

Abstract

This study aims to describe how the culture of akikah and sêlapan in society in Probolinggo Regency. As a new study in this culture, the living Qur'an is a scientific research that we do, related to the presence of the Qur'an in a certain Muslim community. With a descriptive-phenomenological method that aims to provide an understanding of how the culture is in Probolinggo Regency and examine several aspects 1) How is the implementation of akikah and sêlapan culture in Probolinggo Regency; and 2) Connecting the culture with the Qur'an and interpretation. The results of the study show that this culture is a hereditary culture carried out by the community and each procession has its own meaning, one of the meanings contained in this procession is that the community believes that this culture is a form of belief that the implementation of akikah and sêlapan will bring blessings to life for the child.
Pelatihan Mudah Menghafal Al-Qur’an Dengan Metode Tikrar, Murajaah & Tasmi’ Bagi Siswi Kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid Romziana, Luthviyah; Wilandari, Wilandari; Aisih, Lum Atul; Nasihah, Rifqiyah Afifatin; Sholeha, Iklimatus; Haslinda, Haslinda; Jamilah , Nadzirotul; Rahmah, Kafilatur
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.396 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v5i1.14095

Abstract

Pelatihan Mudah Menghafal al-Quran Bagi Siswi Kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid adalah pelatihan untuk memudahkan siswi kelas XI IPA Tahfidz dalam menghafal al-Quran dengan menggunakan metode tikrar, murojaah, dan tasmi’. Sebenarnya di era sekarang banyak sekali muncul berbagai macam metode proses menghafal al-Quran dengan mudah. Namun, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat memilih pelatihan metode tikrar, murojaah, dan tasmi’ karena metode ini sangat efektif dilakukan bagi para santri yang ingin menghafal al-Quran. Metode tikrar yaitu cara menghafal al-Quran dengan mengulang-ngulang ayat kurang lebih 5 sampai 20 kali. Murojaah yaitu cara untuk menjaga hafalan al-Quran dengan terus menerus mengulangnya guna untuk memperlancar dan meraih hafalan yang kuat. Sedangkan tasmi’ yaitu semaan antara para huffazh yang satu dengan yang lain atau saling bergantian menyimak antar teman. Ketiga metode ini saling berkaitan. Pelaksanaan kegiatan ini dikhususkan bagi bagi siswi kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid yang memang ingin menghafal al-Quran. Tujuan dari diadakan pelatihan ini yaitu mengedukasi kepada siswi kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid yang ingin menghafal al-Quran bahwa menghafal al-Quran sangatlah mudah, selain itu juga bahwa tidak hanya berhenti di menghafal saja akan tetapi murojaah sangatlah penting dilakukan bagi siswi kelas XI IPA Tahfidz untuk memperkuat hafalan dan tasmi’ untuk mengingatkan mana bacaan yang salah ataupun yang benar. Sehingga dengan adanya pelatihan ini, siswi kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid memiliki hafalan yang kuat dan mutqin. Berdasarkan dari hasil pelatihan ada 2 faktor yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menghafal al-Quran. Faktor pendukung diantaranya yaitu adanya ghirah atau semangat dalam menghafal al-Quran dengan baik dan benar, memudahkan menghafal dan menjaga hafalan al-Quran dengan menggunakan metode ini sehingga kualitas hafalan siswi kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid meningkat dan bisa mencapai target. Sedangkan faktor penghambat adalah lebih mengutamakan tikrar nya yaitu menginginkan banyaknya ayat yang dihafal namun mengesampingkan murojaah dan tasmi’. Sehingga tak jarang banyak santri yang banyak hafalannya karena seringnya menambah ayat demi ayat, namun kurang lancar pada ayat-ayat sebelumnya. Oleh karenanya metode tikrar, murojaah, dan tasmi’ merupakan metode berkesinambungan yang tidak dapat dipisahkan.