Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STRUKTUR TEKS, KOGNISI SOSIAL, DAN DIMENSI SOSIAL PIDATO SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (TEXT STRUCTURE, SOCIAL COGNITION, AND SOCIAL DIMENSION SUSILO BAMBANG YUDHOYONO’S SPEECH) Akhmad Humaidi
JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 6, No 1 (2016): JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA (JBSP)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4787.542 KB) | DOI: 10.20527/jbsp.v6i1.3744

Abstract

Struktur Teks, Kognisi Sosial, dan Dimensi Sosial Pidato Susilo Bambang Yudhoyono. Penelitian ini mengkaji pikiran dan gagasan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden RI Keenam melalui pidato-pidatonya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur teks, kognisi sosial, dan dimensi sosial dalam pidato Sosilo Bambang Yudhoyono tentang demokrasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Teun A. van Dijk yang disebut kognisi sosial. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut. (1) Pada struktur teks, materi pidato secara umum mengangkat topik tentang perubahan demokrasi di Indonesia yang semakin baik, hal itu disusun dengan pola organisasi tertentu agar gagasannya semakin menonjol, dan gagasan tentang keunggulan demokrasi ditonjolkan, sedangkan kelemahannya dikaburkan. (2) Pada kognisi sosial, penulis menampilkan pengetahuan pribadi, kelompok, dan masyarakat umum tentang keunggulan demokrasi dan dampaknya di Indonesia, penulis berpendapat bahwa demokrasi berbasis Pancasila cocok sebagai solusi permasalahan Indonesia di masa transisi, demokrasi ini juga diyakini116sebagai sistem pemerintahan yang baik, sedangkan yang lain buruk. (3) Pada dimensi sosial, akses dan kekuasaan yang besar dimiliki SBY untuk menyebarkan pikiran dan gagasannya. Selain itu, demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang telah diterima banyak kalangan.Kata-kata kunci: pidato, struktur teks, kognisi sosial, dimensi sosial
Nilai Budaya dalam Lagu Banjar: Pernikahan, Mata Pencaharian, dan Permainan Tradisional Akhmad Humaidi
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 1 No 1 (2016): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.977 KB) | DOI: 10.33654/sti.v1i1.345

Abstract

Lagu memiliki fungsi utama sebagai media hiburan bagi masyarakat. Setiap daerah memiliki gaya bahasanya tersendiri dalam menciptakan lagu daerah. Penelitian mengenai lirik lagu bertujuan untuk mengungkapkan berbagai aspek budaya dalam kehidupan masyarakatnya. Penelitian ini mengkaji nilai budaya Banjar dari kata-kata yang terdapat pada lagu Banjar ciptaan Anang Ardiansyah, yaitu pernikahan, mata pencaharian, dan permainan. Lagu Anang Ardiansyah yang mencerminkan pernikahan menggambarkan tentang jodoh dan pernak pernik pernikahan. Jodoh dalam pandangan masyarakat Banjar sudah ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta sehingga para pemuda yang belum menikah tidak perlu terlalu khawatir. Mereka dinasehati melalui lagu-lagu itu untuk terus berusaha. Pernak perik pernikahan yang ditonjolkan ialah pemakaian bunga-bunga khusus yang digunakan oleh pengantin. Nilai budaya mata pencaharian yang tercermin dalam penggunaan kata-kata pada lagu daerah Banjar ialah kegigihan masyarakat ketika berdagang. Mereka pergi merantau ke berbagai tempat untuk memasarkan barang dagangan mereka. Permainan yang tercermin dalam pilihan kata ialah tentang balogo. Permainan tradisional ini ditampilkan dengan kata-kata yang jenaka sesuai dengan fungsinya sebagai hiburan. Lagu dapat dijadikan sebagai sarana untuk melestarikan nilai budaya untuk kepentingan generasi yang akan datang. Melalui teks dalam lagu daerah, mereka akan tetap mengetahui berbagai unsur kebudayaan nenek moyangnya
Infleksi dalam Bahasa Banjar Akhmad Humaidi; Kamariah Kamariah; Haswinda Harpriyanti
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 2 No 2 (2017): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.82 KB) | DOI: 10.33654/sti.v2i2.403

