Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Membangun Komunikasi Interreligius: Analisis Ucapan Selamat Natal Dalam Perspektif Hermeneutika Hadis Fazlurrahman Khiyaroh, Intiha’ul; Mahmudi, Muhammad Aly; Khuluq, Moh. Sahlul
Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 5 No. 2 (2022): Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Jawa Timur: Prodi. Ilmu Al Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin IAI Tarbiyatut Tholabah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/alfurqon.v5i2.1395

Abstract

Ucapan selamat Natal menjadi momok yang dilematis untuk diselesaikan dalam perspektih hukum islam. Fikih klasik sering berbicara konteks ini dengan pengakuan terhadap agama lain bagi muslim yang mengakuinya. Seiring perkembangan zaman dan realitas sosial yang berkembang hukum ini menjadi dinamis. Pada tulisan ini focus pada dua hal yaitu: pertama:konsep hadis dan penggalian hukum islam menurut Fazlurrahman kedua: Hadis Tasyabuh sebagai pelarangan Ucapan selamat natal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deng pendekatan library reseach . Penelitian menghasilkan dua kesimpulan yaitu konsep hadis persepektif Fazlurrahman dan hukum pelarangan pengucapan selamat natal menggunakan hadis tasyabuh.
Resolusi Konflik terhadap Penyelesaian Problematika Keluarga Perspektif Hukum Keluarga Islam Mahmudi, Muhammad Aly; Jauhari, Ma'sum; Musthofa, Moh. Aqil; Khuluq, Moh. Sahlul
Al-Faruq: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Islam Vol. 2 No. 1 (2023): Al-Faruq : Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Islam
Publisher : Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/al-faruq.v2i1.2570

Abstract

Conflict in a household must occur in the course of the family. In Islam conflict resolution has been accommodated with several discussions. In this study tries to reveal how the form of family conflict resolution in Islam, especially in the realm of nusyūz. This research uses qualitative methods using library research. The results of this study are, First; family conflict in Islamic jurisprudence when there is a neglect of the rights of husband and wife is called nusyūz. Second; the form of nusyūz is not only imposed on the wife but sometimes occurs on the husband who does not perform his obligations. Third; in Islam the breakdown of family relationships is not the last solution, but there are procedures that are used as alternatives so that family relationships do not end up empowering ḥakamain.
Pengaruh Penerimaan Orang Tua Terhadap kemampuan Sosial Emosional Anak Berkebutuhan Khusus shofirah, Nyssa; Khuluq, Moh. Sahlul
ALMURTAJA: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2023): Almurtaja: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/almurtaja.v2i2.2251

Abstract

Artikel ini menyimpulkan bahwa keterampilan sosial anak dengan gangguan emosi dan perilaku yang memiliki variasi. Aspek kerjasama menunjukkan kekurangan dengan perilaku menentang, sementara aspek asersi menunjukkan sikap percaya diri terutama dalam berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus. Aspek tanggung jawab kurang baik dengan perilaku tidak mengikuti peraturan, sedangkan aspek empati menunjukkan respon yang tidak sesuai dengan situasi. Kontrol diri subyek kurang baik, termanifestasi dalam reaksi emosional dalam beberapa situasi tertentu.
Pemberdayaan Karang Taruna Melalui Pelatihan Digital Marketing Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Lidinillah, kavin; Khuluq, Moh. Sahlul
PARTISIPATORY Vol 3 No 1 (2024): PARTICIPATORY: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM IAI TABAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/paritcipatory.v3i1.2529

Abstract

Desa Drajat merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, potensi wisata yang dimiliki oleh desa Drajat mendorong tumbuhnya pelaku ekonomi di bidang perdagangan. Dalam pelaksanaan kegiatan usahanya, para pelaku ekonomi ini belum bisa maksimal memanfaatkan teknologi yang tersedia dan tidak mempunyai bekal untuk menjadi pelaku ekonomi, terutama para pemuda-pemudi. Oleh karena itu, pemuda-pemudi karang taruna mengadakan pelatihan untuk menjadi pelaku ekonomi. Metode yang digunakan adalah workshop pelatihan yang terdiri dari pengetahuan mengenai hal apa saja yang dilakukan untuk menjadi pelaku ekonomi pemula dan pelatihan mengambil gambar supaya banyak diminati oleh konsumen. Dengan demikian, pelatihan mengenai digital marketing ini diharapkan bisa meningkatkan pelaku ekonomi terutama pemuda-pemudi di Desa Drajat dan bisa meningkatkan ekonomi yang ada di Desa Drajat.
Komunikasi Interpersonal dan Massa Dalam Islam: Relevansi Ajaran Al-Qur'an untuk Penyiaran Islam Di Era Modern Lutfiyah, Lujeng; Khuluq, Moh. Sahlul
ALAMTARA Vol 8 No 1 (2024): Alamtara: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/alamtara.v8i1.3007

