Saraswati, Niluh Ayu Sri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sengatan Landak Laut: Sebuah Studi Laporan Kasus (Sea Urchin Sting: A Case Report Study) Saraswati, Niluh Ayu Sri
Wellness And Healthy Magazine Vol 3, No 1 (2021): February
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/well.142312021

Abstract

Along with the increasing public interest in water activities, both for commercial purposes (fisherman) and recreational purposes such as water sport games, snorkeling, and diving, many new medical problems arise, mainly from human aggressive intrusion into the marine environment. Sea urchin sting is one of the medical cases that commonly happen following water activities in a marine area. This case report will discuss a case of sea urchin sting that happened in a marine area (Singaraja, Bali), focusing on the early clinical signs and symptoms, and also the recommended treatment. The sting which causing penetration of the spines into the skin, resulting in lesions and pain to the patient. The pain persists even if no emphasis places on the wound. Although the incidence of sea urchin sting is quite common, the published data regarding the incidence, sting effect, and treatment are still few. In this patient's case, the main treatment recommendations are hot water soaks (to inactivate pro-inflammatory compounds) and spine removals to prevent complications. Giving some symptomatic treatment is also recommended for the patient. ABSTRAK: Seiring dengan peningkatan minat masyarakat terhadap aktivitas air, baik pada bidang komersial (pekerjaan sebagai nelayan) maupun bidang rekreasional seperti permainan water sport, snorkeling dan diving, timbulah beberapa masalah medis baru, yang terutama berasal dari intrusi agresif manusia ke lingkungan laut. Sengatan landak laut merupakan salah satu contoh kasus medis yang cukup sering terjadi saat melakukan aktivitas air di daerah pantai/laut. Laporan kasus ini akan membahas sebuah kasus kejadian sengatan landak laut yang cukup sering terjadi terutama pada daerah pesisir pantai (Singaraja, Bali), yang berfokus pada pembahasan gejala dan tanda, serta penanganan yang direkomendasikan. Sengatan landak laut, dimana biasanya duri-duri landak laut akan menusuk jaringan kulit, akan menghasilkan luka tusuk dengan sisa duri dan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri biasanya akan menetap untuk sementara waktu. Meskipun kejadian sengatan landak laut cukup sering ditemukan, namun data publikasi mengenai kejadian, efek tusukan, dan pengobatannya masih minim. Pada laporan kasus pasien ini, penanganan utama yang direkomendasikan ialah merendam luka dengan air hangat (untuk membuat komponen proinflamasi menjadi tidak aktif) dan membuang/ekstraksi duri yang masih tersisa pada jaringan kulit untuk menghindari komplikasi. Selain itu, pemberian terapi simtomatik pada pasien, juga direkomendasikan.
Vitamin D dan COVID-19: Tinjauan Literatur Saraswati, Niluh Ayu Sri; Amanda, Devinqa Adhimah; Wijaya, Henry
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49, No 2 (2022): Infeksi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.896 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v49i2.1731

Abstract

Pendahuluan: Penyakit coronavirus (COVID-19) merupakan penyakit infeksi yang dideklarasikan WHO sebagai kasus gawat darurat kesehatan di dunia. Vitamin D diketahui memegang peranan dalam regulasi sistem imun baik pada penyakit infeksi maupun penyakit autoimun, sehinggavitamin D dapat bermanfaat pada tata laksana COVID-19. Metode: Tinjauan literatur COVID-19 dan kaitannya dengan vitamin D; sumber data dari Google Cendekia, PubMed, dan WHO. Hasil: Vitamin D berperan mengendalikan sistem sel imun seperti makrofag, limfosit, neutrofil, dansel dendritik. Selain itu, mekanisme kerja innate dan adaptive immune system diperantarai oleh vitamin D, menghasilkan keseimbangan respons imun untuk meningkatkan respons anti-inflamasi. Simpulan: Vitamin D berkaitan dengan infeksi COVID-19 (dapat mengurangi risiko infeksi,mencegah perkembangan infeksi, dapat menurunkan tingkat keparahan, dan meringankan komplikasi badai sitokin; dengan demikian, dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat infeksi COVID-19.
Hipertiroidisme: Sebuah Studi Laporan Kasus Saraswati, Niluh Ayu Sri; Salutondok, Welly
Wellness And Healthy Magazine Vol 4, No 1 (2022): February
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/well.183412022

