Boenie Cookies adalah produsen kue kering rumahan yang menggunakan sistem penjualan konsinyasi setiap dua minggu. Pemilihan mitra distribusi menjadi kunci pertumbuhan usaha, namun penilaian mitra saat ini dilakukan setiap tiga bulan tanpa kriteria yang jelas, berisiko merugikan usaha jika mitra tidak mampu mengelola produk dengan baik. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) guna membantu Boenie Cookies mengevaluasi warung yang telah bekerja sama setidaknya enam bulan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat SPK menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Sistem ini dirancang untuk mengevaluasi mitra distribusi pada periode Januari hingga Maret 2024 dengan mempertimbangkan kriteria yang telah ditetapkan. Metode AHP digunakan untuk menentukan bobot prioritas kriteria, sedangkan TOPSIS untuk melakukan perangkingan berdasarkan solusi ideal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi AHP dan TOPSIS efektif dalam memilih mitra distribusi. Kriteria pengambilan kue memiliki bobot terbesar dengan nilai Consistency Ratio sebesar 0,07076, menunjukkan konsistensi hasil. Warung Aceh terpilih sebagai mitra terbaik dengan nilai TOPSIS tertinggi sebesar 0,9388. Keefektifan sistem ini diperkuat oleh hasil uji coba sistem menggunakan metode black-box serta uji keefektifan sistem yang dilakukan oleh pengguna, yang menunjukkan bahwa sistem ini berhasil mempermudah proses pengambilan keputusan