Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Coefficient of Performance (COP) dengan Pemanfaatan Energi Panas Discharge Kompresor Sistem Heat Exchanger Double Tube pada AC 1 PK untuk Pemanas Air Atifah, Nailul; Riyana, Angga; Astuti, Fifit
Jurnal Teknik Mesin Vol 18 No 1 (2025): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jtm.18.1.1810

Abstract

Hot water has become an important part of everyday life. Utilization of waste heat is increasingly relevant in the modern era, due to very significant technological advances. One of them is the refrigeration system which regulates temperature by transferring heat energy from inside to outside the room. Basically, this heat can be used to heat water by absorbing heat before it reaches the condenser. Reusing waste heat from the condenser can save the electricity needed to heat water, making it an efficient way to utilize wasted energy. This research aims to determine the effect of variations in HE (heat exchanger) pipe length on the performance of the Coefficient of Performance COP, and the required electrical power consumption using heat exchanger calculation analysis for the CoolPack application. This research uses an experimental method on a 1 PK split AC with variations without a heat exchanger and with a 3 pass, 5 pass double tube heat exchanger. The results of this research show that without a heat exchanger the average COP is 3.68 and the electric power is 0.063 kWh, with a 3 pass heat exchanger the average COP is 4.1 with an increase of 11.4% from the data without using a heat exchanger and an electric power of 0.054 kWh, with a 5 pass heat exchanger the average COP is 4.66 with an increase of 26.6% from the data without using a heat exchanger and an electric power of 0.052. kWh. This shows that the better the heat dissipation in the condenser, the greater the heat absorbed by the evaporator, making the COP higher and the compressor work lower. Therefore, the use of electrical power is lower and the performance of an Air Conditioning system is more efficient.
Analisis Laju Perpindahan Panas Air dan Gas Freon pada System Heat Exchanger Double Tube AC Sebagai Pemanas Air Handoko, Yan Chris; Atifah, Nailul
Jurnal Teknik Mesin Cakram Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Teknik Mesin Cakram
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jtc.v8i1.46926

Abstract

Penelitian ini mencoba memanfaatkan energi panas yang diproduksi oleh sistem pendingin AC. Dalam hal ini, AC split dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut dengan merancang alat penukar panas, AC split dipasangkan heat exchanger tipe double tube sebagai alat penukar panas. Alat penukar ini nantinya akan digunakan untuk memanaskan air tanpa memerlukanya kekuatan atau energi ekstra karena hanya menggunakan tambahan penukar panas yang berfungsi sebagai pemanas air pada sistem pendingin udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dari perpindahan panas pada heat exchanger yang dialami oleh air dengan memanfaatkan discharge pada kompresor pada air conditioner 1 pk dengan menggunakan variasi dari heat exchanger 5 laluan dan 3 laluan yang digunakan sebagai alat penukar kalor. Penelitian dilakukan dengan 10 kali pengambilan data dengan waktu per-5 menit. Berdasarkan data hasil pengujian yang telah diperoleh, heat exchanger yang berbeda sebagai media penghantar panasnya, maka dapat mempengaruhi besarnya selisih kenaikan temperatur air keluar (Two) yang dihasilkan. Nilai rata rata selisih kenaikan temperatur air keluar (Two) pada heat exchanger 5 laluan adalah sebesar 3,1°C, sedangkan heat exchanger 3 laluan sebesar 3,6°C. Temperatur air keluar (Two) heat exchanger 5 laluan mendapatkan suhu sebesar 59℃ pada menit ke-50, sedangkan temperatur air keluar (Two) heat exchanger 3 laluan adalah sebesar 64℃ pada menit ke-50. Hal tersebut dipengaruhi dari besarnya kalor yang dilepaskan oleh heat exchanger 3 laluan lebih besar dibandingkan heat exchanger 5 laluan. Pada heat exchanger 3 laluan didapatkan 2.103 Watt sampai dengan 13.868 Watt, sedangkan pada heat exchanger 5 laluan 4.416 Watt sampai dengan 10.291 Watt. Semakin besar kalor yang didapatkan semakin tinggi panas temperatur discharge, dan semakin tinggi temperatur discharge semakin cepat panas yang dituju. Hal tersebut membuktikan harapan untuk semakin panjangnya pipa (banyaknya laluan) dan banyaknya air yang masuk tidak bisa menjadikan air panas yang semakin cepat karena adanya pembuktian Analisis tersebut.
Analisis Penambahan Water Heater Kapasitas 20 Liter Terhadap Konsumsi Daya Listrik AC Split 1 PK Cahyatullah, Mimin Andika; Atifah, Nailul
Jurnal Teknik Mesin Cakram Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jtc.v7i1.47882

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penambahan water heater kapasitas 20 liter terhadap konsumsi daya listrik, suhu hembusan luaran evaporator, dan Coefficient of Performance (COP) AC split 1 PK. Dalam eksperimen ini, AC split 1 PK diuji dalam dua kondisi yaitu tanpa water heater dan dengan water heater. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 40 menit, karena dalam 40 menit suhu air dalam tangki sudah mencapai suhu yang diinginkan untuk kebutuhan mandi yaitu 40° C - 45° sesuai dengan standar panas water heater. Hasil penelitian selama 40 menit menunjukkan bahwa penambahan water heater kapasitas 20 liter menyebabkan penurunan konsumsi daya listrik dari 0,631 kWh menjadi 0,597 kWh atau sebesar 5,3%. Suhu hembusan udara dari evaporator meningkat dari rata-rata 15,32°C menjadi 20,26°C setelah penambahan water heater. Selain itu, nilai COP mengalami kenaikan dari 2,942 menjadi 3,061 atau sebesar 5%. Temuan ini mengindikasikan bahwa penambahan water heater dapat menambah efisiensi energi dan menurunkan konsumsi daya listrik pada system Air Conditioner.
Analisis Transien Pada Parabolic Trough Reflector Solar Water Heater Atifah, Nailul; Putri, Sunny Ineza; Meilufi, Sa'adah; Syawaluddin, Adlinsyah Hakim
Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (JIPTEK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jiptek.v5i1.35239

