Anang, Arif Al
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Bridging Faith and Science: Affirm the Existence of Allah through Scientific Exploration Husein, Ahmad; Fajariyah, Lukman; Anang, Arif Al; Anshori, Inamul Hasan
Al-Adyan: Journal of Religious Studies Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/al-adyan.v5i2.10717

Abstract

This study explores the relationship between the Qur'an and science and the effort to integrate them within the framework of Islamic epistemology. Islam views science as a means to understand the signs of Allah’s greatness (ayat kauniyah), as emphasized in various Qur'anic verses. This approach aims to harmonize revelation and reason in understanding natural phenomena and addressing modern challenges. The study employs a qualitative method with a library research approach, drawing on the Qur'an, tafsir (interpretations), scientific works, and modern scientific discoveries as primary data sources. The findings indicate that the Qur'an serves not only as a spiritual guide but also as an inspiration for the development of science grounded in universal values and morality. The concept of the Islamization of science emerges as a crucial step in restoring the spiritual dimension of science and technology, thereby contributing to holistic human welfare. By integrating revelation and science, Islam offers a framework that is not only relevant for understanding the universe but also for building a sustainable and just civilization.Penelitian ini membahas hubungan antara Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan, serta upaya mengintegrasikan keduanya dalam kerangka epistemologi Islam. Islam memandang ilmu pengetahuan sebagai salah satu sarana untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah (ayat kauniyah), sebagaimana ditegaskan dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara wahyu dan akal dalam memahami fenomena alam dan menyelesaikan berbagai tantangan kehidupan modern. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, mengacu pada Al-Qur'an, tafsir, karya ilmiah, dan temuan sains modern sebagai sumber data utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur'an tidak hanya memberikan panduan spiritual, tetapi juga menginspirasi pengembangan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada nilai-nilai universal dan moralitas. Konsep Islamisasi ilmu pengetahuan menjadi langkah penting dalam mengembalikan dimensi spiritual dalam sains dan teknologi, sehingga dapat berkontribusi pada kesejahteraan manusia secara holistik. Dengan mengintegrasikan wahyu dan sains, Islam menawarkan kerangka kerja yang tidak hanya relevan untuk memahami alam semesta, tetapi juga untuk membangun peradaban yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Pendidikan Agama Sebagai Branding di Media Sosial Anang, Arif Al; Husein, Ahmad; Rasyad, Abdul
Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jhm.v6i2.3273

Abstract

Pendidikan agama adalah salah satu kebutuhan spiritual masyarakat. Di era kemajuan teknologi dan sains yang begitu pesat. Pendidikan agama tidak bisa ditinggalkan masyarakat karena dengan agama masyarakat akan menjadi bermoral dalam hidup. Kemajuan suatu bangsa dan Negara dilihat dari sistem pendidikan, kemajuan pendidikan barat sudah sangat jauh meninggalkan pendidikan keagamaan di Indonesia, para modernis membuat suatu pendidikan model baru mendapat sambutan positif. Modernisasi pendidikan Islam menjadi Branding di tengah kalangan masyarakat Indonesia, Branding yang ditawarkan adalah program unggulan seperti tahfizh al-Qur’an yang dipromosikan di media sosial (faceebook).
Living Qur'an: Magic dalam Tradisi Pengobatan Modern Anang, Arif Al; Husein, Ahmad
Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jhm.v7i1.3284

