Septiani, Hera Laxmi Devi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerimaan Warganet Terhadap Berita Dari Influencer vs Media Massa (Analisis Penerimaan Pembaca Terhadap Berita yang Dibuat Influencer vs Media Massa di Media Sosial) Ghani, Hakim Abdul; Nabhani, Irfan; Septiani, Hera Laxmi Devi
Journal Of Entrepreneurship and Strategic Management Vol. 3 No. 01 (2024): Journal Of Entrepeneurship and Strategic Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jesm.v3i01.318

Abstract

Kehadiran media sosial mengubah banyak hal. Salah satunya adalah 'Ruang Berita'. Saat ini terdapat fenomena netizen yang lebih memilih mengonsumsi berita dari akun influencer di media sosial, dibandingkan media massa dalam platform yang sama. Faktanya, media massa mempunyai kredibilitas untuk melakukan hal tersebut. Di tingkat lokal, hal ini setidaknya terlihat dari perbandingan yang sangat jauh, antara jumlah pengikut akun influencer dengan jumlah pengikut media massa di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena tersebut. Untuk membuktikan benar atau tidaknya, kecenderungan netizen lebih memilih mengonsumsi berita dari influencer dibandingkan media massa di media sosial, dan mencari tahu apa saja faktor pendorong yang menyebabkannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada warganet yang diambil berdasarkan klasifikasi tertentu. Hasil survei tersebut kemudian didukung dengan pernyataan beberapa ahli di bidangnya yang relevan dengan topik yang diteliti. Hasilnya, warganet diketahui lebih memilih mengonsumsi berita di akun influencer dibandingkan media massa di media sosial. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicunya. Diantaranya karena influencer dinilai lebih up to date dibandingkan media massa, dalam hal penyebaran berita di media sosial. Hal ini membuat influencer lebih digandrungi oleh netizen, dibandingkan media massa. Namun di sisi lain, fenomena ini juga menyisakan banyak pertanyaan yang perlu dijawab. Sebab, bagaimana influencer bisa menjadi primadona warganet dalam pemberitaan, padahal mereka tidak berkompeten dalam memproduksi dan mendistribusikan berita.
Analisis Penerimaan Layanan Spaylater Menggunakan Model UTAUT 2 dan Dampaknya Terhadap Perilaku Online Impulse Buying : (Survey pada Pembelian Produk Fashion oleh Gen Z di Kabupaten Garut) A'ini, Nurul Qurrota; Susilawati, Wati; Septiani, Hera Laxmi Devi
JPEK: Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan Vol 9 No 2 (2025): JPEK (Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jpek.v9i2.31160

Abstract

This study aims to analyze the acceptance of Spaylater using the UTAUT 2 model and evaluate its impact on online impulse buying (OIB) behavior among Gen Z in Garut Regency. A total of 400 Gen Z respondents who had purchased fashion products on Shopee using Spaylater as the payment method participated in this study. The analysis was conducted using Structural Equation Modeling (SEM) with the assistance of SmartPLS. Gen Z is known as a generation highly engaged with digital technology and strongly attracted to tech-based financial services, including Buy Now Pay Later features such as Shopee PayLater. The results show that social influence (SI) and habit (HB) significantly influence behavioral intention (BI). Beside that, habit (HB) and Behavioral Intention (BI) are significantly influence online impulse buying (OIB). Furthermore, hedonic motivation (HM) not influencing Behavioral Intention (BI), also Social Influence (SI) does not influencing Online Impulse Buying (OIB). These findings suggest that habits and peer pressure strongly affect Gen Z’s use of BNPL services, while fun or pleasure is not a major reason they choose to use them.
Penerimaan Warganet Terhadap Berita Dari Influencer vs Media Massa (Analisis Penerimaan Pembaca Terhadap Berita yang Dibuat Influencer vs Media Massa di Media Sosial) Ghani, Hakim Abdul; Nabhani, Irfan; Septiani, Hera Laxmi Devi
Journal of Entrepreneurship and Strategic Management Vol. 3 No. 01 (2024): Journal Of Entrepeneurship and Strategic Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jesm.v3i01.318

Abstract

Kehadiran media sosial mengubah banyak hal. Salah satunya adalah 'Ruang Berita'. Saat ini terdapat fenomena netizen yang lebih memilih mengonsumsi berita dari akun influencer di media sosial, dibandingkan media massa dalam platform yang sama. Faktanya, media massa mempunyai kredibilitas untuk melakukan hal tersebut. Di tingkat lokal, hal ini setidaknya terlihat dari perbandingan yang sangat jauh, antara jumlah pengikut akun influencer dengan jumlah pengikut media massa di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena tersebut. Untuk membuktikan benar atau tidaknya, kecenderungan netizen lebih memilih mengonsumsi berita dari influencer dibandingkan media massa di media sosial, dan mencari tahu apa saja faktor pendorong yang menyebabkannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada warganet yang diambil berdasarkan klasifikasi tertentu. Hasil survei tersebut kemudian didukung dengan pernyataan beberapa ahli di bidangnya yang relevan dengan topik yang diteliti. Hasilnya, warganet diketahui lebih memilih mengonsumsi berita di akun influencer dibandingkan media massa di media sosial. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicunya. Diantaranya karena influencer dinilai lebih up to date dibandingkan media massa, dalam hal penyebaran berita di media sosial. Hal ini membuat influencer lebih digandrungi oleh netizen, dibandingkan media massa. Namun di sisi lain, fenomena ini juga menyisakan banyak pertanyaan yang perlu dijawab. Sebab, bagaimana influencer bisa menjadi primadona warganet dalam pemberitaan, padahal mereka tidak berkompeten dalam memproduksi dan mendistribusikan berita.