Abstract

Penelitian mengenai infleksi dalam kepustakaan modern telah dilakukan pada berbagai bahasa. Bahasa Banjar sebagai lingua franca di sebagian besar wilayah Kalimantan perlu mendapat perhatian yang sama di bidang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan infleksi bahasa Banjar dalam lingkup verba, nomina, dan adjektiva. Metode yang digunakan ialah observasi. Sumber data utama penelitian ini berbentuk tulisan yang diambil dari berbagai sumber dokumen berbahasa Banjar. Penelitian ini menemukan dalam bahasa Banjar pada lingkup verba, prefiks infleksi berjumlah 5 buah, yaitu ma-, di-, ba-, ta-, dan sa-, infiks 4 buah, yaitu –ar-, -ur-, -al-, dan –ul-, sufiks 1 buah, yaitu –akan, sedangkan konfiks berjumlah 6 buah, yaitu ma-an, ma-i, ma-akan, ta-an, ta-i, dan ta-akan, serta imbuhan gabung 2 buah, yaitu mai-i-akan dan ta-i-akan. Pada lingkup nomina, prefiks infleksi berjumlah 2 buah, yaitu pa- dan sa-, sedangkan konfiks berjumlah 3 buah, yaitu sa-an, ka-an, dan pa-an, sedangkan imbuhan gabung 1 buah, yaitu sa-an-nya. Pada lingkup adjektiva, prefiks infleksi berjumlah 3 buah, yaitu ma-, ta-, dan pa-, sufiks 1 buah, yaitu –an, dan konfiks berjumlah 4 buah, yaitu sa-an, pa-an, pa-nya, dan ka-an
Afiks Pembentuk Nomina dalam Bahasa Banjar Akhmad Humaidi; Ahmad HB
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 3 No 1 (2018): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.51 KB) | DOI: 10.33654/sti.v3i1.511

Abstract

Pembentukan nomina atau nominalisasi melalui afiksasi merupakan fenomena yang penting karena proses ini sering terjadi dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Banjar. Namun, pemahaman terhadap bentuk ini belum dikuasai karena konsep ini tidak akrab dalam kajian morfologi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem morfologis dalam nominalisasi bahasa Banjar dari verba, numeralia, adjektiva, dan adverbia. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data lisan dan tulis. Data lisan berasal dari informan yang merupakan penutur asli bahasa Banjar, sedangkan data tulis berasal dari teks berbahasa Banjar yang diambil dari berbagai sumber, sepertibuku tata bahasa, kamus, dan dokumen berbahasa Banjar.Penelitian ini menemukan bahwa afiks yang berperan dalam nominalisasi verba berjumlah lima buah, yaitu prefiks pa- dan ka-, sufiks –an, dan konfiks ka-an dan sa-an, sedangkan afiks yang berperan dalam nominalisasi numeralia berjumlah empat buah, yaitu sufiks –an dan konfiks ka-nya, sa-an, dan sa-an-nya. Adapun afiks yang menurunkan adjektiva dan adverbia menjadi nomina hanya satu afiks masing-masing, yaitu prefiks pa- pada adjektiva dan konfiks sa-an pada adverbia
Faktor Penentu Pilihan Bahasa pada Masyarakat Multibahasa di Pasar Kemakmuran Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan Kamal Hasuna; Akhmad Humaidi
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 3 No 2 (2018): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.509 KB) | DOI: 10.33654/sti.v3i2.958

Abstract

Pemilihan bahasa dalam masyarakat multibahasa di pasar Kemakmuran Kotabaru merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji dari perspektif sosiolinguistik. Fenomena tersebut bertemali buka hanya dengan aspek kebahasaan semata, melainkan juga dengan aspek sosial budaya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap bagaimanaperspektif sosiolinguistis tentang pemilihan bahasa di pasar Kemakmuran Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk mengungkap akar permasalahan dalam penelitian ini digunakan pendekatan teoritis sosiolinguistik. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu: metode simak dan metode cakap. Metode simak yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap (SBLC), sedangkan metode cakap, yaitu teknik cakap semuka (CS), teknik cakap tidak tatap muka (CTS) dengan teknik rekam dan teknik catat. Adapun yang menjadi informan adalah masyarakat yang sedang menjalankan transaksi jual beli di pasar Kemakmuran Kabupaten Kotabaru. Data yang diambil dibatasi pada interaksi penutur yang berasal dari etnis yang berbeda. Makalah ini akan mengkaji perspektif sosiolinguistik terhadap pemilihan bahasa di Pasar Kemakmuran berdasarkan teori Heymes yang dikenal dengan akronim SPEAKING, yaitu (1) setting and scene (latar dan suasana tutur), (2) participants (peserta tutur), (3) ends (tujuan tutur), (4) act sequence (topik/urutan tutur), (5) keys (nada tutur), (6) instrumentalities (sarana tutur), (7) norms (norma-norma tutur), dan (8) genre (jenis tutur).Pemilihan bahasa di pasar Kemakmuran Kabupaten Kotabaru dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan budaya. Interaksi sosial dalam masyarakat multibahasa initerdiri dari beberapa bahasa atau ragam bahasa sehingga setiap penutur dituntut untuk mampu memilih secara tepat bahasa atau ragam bahasa yang sesuai dengan situasi komunikasi. Pemilihan bahasa ini tidak bersifat acak melainkan mempertimbangkan berbagai faktor. Pertama, karakteristik situasi kebahasaan ditandai dengan adanya kontak bahasa dan kontak dialek yang menjadikannya sebagai masyarakat bilingual atau multilingual.Sosiolinguistik melihat fenomena pemilihan bahasa sebagai fakta sosial dan menempatkannya dalam sistem lambang (kode), sistem tingkah laku budaya, serta sistem pragmatik. Dengan demikian, kajian sosiolinguistik menyikapi fenomena pemilihan bahasa sebagai wacana dalam peristiwa komunikasi dan sekaligus menunjukkan identitas sosial dan budaya peserta tutur.
Upaya Pemertahanan Bahasa Bajau dalam Masyarakat Multibahasa di Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan Akhmad Humaidi; Kamal Hasuna
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 4 No 1 (2019): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.781 KB) | DOI: 10.33654/sti.v4i1.971

