Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSEP KAFIR PERSPEKTIF QURAISH SHIHAB DAN IMPLIKASINYA DENGAN KONTEKS KEINDONESIAAN Zayyadi, Ach.; Najiburrahman, Najiburrahman; Khaer, Abu; Wilandari, Wilandari
Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 8 No 1 (2022): Pendidikan dan Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v8i1.218

Abstract

The term "infidel" by non-Muslim groups to incite discriminatory sentiments is a contemporary societal problem. Unbelievers and their levels have already been treated in the Qur'an. Thus, a more appropriate method is required to comprehend the term thoroughly. This method employs a qualitative paradigm, in which the researcher attempts to investigate several factors (1). The word "infidel" has many meanings (2). The ramifications in the context of Indonesia. Based on the Rules or Method of Tafsir agreed upon by the scholars and incorporated in Quraish Shihab's Tafsir Al-misbah, this article seeks to restore the word infidel. The findings show that non-Muslims understand the word infidel in Tafsir Al-Misbah in a variety of ways, including (1) not believing in the genuine religion (2) distrusting the prophet (3) denying God's benefits (4) leaving religious guidance even if you have faith (5) breaking away, and so on.
Pelatihan Mudah Menghafal Al-Qur’an Dengan Metode Tikrar, Murajaah & Tasmi’ Bagi Siswi Kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid Romziana, Luthviyah; Wilandari, Wilandari; Aisih, Lum Atul; Nasihah, Rifqiyah Afifatin; Sholeha, Iklimatus; Haslinda, Haslinda; Jamilah , Nadzirotul; Rahmah, Kafilatur
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.396 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v5i1.14095

Abstract

Pelatihan Mudah Menghafal al-Quran Bagi Siswi Kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid adalah pelatihan untuk memudahkan siswi kelas XI IPA Tahfidz dalam menghafal al-Quran dengan menggunakan metode tikrar, murojaah, dan tasmi’. Sebenarnya di era sekarang banyak sekali muncul berbagai macam metode proses menghafal al-Quran dengan mudah. Namun, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat memilih pelatihan metode tikrar, murojaah, dan tasmi’ karena metode ini sangat efektif dilakukan bagi para santri yang ingin menghafal al-Quran. Metode tikrar yaitu cara menghafal al-Quran dengan mengulang-ngulang ayat kurang lebih 5 sampai 20 kali. Murojaah yaitu cara untuk menjaga hafalan al-Quran dengan terus menerus mengulangnya guna untuk memperlancar dan meraih hafalan yang kuat. Sedangkan tasmi’ yaitu semaan antara para huffazh yang satu dengan yang lain atau saling bergantian menyimak antar teman. Ketiga metode ini saling berkaitan. Pelaksanaan kegiatan ini dikhususkan bagi bagi siswi kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid yang memang ingin menghafal al-Quran. Tujuan dari diadakan pelatihan ini yaitu mengedukasi kepada siswi kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid yang ingin menghafal al-Quran bahwa menghafal al-Quran sangatlah mudah, selain itu juga bahwa tidak hanya berhenti di menghafal saja akan tetapi murojaah sangatlah penting dilakukan bagi siswi kelas XI IPA Tahfidz untuk memperkuat hafalan dan tasmi’ untuk mengingatkan mana bacaan yang salah ataupun yang benar. Sehingga dengan adanya pelatihan ini, siswi kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid memiliki hafalan yang kuat dan mutqin. Berdasarkan dari hasil pelatihan ada 2 faktor yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menghafal al-Quran. Faktor pendukung diantaranya yaitu adanya ghirah atau semangat dalam menghafal al-Quran dengan baik dan benar, memudahkan menghafal dan menjaga hafalan al-Quran dengan menggunakan metode ini sehingga kualitas hafalan siswi kelas XI IPA Tahfidz Madrasah Aliyah Nurul Jadid meningkat dan bisa mencapai target. Sedangkan faktor penghambat adalah lebih mengutamakan tikrar nya yaitu menginginkan banyaknya ayat yang dihafal namun mengesampingkan murojaah dan tasmi’. Sehingga tak jarang banyak santri yang banyak hafalannya karena seringnya menambah ayat demi ayat, namun kurang lancar pada ayat-ayat sebelumnya. Oleh karenanya metode tikrar, murojaah, dan tasmi’ merupakan metode berkesinambungan yang tidak dapat dipisahkan.