Abstract

Introduction: Hyperthyroidism, an excessive concentration of thyroid hormones in tissue, is one of the major thyroid diseases in Indonesia. In 2007, the prevalence of hyperthyroidism in Indonesia is higher in women (14.7%) than men (12.8%) and stands at 6.9%, with TSH cut-off level less than 0.55 µIU/mL. Clinical signs and symptoms may vary according to the patient’s age, duration of illness, the magnitude of hormone excess, and presence of comorbid conditions. Methods: We present a case of diagnosis and treatment of hyperthyroidism in our health care unit. Complimentary databases were collected from PubMed and Google Scholar. Results: A 33 years old male patient presented with fatigue, palpitation, weight loss, a month before being admitted to the hospital. We suspected the patient is having a hyperthyroidism condition and used Wayne’s index to evaluate the score. More information such as the preference for cold, an increase of appetite, and hyperhydration was dug. The total score is 20 which signaling hyperthyroidism. The patient undergoes other examinations such as ECG (sinus tachycardia, rate 104 bpm), thyroid function (TSH 0.0039 µIU/mL, FT4 3.26 ng/dL), liver function (OT 31 U/L, PT 49 U/L), and electrolyte (Na 142 mEq/L, K 3.67 mEq/L). The patient has been treated with PTU 100 mg (3 times a day), propranolol 10 mg (2 times a day), and Curcuma 1 tablet (3 times a day). Discussion: Diagnosing hyperthyroidism begins with digging clinical information, counting Wayne’s index, and checking specific laboratory examinations. Treatment may vary according to symptoms and laboratory results.  Abstrak Pendahuluan: Hipertiroidisme, sebuah kondisi peningkatan hormon tiroid pada tubuh, merupakan salah satu masalah tiroid terbesar di Indonesia. Pada tahun 2007, prevalensi hipertiroidisme di Indonesia pada wanita (14.7%) lebih besar dibanding pria (12.8%), dan berada pada angka 6.9%, dengan nilai TSH kurang dari 0.55 µIU/mL. Tanda dan gejala klinis dapat bervariasi sesuai dengan usia pasien, durasi sakit, kadar hormon, dan kondisi komorbid. Metode: Laporan kasus ini akan memaparkan diagnosis dan terapi pada sebuah kasus hipertiroidisme yang ditemukan pada fasilitas layanan kesehatan tempat kami bekerja. Data penunjang didapatkan dari PubMed dan Google Cendekia. Hasil: Pasien merupakan seorang pria berusia 33 tahun dengan keluhan mudah lelah, berdebar, dan penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir. Kami mencurigai pasien dengan hipertiroidisme dan menggunakan indeks Wayne untuk mengevaluasi skor. Keluhan lain yang dialami oleh pasien yakni tidak tahan panas, peningkatan nafsu makan, dan mudah berkeringat. Skor total yang didapatkan ialah 20 yang menandakan pasien mengalami kondisi hipertiroidsme. Dilakukan pemeriksaan penunjang lain pada pasien berupa EKG (sinus takikardia, Nadi 104x/menit), fungsi tiroid (TSH 0.0039 µIU/mL, FT4 3.26 ng/dL), fungsi liver (OT 31 U/L, PT 49 U/L), dan elektrolit (Na 142 mEq/L, K 3.67 mEq/L). Pasien diterapi dengan PTU 3 x 100mg, propranolol 2 x 10mg, dan curcuma 3 x 1 tablet. Simpulan: Mendiagnosis hipertirodisme dimulai dengan penggalian informasi keluhan pasien, penghitungan indeks Wayna, dan pemeriksaan penunjang spesifik lainnya. Terapi dapat berbeda sesuai dengan kondisi dan hasil pemeriksaan laboratoris pasien.