Abstract

Bahasa Bajau merupakan salah satu bahasa minoritas di Kotabaru yang masyarakatnya tergolong multibahasa. Meskipun tersebar di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand dengan jumlah penutur yang cukup banyak tidak menjamin bahasa ini bertahan karena suku ini selalu menjadi minoritas di wilayah tempat tinggalnya. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan orientasi teoritis sosiolinguistik.Pengumpulan data menggunakan dua teknik, yaitu metode simak dan metode cakap.Kemampuan bertahan atau tergeser sebuah bahasa, khususnya bagi kelompok minoritas di tengah masyarakat multibahasa disebabkan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat penuturnya demi mempertahankan bahasanya ialah dengan mengoptimalkan berbagai faktor internal yang membuat bahasa tersebut mampu bertahan, yaitu mewariskan bahasa Bajau kepada generasi muda, meningkatkan loyalitas atau kesetiaan dalam berbahasa Bajau, melestarikan melalui jalur formal dan nonformal, memberikan dukungan melalui tradisi lisan, meningkatkan motivasi pemakaian bahasa Bajau dalam perkawinan suku Bajau dengan suku lain, mengoptimalkan organisasi masyarakat Bajau, membentuk konsentrasi penutur melalui pusat pemukiman, dan sikap suku lain.Meskipun demikian, pengalihan bahasa ibu kepada anak dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari harus menjadi perhatian utama karena banyak kasus kepunahan bahasa disebabkan oleh faktor tersebut
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SELAMAT TINGGAL KARYA TERE LIYE (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) Noor Indah Wulandari; raudatul muslimah; Akhmad Humaidi
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 8 No 1 (2023): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/sti.v8i1.2186

Abstract

Penelitian ini menganalisis tentang konflik batin tokoh utama dalam novel Selamat Tinggal karya Tere Liye. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel Selamat Tinggal karya Tere Liye; (2) mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya konflik batin tokoh utama dalam novel Selamat Tinggal karya Tere Liye; (3) mendeskripsikan penyelesaian masalah konflik batin tokoh utama dalam novel Selamat Tinggal karya Tere Liye. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi sastra yaitu memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam karya sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Selamat Tinggal karya Tere Liye. Novel ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta tahun 2020. Dengan tebal buku 350 halaman. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kepustakaan dan teknik observasi teks. Dan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriftif interpretatif. Hasil penelitian ini menemukan 1) Konflik batin tokoh utama yang meliputi a) konflik mendekat-mendekat yaitu konflik yang terjadi karena seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama disenanginya, b) konflik menjauh-menjauh yaitu konflik yang terjadi karena seeorang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak disenanginya dan c) konflik mendekat-menjauh yaitu konflik yang terjadi karena sseorang dihadapkan dengan pilihan yang disenangi sekaligus tidak disenanginya. 2) Faktor konflik batin yang terdiri dari a) faktor internal: takut, cemas, kurang percaya diri dan b) faktor eksternal: keluarga, teman, dan lingkungan pendidikan. 3) Penyelesaian konflik batin tokoh utama dalam novel Selamat Tinggal karya Tere Liye adalah cari peyebab utama, jujur pada diri sendiri, berfikir positif atas beberapa pilihan, melakukan selftalk, berlatih membuat keputusan, fokus pada diri sendiri dan berdamai dengan takdir. Kata Kunci: konflik batin, novel, psikologi sastra