Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Materialistic Value and Credit Card Usage as Predictors of Compulsive Clothing Buying among Young Adult Women Sari, Meylisa Permata; Suyasa, P. Tommy Y. S.
Makara Human Behavior Studies in Asia Vol. 21, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to determine the role of the centrality/success and happiness dimensions of materialistic value, and credit card usage to predict compulsive clothing buying behavior of young adult women, and to determine which factor can be a better predictor. Multiple regression analysis was conducted utilising IBM SPSS 21 to analyse the statistics. In all, 154 young adult women participated in this study. This research finds that centrality/success dimension, happiness dimension, and credit card usage can predict compulsive clothing buying among young women. Furthermore, the results also show that the dimension of materialistic value is a better predictor of compulsive clothing buying behavior compared to credit card usage. Further implications, limitations, discussion, and future research directions are discussed in the paper.
Pengaruh Tingkat Kepuasan Work-Life Integration terhadap Burnout pada Profesi Dokter: A Systematic Review Without Meta-Analysis Kharisma Putri Anugerah; Zamralita; Sari, Meylisa Permata
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v3i2.29341

Abstract

Profesi medis, terutama dokter, harus menghadapi tantangan setiap harinya seperti jam kerja yang panjang, tuntutan emosional yang tinggi, dan cenderung memprioritaskan kebutuhan pasien dibandingkan kebutuhan diri sendiri. Oleh karena hal inilah, risiko burnout pada dokter semakin meningkat dan bahkan menjadi isu global sebelum pandemi COVID-19. Studi menunjukkan bahwa dokter yang mengalami burnout dapat menghadapi masalah serius seperti peningkatan risiko kesalahan medis, penurunan kualitas pelayanan, dan bahkan memberikan ancaman terhadap produktivitas sistem kesehatan. Faktor-faktor seperti beban kerja yang tinggi, tugas administratif, dan jam kerja yang panjang juga menjadi salah satu faktor terjadinya rasa burnout pada profesi dokter. Selain itu, penelitian mencatat bahwa work-life integration (WLI) memiliki peran signifikan dalam terjadinya burnout pada dokter. Adanya tantangan dalam mencapai kepuasan dalam work-life integration dapat meningkatkan risiko konflik, yang dapat berdampak negatif pada pekerjaan dan menyebabkan terjadinya burnout. Dengan adanya urgensi ini, penelitian yang menggunakan metode Systematic Review without META Analysis dilakukan untuk menyelidiki pengaruh tingkat kepuasan work-life integration terhadap burnout pada dokter. Hasil di dalam penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam, membantu mengembangkan strategi intervensi dan kebijakan yang lebih baik di dunia kedokteran dan juga menemukan adanya pengaruh tinggi rendahnya tingkat kepuasan work-life integration yang dimiliki seorang dokter terhadap burnout yang dialaminya.
PENGARUH WORK-LIFE INTEGRATION TERHADAP BURNOUT PADA PROFESI DOKTER: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW Anugerah, Kharisma Putri; Zamralita; Sari, Meylisa Permata
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.27872.2024

Abstract

Profesi medis, terutama dokter, harus menghadapi tantangan setiap harinya seperti jam kerja yang panjang, tuntutan emosional yang tinggi, dan cenderung memprioritaskan kebutuhan pasien dibandingkan kebutuhan diri sendiri. Oleh karena itu, risiko burnout pada dokter semakin meningkat, bahkan menjadi isu global sebelum pandemi COVID-19. Studi menunjukkan bahwa dokter yang mengalami burnout dapat menghadapi masalah serius seperti peningkatan risiko kesalahan medis, penurunan kualitas pelayanan, dan bahkan memberikan ancaman terhadap produktivitas sistem kesehatan. Faktor-faktor seperti beban kerja yang tinggi, tugas administratif, dan jam kerja yang panjang juga menjadi salah satu faktor penyebab burnout pada dokter. Selain itu, penelitian mencatat bahwa work-life integration (WLI) memiliki peran signifikan dalam terjadinya burnout pada dokter. Adanya tantangan dalam mencapai kepuasan dalam work-life integration dapat meningkatkan risiko konflik, yang dapat berdampak negatif pada pekerjaan dan menyebabkan terjadinya burnout. Dengan adanya urgensi ini, penelitian yang menggunakan metode Systematic Review without META Analysis dilakukan untuk menyelidiki pengaruh work-life integration terhadap burnout pada dokter. Hasil di dalam penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam, membantu mengembangkan strategi intervensi dan kebijakan yang lebih baik di dunia kedokteran. Selain itu, penelitian dengan systematic review ini juga menemukan bahwa work-life integration memberikan pengaruh secara signifikan terhadap burnout pada profesi dokter.
Motivation for Instagram Use, Passive Instagram Use and Fear of Missing Out (FoMO) Dewi, Fransisca Iriani R; Sari, Meylisa Permata
Jurnal Komunikasi Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v14i1.18592

Abstract

The increase in the use of social media is an interesting phenomenon, especially for young adults. This phenomenon triggers various studies on the impact and motives of using social media. This research specifically aims to examine more deeply the phenomenon of Instagram use and the fear of loss (FoMO) in young adults. The study was conducted using a quantitative approach with an online survey method on 350 young adults (M = 20.51, SD = 1.96). The online survey consists of research information and consent forms to participate in the study; three research measuring tools (FoMO, Passive Instagram Use, and Instagram Motive); and participant demographic data. Information about this research is disseminated through Instagram Story uploads and by snowball. Statistical analysis was performed using JASP 0.14.1 (JASP Team, 2020) and IBM AMOS 21. The results of the analysis showed a good model fit and that motivation and passive use of Instagram were positively and significantly associated with FoMO with varying strengths. It was discovered that the motivation for using Instagram – dating, making new friends, academic, social connection, entertainment, self-expression, and information – did not play a significant role in FoMO, but the motivation for following and monitoring others and social recognition did. The sort of social media activity a person engages in is less essential than the type of content exposed on Instagram. Another research finding is that the relationship between motivation to use Instagram and FoMO is not mediated by passive use of Instagram.