Abstract

This study discusses the role of mass media in the dissemination of Islamic da’wah in the digital era, emphasizing the importance of applying the communication principles outlined in the Qur’an. In an increasingly connected world, mass media such as television, radio, and social media have become effective channels for spreading the message of Islam to a global audience. However, the main challenge is ensuring that the message conveyed remains aligned with Islamic teachings—communicative, honest, just, and full of wisdom. This research examines how the principles of Islamic communication can be applied in da’wah through digital media to build a positive image of Islam in the global world. Additionally, the study highlights the importance of maintaining ethical communication, including politeness, honesty, and accuracy in every message conveyed through media platforms. The findings indicate that, while digital media offers great opportunities for spreading da’wah, the application of appropriate communication ethics is crucial to ensuring that the da’wah is not only effective but also beneficial and fosters harmonious interfaith relations. The study recommends strengthening ethical communication guidelines for Islamic da’wah broadcasters to optimize the use of media in spreading messages of goodness and tolerance.
Aplikasi Kaidah Al-Umur Bi Maqasidiha Dalam Pernikahan Khuluq, Moh. Sahlul
Tadrisuna : Jurnal Pendidikan Islam dan Kajian Keislaman Vol. 3 No. 2 (2020): September 2020
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tabiyah Raden Santri Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kaidah-kaidah Fiqih merupakan kaidah yang awalnya adalah titk temu dari masalah-masalah fiqih yang tersebar dalam khazanah buku buku tentang hukum Islam. Mengetahui kaidah-kaidah fiqih akan memberikan kemudahan untuk menerapkan fiqih dalam waktu dan tempat yang berbeda untuk kasus, keadaan dan adat kebiasaan yang berlainan. Selain itu juga akan lebih moderat di dalam menyikapi masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, budaya dan lebih mudah dalam memberi solusi terhadap problem-problem yang terus muncul dan berkembang dengan tetap berpegang kepada kemaslahatan, keadilan, kerahmatan dan hikmah yang terkandung di dalam fiqih. Mengingat kaidah Fiqih merupakan salah satu cabang keilmuan dalam Islam yang biasa disebut Ilmu Qawaid Al-Fiqhiyyah atau dalam terminologi lain dikenal Al-Asybah Wa Al-Nazhair. Ilmu ini juga memenuhi prasyarat sebagai ilmu yang independen dan memiliki teori-teori seperti pada khasanah keilmuan pada umumnya serta ruang lingkup yang sangat luas. Dalam ilmu kaidah fikih ada lima kaidah dasar yaitu 1, al Umur bi Maqasidiha. 2. Al Yaqin la yuzal bi al-syak. 3. Al-Masyaqqah tajlib al-Taysir 4. Al-Dhoror Yuzal dan yang ke 5. Al-‘adah muhakkamah. Selain lima kaidah tersebut ada lebih banyak kaidah lagi yang disebutkan dalam kajian ilmu kaidah fikih. Adapun artikel di sini menjelaskan kaidah yang pertama yaitu al-Umur bi Maqasidiha sebagai landasan dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari terlebih pada kehidupan dalam jenjang pernikahan. Karena untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanak apapun, terlebih dalam membangun mahligai rumaha tangga maka tujuan akhir atau maqashid menjadi sangat penting. Pembangunan fisik tidak akan berhasil kecuali kita membangun mental. Membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rohmah harus diawali dengan niat yang benar-benar tulus dan ikhlash untuk mencari keridhoan Allah. Pernikahan bukanlah orientasinya hanya memenuhi kebutuhan biologis semata, karena manusia tidaklah sama dengan makhluq yang lain.