Periode remaja merupakan tahapan yang kompleks dengan pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan secara fisik, psikologis, dan intelektual. Remaja cenderung memiliki keingintahuan tinggi dan berani mengambil risiko tanpa pertimbangan mendalam. Hasrat seksual yang kuat pada remaja mendorong mereka untuk mencari ilmu. Hal ini dikarenakan semakin meluasnya pengetahuan yang membuat anak-anak lebih mudah meniru berbagai bentuk aktivitas seksual. Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya variasi perilaku seksual adalah dampak dari internet dan media massa yang menyebarkan informasi yang salah dan menyesatkan. Berdasarkan data WHO pada tahun 2019, diperkirakan terdapat sekitar 21 juta kehamilan di kalangan remaja setiap tahunnya, yakni 55% di antaranya tidak diharapkan. Pada tahun yang sama, BKKBN mencatat bahwa 1,5% remaja laki-laki di Indonesia telah terlibat dalam perilaku seks pranikah, sedangkan angka untuk remaja perempuan ialah 0,5%. Di Provinsi Kalimantan Timur, tercatat 2,8% remaja laki-laki dan 0,8% remaja perempuan telah berpartisipasi dalam seks pranikah. Studi ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan populasi 120 orang dengan 55 di antaranya digunakan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang diterapkan ialah proportionate random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur sikap dan perilaku seks pranikah responden. Analisis data dalam studi ini dilakukan menggunakan tes non-parametrik yaitu uji Sommers’d. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil signifikansi dengan p-value<0,05 (p=0,004), terdapat hubungan antara sikap tentang seks pranikah dengan perilaku seksual  pranikah remaja di SMPN 18 Samarinda.