Abstract

Fungsi al-Qur'an adalah dengan kandungannya adalah syifa (obat) bagi manusia. Magic adalah seni yang yang menggunakan bantuan mahkhluk gaib oleh penguasaan pasukan rahasia alam, itu sangat bertolak belakang rasional dengan irrasional dan penting untuk manusia. Magic menjadi alternatif dalam praktek pengobatan Modren dengan menggunakan terapi ruqyah syar'iyah dengan media membacakan ayat-ayat al-Qur'an atau Hadist bagi pasien, magic sudah ada pra-Islam dan masa Nabi Muhammad saw adalah salah metode pengobatan yang ada pada zaman itu, Kekecewan masyarakat Modern kepada kesehatan medis yang tidak selalu bisa memberikan solusi untuk pengobatan kesembuhan pasien, langkah yang mereka tempuh adalah dengan menggunakan magic untuk kesembuhan, magic dalam kehidupan modern adalah bentuk transformasi dari dukun ke ruqyah syari'ah.
Epistemologi Thomas S. Kuhn: Kajian Teori Pergeseran Paradigma dan Revolusi Ilmiah Digarizki, Iftahul; Anang, Arif Al
Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jhm.v7i1.3285

Abstract

Ketika sebuah ilmu tidak perlu dikritik, ketika kemapanan ilmu menjadi hal yang sakral, dan ketika  sebuah paradigma menindih dan menyelimuti semua paradigma lainnya. Kuhn berangkat dari kritik terhadap paradigma yang dianggap absolut seolah paradigma tersebut menjadi primadona diantara paradigma lainnya. Dari problem tersebut lahirlah apa yang disebut Paradigm Shift dan Revolution Scientific. Tulisan ini melihat epistemologi pemikiran Kuhn terkait revolusi saintifiknya dengan metode deskriptif-analitis. Kuhn mengatakan pada fase normal science, paradigma yang sakral tidak dilihat secara kritis. paradigma tersebut diterima begitu saja tanpa kritik. Kemudian pada satu titik muncullah anomali yakni ketika paradigma lama tidak mampu untuk menjawab tantangan zaman yang terus mengalir deras dan masuk pada fase krisis. Pada fase krisis, paradigma lama bertarung dengan paradigma baru dan saling menjatuhkan. Kuhn melihat objektivitas keilmuan dalam perkembangan pengetahuan sebagai sesuatu yang tidak bisa bersifat tunggal (komulatif). Dengan demikian, sebenarnya tidak terdapat ilmu yang benar-benar bertahan terus-menerus dan menjadi absolut/abadi disebabkan sebuah paradigma pasti berada karena tuntutan dari dinamika sosial tertentu.
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dalam Islam Anang, Arif Al
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 3 No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v3i2.2129

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui periodisasi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan dengan teknik analisis deskriptif yang didukung dengan analisis kesejarahan. Pendekatan sejarah lebih mengutamakan orientasi pemahaman atau penafsiran terhadap fakta sejarah. Temuan dari penelitian ini adalah bahwasanya pada perkembangan ilmu pengetahuan di masa modern ini, ilmu pengetahuan menjadi lebih saling terhubung satu sama lain. Hal ini disebut sebagai integasi interkoneksi ilmu pengetahuan dalam Islam, dimana al-Qur’an sebagai pusat integrasinya, dan kemudian Hadits.
Genealogi Aliran-Aliran Politik dalam Islam Anang, Arif Al; Husein, Ahmad
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 4 No 2 (2020): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v4i2.2592

Abstract

Tulisan ini akan mendiskuisikan tentang banyaknya aliran pemikiran yang diwarisi generasi umat Islam. Islam akan menjadi lemah disebabkan banyaknya aliran yang melahirkan perpecahan dan menjadi dampak negatif bagi Islam sendiri. Setelahnya wafatnya Nabi para sahabat merumuskan siapa yang akan mengantikan kekhalifahan (pemimpin) dalam Islam Sehingga memakamkan Nabi tertunda selama dua hari. Terpilihlah khalifah yang pertama Abu Bakar yang kedua Umar bin Khattab, ketiga Usman bin Affan dan yang keempat Ali bin Abi Thalib. Penelitian yang ada di hadapan pembaca ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Kemunculan Aliran-aliran politik dalam Islam disebabkan kebijakan Ali bin Abi Thalib yang menyetujui attahkim (arbitrase) antara pasukan Ali dan Muawiyah, sehingga sebahagian pasukan Ali kecewa karena kebijakan tersebut dan menjadi perpecahan ummat Islam.