Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Relationship Between Menarche Age and Body Mass Index (IMT) Youth in Palembang City Linardi, Felicia; Aditiawati; Minerva Riani Kadir
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 3 No. 3 (2020): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/sjm.v3i3.86

Abstract

Concern regarding secular trend of declining age of menarche has increased in the last few decades. Prevalence of childhood and adolescents obesity in Indonesia has also increased lately while some studies suggest that increased body mass index associates with the early onset of puberty which known to be the risk factor of many health problems. This study aims to investigate whether age of menarche is associated with body mass index in adolescents in Palembang. Sample of this cross sectional designed study was elementary and junior high school girls from 8 schools in Palembang taken with stratified random sampling. A total of 388 respondents met the inclusion criteria. Age of menarche and body mass index got from the questionnaire and anthropometric examination were analysed using Chi-square test. Out of 388 respondents, 49,5% experienced menarche at the earlier age than the mean age of menarche of 12,36 years and 20,1% were classified as overweight and obese. The average menarcheal age of overweight and obese respondents was earlier than those classified as normal and underweight. This study proved that there is a highly significant association between age of menarche and body mass index with the p-value of 0,000 (Chi-square test). There is a highly significant association between body mass index during peripubertal period and the age of menarche. Strict monitoring on body mass index of elementary and junior high school girls is necessary to prevent early puberty.
Hubungan usia menarche dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) remaja di Kota Palembang Minerva Riani Kadir; Felicia Linardi; Aditiawati Aditiawati
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.v6i1.7235

Abstract

Beberapa tahun terakhir, awitan pubertas dan menarche terjadi pada usia yang semakin dini pada remaja di berbagai negara termasuk Indonesia. Prevalensi obesitas pada anak dan remaja di Indonesia pun cenderung meningkat. Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan Indeks Massa Tubuh berpengaruh terhadap terjadinya pubertas dini yang merupakan faktor resiko berbagai penyakit.Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan usia menarche dengan Indeks Massa Tubuh pada remaja di Palembang.Penelitian ini adalah  studi observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah siswi di 4 SD dan 4 SMP di Palembang yang dipilih melalui stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan  sebanyak 388 responden memenuhi kriteria inklusi. Data usia menarche dan Indeks Massa Tubuh yang didapat melalui kuesioner dan pengukuran antropometri dianalisis menggunakan uji Chi-square.Dari 388 responden, sebanyak 49,5% mengalami menarche pada usia yang lebih awal dibanding rerata yaitu 12,36 tahun dan sekitar 20,1% berstatus gizi berlebih. Usia menarchererataresponden yang berstatus gizi berlebih lebih muda dibanding kelompok status gizi normal dan kurang. Hasil analisis menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara usia menarche dengan Indeks Massa tubuh (p=0,000).Kesimpulan penelitian ini menunjukkan Terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche dan Indeks Massa Tubuh. Pengawasan ketat terhadap Indeks Massa Tubuh siswi sekolah dasar dan menengah diperlukan untuk mencegah terjadinya pubertas dini.
Korelasi antara Hipoalbuminemia dan Hiperkolesterolemia pada Anak dengan Sindrom Nefrotik Rani Juliantika; Hertanti Indah Lestari; Minerva Riani Kadir
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 2 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v49i2.8379

Abstract

Sindrom nefrotik adalah salah satu penyakit glomerulus yang paling banyak terjadi pada anak, yang ditandai dengan proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema dengan atau tanpa hiperkolesterolemia. Peningkatan kadar kolesterol dapat berakibat pada berbagai penyakit di masa mendatang. Kondisi hiperkolesterolemia tersebut biasanya bersifat transien dan normal kembali bila pengobatan hipoalbuminemia berhasil.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia pada anak dengan sindrom nefrotik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah semua pasien sindrom nefrotik usia 1-<18 tahun di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sampel penelitian diambil dari rekam medik pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada periode Januari 2014-Juni 2016.Korelasi antara hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman.Dari 78 sampel, 34,6% berusia 4-6 tahun, 71,8% laki-laki, 56,4% proteinuria masif 2+, 61,5% status gizi baik, 67,9% hipoalbuminemia dan 64,1% hiperkolesterolemia. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia pada anak dengan sindrom nefrotik dengan arah korelasi negatif dan kekuatan korelasi kuat (p=0,000;r= -0,703). Hipoalbuminemia berkorelasi negatif terhadap hiperkolesterolemia pada anak dengan sindrom nefrotik.