Abstrak Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah yang serius karena menjadi penyebab kematian terbesar terutama di negara berkembang. Di Indonesia, pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian di rumah sakit dengan persentase prevalensi pada tahun 2013 sebesar 4,5%. Provinsi Jawa Tengah memiliki persentase prevalensi yang lebih tinggi dari nilai nasional yaitu 5,0%. Terapi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri adalah antibiotik. Pemilihan antibiotik awal pada pasien yaitu dengan pendekatan secara empiris sebelum didapatkan hasil kultur sensitivitas bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di Rumah Sakit Bhakti Wirataman dengan luaran klinis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif dengan menggunakan rekam medis pasien tahun 2019 ditujukan untuk menganalisis rasionalitas pada penggunaan antibiotik empiris dan untuk mengetahui pengaruh pemilihan antibiotik empiris dengan kesembuhan pasien yang terdiagnosa pneumonia. Hasil penelitian menunjukan rasionalitas penggunaan antibiotik empiris berdasarkan IDSA/ ATS pada pasien pneumonia periode Juni-Desember 2019 menunjukkan ada 95,65% regimen terapi antibiotik yang tidak rasional dan 4,35% regimen terapi antibiotik rasional. Hasil uji analisis statistik menunjukkan hubungan rasionalitas penggunaan terapi antibiotik empiris tidak berkaitan dengan clinical outcome pasien pneumonia di di Rumah Sakit Bhakti Wiratama Semarang. Kata kunci: Antibiotik, Pneumonia, empiris, Drug Related Problem, clinical outcomes. Abstract Pneumonia is a serious lower respiratory tract infection and have been cause of death in developing countries. In Indonesia, pneumonia is one of causes of death in hospitals with a prevalence percentage of 4.5%. Central Java has a prevalence percentage that higher than the nationale average around 5.0%. First line therapy for pneumonia that caused by bacteria is antibiotics. The initial therapy of antibiotics for patients is an empirical approach before bacterial sensitivity culture results. The purpose of this study is to analyze the rationale use of antibiotics in pneumonia patients at Bhakti Wirataman Hospital with clinical outcomes. This research used descriptive analytical research methods with a cross sectional research design and retrospective data collection using patient medical records in 2019 aimed to analyze the rationale use of empirical antibiotics and to determine the effect of choosing empirical antibiotics on the recovery of patients diagnosed with pneumonia. The research results show the rationality of using empiric antibiotics based on IDSA/ATS in pneumonia patients in the period June-December 2019, showing that there were 95.65% irrational antibiotic therapy regimens and 4.35% rational antibiotic therapy regimens. The results of statistical analysis tests show that the rationality of using empirical antibiotic therapy is not related to the clinical outcome of pneumonia patients at the Bhakti Wiratama Hospital, Semarang. Keywords: Antibiotics, Pneumonia, empirical, Drug Related Problems, clinical outcomes. Abstrak Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah yang serius karena menjadi penyebab kematian terbesar terutama di negara berkembang. Di Indonesia, pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian di rumah sakit dengan persentase prevalensi pada tahun 2013 sebesar 4,5%. Provinsi Jawa Tengah memiliki persentase prevalensi yang lebih tinggi dari nilai nasional yaitu 5,0%. Terapi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri adalah antibiotik. Pemilihan antibiotik awal pada pasien yaitu dengan pendekatan secara empiris sebelum didapatkan hasil kultur sensitivitas bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di Rumah Sakit Bhakti Wirataman dengan luaran klinis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif dengan menggunakan rekam medis pasien tahun 2019 ditujukan untuk menganalisis rasionalitas pada penggunaan antibiotik empiris dan untuk mengetahui pengaruh pemilihan antibiotik empiris dengan kesembuhan pasien yang terdiagnosa pneumonia. Hasil penelitian menunjukan rasionalitas penggunaan antibiotik empiris berdasarkan IDSA/ ATS pada pasien pneumonia periode Juni-Desember 2019 menunjukkan ada 95,65% regimen terapi antibiotik yang tidak rasional dan 4,35% regimen terapi antibiotik rasional. Hasil uji analisis statistik menunjukkan hubungan rasionalitas penggunaan terapi antibiotik empiris tidak berkaitan dengan clinical outcome pasien pneumonia di di Rumah Sakit Bhakti Wiratama Semarang. Kata kunci: Antibiotik, Pneumonia, empiris, Drug Related Problem, clinical outcomes. Abstract Pneumonia is a serious lower respiratory tract infection and have been cause of death in developing countries. In Indonesia, pneumonia is one of causes of death in hospitals with a prevalence percentage of 4.5%. Central Java has a prevalence percentage that higher than the nationale average around 5.0%. First line therapy for pneumonia that caused by bacteria is antibiotics. The initial therapy of antibiotics for patients is an empirical approach before bacterial sensitivity culture results. The purpose of this study is to analyze the rationale use of antibiotics in pneumonia patients at Bhakti Wirataman Hospital with clinical outcomes. This research used descriptive analytical research methods with a cross sectional research design and retrospective data collection using patient medical records in 2019 aimed to analyze the rationale use of empirical antibiotics and to determine the effect of choosing empirical antibiotics on the recovery of patients diagnosed with pneumonia. The research results show the rationality of using empiric antibiotics based on IDSA/ATS in pneumonia patients in the period June-December 2019, showing that there were 95.65% irrational antibiotic therapy regimens and 4.35% rational antibiotic therapy regimens. The results of statistical analysis tests show that the rationality of using empirical antibiotic therapy is not related to the clinical outcome of pneumonia patients at the Bhakti Wiratama Hospital, Semarang. Keywords: Antibiotics, Pneumonia, empirical, Drug Related Problems, clinical outcomes