Abstract

Salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah adalah energi matahari. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak pada garis khatulistiwa. Intensitas rata-rata radiasi matahari untuk wilayah Jabodetabek adalah sekitar 4,98334 sampai dengan 5,02111 kWh/m2/hari. Pemanfaatan energi matahari dengan sistem termal bekerja dengan mengonversi radiasi matahari menjadi energi panas. Panas matahari dapat dimanfaatkan dengan teknologi solar kolektor. Salah satu tipe solar collector adalah reflector yang berbentuk parabolic trough. Tipe ini memantulkan radiasi matahari menuju ke titik fokus yang tersusun membentuk garis imajiner sepanjang collector. Kinerja dari sistem pemanas air tipe concentrated parabolic reflector tergantung pada parameter dimensi reflektor, absorber penampung air, dan fluida kerja serta sifat termal dan optik dari komponen-komponen tersebut yang meliputi reflektansi parabola, emisivitas absorber, serta isolasi termal pada absorber penampung airnya. Parameter- parameter tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem ini yang meliputi peningkatan kecepatan pemanasan, temperatur air, daya output termal dan efisiensi termalnya. Penelitian ini bertujuan untuk investigasi hasil ekperimen reflector yang berbentuk parabolic trough dan hasil simulasinya dengan Software Ansys Fluent. Hasil simulasi menunjukkan bahwa temperatur air maksimal adalah 106,65°C, temperatur air rata-rata 62,54°C, energi output 107,05 kJ, dan efisiensi termal 61,5%. Berdasarkan hasil tersebut, sistem pemanas air parabolic through collector dapat diandalkan.
Pengaruh Variasi Isolator Terhadap Kinerja Kompor Biomassa Sekam Padi Atifah, Nailul; Putra, Ilham Nugraha
Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (JIPTEK) Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (JIPTEK)
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Biomassa dapat dikonversi menjadi sumber energi biomassa. Salah satu contoh biomassa sisa hasil pertanian yang belum dimanfaatkan adalah sekam padi. Sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak dengan menggunakan kompor sekam padi. Pada desain kompor sekam padi, salah satu faktor yang berpengaruh adalah isolator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi isolator terhadap termperatur dinding luar kompor dan laju perpindahan panas konveksi natural dari dinding luar ke lingkungan. Variasi bahan isolator yang digunakan ada tiga macam yaitu isolator udara, serbuk batu bata, dan abu sekam padi. Bahan isolator dimasukkan pada ruang yang berada antara dinding dalam dan dinding luar kompor. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi isolator berpengaruh terhadap temperatur dinding kompor dan laju perpindahan panas. Temperatur dinding luar rata rata dengan isolator udara, serbuk bata, dan abu sekam secara berturut-turut adalah 170,14℃, 94,49℃, dan 78,78℃. Rata-rata laju perpindahan panas menggunakan isolator udara, serbuk bata, dan abu sekam secara berturut-turut adalah 334,17 Watt, 96,14 Watt, dan 95,70 Watt.
Analisis Perpindahan Panas Water Heater Dengan Variasi Panjang Pada Pipa Bentuk Helical Memanfaatkan Panas Dari Pipa Kompresor AC Split 1 PK Ali, Baihaqi Maulana; Atifah, Nailul
Jurnal Teknik Mesin Cakram Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jtc.v7i2.47906

Abstract

Sumber energi utama dari air conditioner (AC) dan water heater adalah energi listrik. Menurut Badan Pusat Statistik, dari tahun 2018 sampai tahun 2022 sebesar 65% listrik yang dihasilkan di Indonesia berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batu bara.. Batu bara merupakan sumber energi yang tidak terbarukan dan penggunaannya dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Solusi alternatif dari permasalahan ini adalah peralihan sumber energi bagi water heater dari energi listrik ke energi panas yang berasal dari pipa kompresor AC. Pada penelitian ini dilakukan analisis perpindahan panas sensibel dari pipa kompresor AC ke air pada tangki water heater menggunakan pipa helical. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi panjang pipa helical terhadap lama operasi sistem, daya input, daya output dan efisiensi sistem.. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan panjang pipa helical sebesar 6 m, 9 m, dan 12 m sebagai alat penukar panas di dalam tangki water heater. Penelitian dilakukan sampai suhu air di dalam tangki mencapai 60°C. Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa semakin panjang pipa helical yang digunakan maka waktu operasi sistem semakin pendek. Pada variasi panjang pipa 12 m memerlukan waktu operasi 59 menit, variasi panjang pipa 9 m memerlukan waktu operasi 62 menit, dan variasi panjang pipa 6 m memerlukan waktu operasi 89 menit. Nilai rata-rata daya input pada variasi panjang pipa 12 m adalah 0,779 kW, pada variasi panjang pipa 9 m adalah 0,785 kW, dan pada variasi panjang pipa 6 m adalah 0,809 kW. Nilai rata-rata daya output pada variasi panjang pipa 12 m adalah 0,226 kW, pada variasi panjang pipa 9 m adalah 0,183 kW, dan pada variasi panjang pipa 6 m adalah 0,122 kW. Nilai rata-rata efisiensi termal pada variasi panjang pipa 12 m adalah sebesar 32,15%, pada variasi panjang pipa 9 m adalah sebesar 25,16%, dan variasi panjang pipa 6 m adalah sebesar 15,44%.