Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemertahanan bahasa Sunda sebagai identitas budaya terhadap pengembangan Desa Wisata Mekarlaksana, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Studi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Data dikumpulkan melalui survei terhadap 100 responden yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Data dianalisis menggunakan bantuan program SPSS yakni uji validitas, uji realibilitas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, regresi linier sederhana, uji partial, dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemertahanan bahasa Sunda memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembangan Desa Wisata Mekarlaksana. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,183 menunjukkan bahwa pemertahanan bahasa Sunda berpengaruh sebesar 18,3% terhadap pengembangan desa wisata, sementara 81,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam studi ini. Pemertahanan bahasa Sunda dilakukan melalui interaksi sehari-hari, penyambutan wisatawan, serta kegiatan seni budaya seperti pencak silat dan kuda lumping, yang memperkuat identitas budaya lokal dan daya tarik wisata.This research aims to analyze the influence of maintaining Sundanese as a cultural identity on the development of the Mekarlaksana Tourism Village, Cikancung District, Bandung Regency. This study uses quantitative research methods with an associative approach. Data was collected through a survey of 100 respondents selected using techniques of convenience sampling. Data were analyzed using the SPSS program, namely the validity test, reliability test, normality test, heteroscedasticity test, simple linear regression, partial test, and coefficient of determination test. The results of the research show that maintaining the Sundanese language has a significant influence on the development of the Mekarlaksana Tourism Village. The value of the coefficient of determination (R Square) of 0.183 indicates that maintaining the Sundanese language has an influence of 18.3% on the development of tourist villages, and 81.7% is influenced by other factors not examined in this study. Maintaining the Sundanese language is carried out through daily interactions, welcoming tourists, as well as cultural arts activities such as pencak silat and Kuda Lumping, which strengthen local cultural identity and tourist attraction.