Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah kesehatan yang berdampak terhadap kualitas generasi mendatang dan berpotensi meningkatkan risiko stunting pada anak di masa depan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja putri dalam pencegahan anemia melalui pendekatan holistik yang mencakup aspek biomedik, sosial, dan intervensi gizi di SMPN 2 Singosari, Malang. Kegiatan dilaksanakan melalui skrining kadar hemoglobin, penyuluhan kesehatan reproduksi, edukasi pentingnya konsumsi tablet tambah darah, serta pelatihan penyusunan menu bergizi seimbang berbasis bahan pangan lokal. Pendekatan sosial melibatkan guru, orang tua, serta kader kesehatan sebagai agen perubahan dalam mendukung keberlanjutan program. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta sebesar 82%, peningkatan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dari 40% menjadi 75%, serta peningkatan kadar hemoglobin rata-rata dari 11,2 g/dL menjadi 12,4 g/dL. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan gizi meningkat signifikan. Selain menghasilkan perubahan jangka pendek, program ini berpotensi mendorong perilaku sehat yang berkelanjutan melalui keterlibatan komunitas dan pemantauan rutin oleh sekolah serta kader kesehatan. Keberlanjutan program ini diharapkan dapat berkontribusi pada penurunan risiko stunting di masa mendatang dan menjadi model intervensi terpadu bagi sekolah lain. A Holistic Strategy for Managing Anemia Among Adolescent Girls to Prevent Intergenerational Stunting in Junior High School 2 Singosari, Malang Abstract Anemia in adolescent girls is still a health problem that has an impact on the quality of future generations and has the potential to increase the risk of stunting in children in the future. This community service activity aims to improve the knowledge, attitudes, and behaviors of adolescent girls in the prevention of anemia through a holistic approach that includes biomedical, social, and nutritional intervention aspects at SMPN 2 Singosari, Malang. Activities were carried out through hemoglobin level screening, reproductive health counseling, education on the importance of consuming blood-boosting tablets, and training on preparing balanced nutritious menus based on local food. The social approach involves teachers, parents, and health cadres as agents of change in supporting the sustainability of the program. The results showed an increase in participants' knowledge by 82%, an increase in adherence to blood supplement consumption from 40% to 75%, and an increase in average hemoglobin levels from 11.2 g/dL to 12.4 g/dL. In addition, the active participation of the community in nutrition activities has increased significantly. In addition to generating short-term change, the program has the potential to encourage sustainable healthy behaviors through community engagement and regular monitoring by schools and health cadres. The sustainability of this program is expected to contribute to reducing the risk of stunting in the future and become a model of integrated intervention for other schools.