Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Jenis Kelamin, Usia Dan Jumlah Leukosit Pada Pasien Apendisitis Perforasi Dan Apendisitis Non Perforasi Irmayanti Johar Bima; Rachmat Faisal Syamsu; Sigit Dwi Pramono; Reeny Purnamasari; Sri Juliani; Hermiaty Nasruddin; Andi Fatihah Rizki Salsabilah R
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.379 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.56

Abstract

Apendisitis adalah salah satu kasus kegawatdaruratan. Diagnosis ditegakkan dengan mengenal gejala penyakit ini sejak dini untuk menghindari perburukan dari apendisitis akut menjadi apendisitis perforasi. Mengetahui hubungan jenis kelamin, usia dan jumlah leukosit dengan pasien apendisitis non perforasi dan pasien apendisitis perforasi di RS.Ibnu Sina Makassar tahun 2014 – 2018. Penelitian ini dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu pengambilan sampel total sampling dengan total 125 sampel. Analisis data menggunakan uji chi square dengan p value hubungan jenis kelamin dengan apendisitis : 0.01, hubungan usia dengan apendisitis : 0.02 dan hubungan jumlah leukosit dengan apendisitis : 0.00 menggunakan program SPSS. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar pada bulan September-November 2019. Hasil penelitian menunjukkan sampel apendistis perforasi pada laki-laki 39 orang (65%) sedangkan pada perempuan 21 orang (35%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.01 (p kurang dari 0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis Sampel apendisitis perforasi usia 0-11 8 orang (13.3%), pada usia 12-25 18 orang (30%), pada usia 26-45 13 (21.7%) dan pada usia ≥46 21 (35%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.02 (p kurang dari 0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis. Sampel apendisitis perforasi dan leukosit kurang dari 11.000 1 orang (1.3%) dan pada ≥11.000 59 orang (98.7%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.00 (p kurang dari 0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian apendistis perforasi, terdapat hubungan antara usia dengan kejadian apendistis perforasi dan terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan kejadian apendistis perforasi.
Pengaruh Pemberian Susu Kedelai terhadap Peningkatan Produksi Asi pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Sri Juliani; Utary Dwi Listiarini; Mayang Wulan; Evi Keresnawati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 4 (2023): Volume 3 Nomor 4 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.645 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i4.10097

Abstract

ABSTRACT Global Breastfeeding evaluates 194 countries, and only 40% of babies get exclusive Breastfeeding. Soy milk contains acids, polyphenols, steroids, and flavonoids which can stimulate oxytocin and prolactin hormonally to produce breast milk. This study aimed to determine the effect of soy milk on increasing milk production in postpartum mothers in the Work Area of the Johan Pahlawan Health Center.The research design in this study was to use a Quasy Experimental approach design with the form of One Group Pre-test and Post-test. The sampling technique in this study was a purposive sampling technique with criteria, namely postpartum mothers who were willing to be respondents, postpartum mothers who were three until seven days, not sick, did not use breast milk boosters, and the sample size was 15 people, the bivariate test used in this study was the paired t-test. The data obtained are the pre-test minimum value of 25, a maximum of 55, and a standard deviation of 0.9804, while the post-test minimum of 50 has a maximum of 67 and a standard deviation of 0.5632. From the statistical test results, namely the paired t-test with a confidence level of 95%, it is known that the P-value = 0.000 <0.05. This study concludes that giving soy milk increases milk production in postpartum mothers in the Working Area of the Johan Pahlawan Health Center. It is hoped that the results of this study can be a choice for postpartum mothers to expedite Breastfeeding in a non-pharmacological way, namely by using soy milk. Keywords: Soybeans, Breast Milk Production, Postpartum Mothers  ABSTRAK The Global Breastfeeding mengevaluasi 194 negara, hanya 40% bayi yang mendapatkan ASI ekslusif. Susu kedelai mengandung alkoid, polifenol, steroid, flavonoid yang dapat merangsang oksitosin dan prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh susu kedelai terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan desain pendekatan Quasy Eksperiment dengan bentuk One Group Pre-test and Post-test. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu ibu nifas yang bersedia menjadi responden, ibu nifas 3-7 hari, tidak sedang sakit, tidak menggunakan pelancar ASI jumlah sampel sebanyak 15 orang, uji bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji paired t test. Data yang diperoleh yaitu pre-test nilai minimum 25 maksimum 55 dan standard deviasi 0,9804 sedangkan post-test minimum 50 maksimum 67 dan standard deviasi sebesar 0,5632. Dari hasil uji statisik yaitu dengan uji uji paired t test dengan tingkat kepercayaan 95%, diketahui nilai P-value= 0,000 < 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian susu kedelai terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pilihan ibu nifas untuk melancarkan ASI dengan cara non farmakologi yaitu menggunakan susu kedelai. Kata Kunci: Kacang Kedelai, Produksi ASI, Ibu Nifas
EFEKTIVITAS PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I Sri Juliani; Ramini harahap, Novy; Nurrahmaton; Bunga Camelia Putri Tarigan
Maternity and Neonatal : Jurnal Kebidanan Vol. 12 No. 1 (2024): Maternity and Neonatal : Jurnal Kebidanan (Edisi Khusus)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30606/jmn.v12i1A.2795

Abstract

Pregnant women who have emesis gravidarum perform just naturally; for first-trimester pregnancies, this happens six weeks after the first day of the last menstrual period. Giving lemon aromatherapy, an aromatherapy preparation made from lemon, can be used to treat emesis gravidarum in addition to pharmaceutical and non-pharmacological treatments. by administering lemon aromatherapy for seven days straight during emesis gravidarum. of this study aimed to determine the effectiveness of lemon aromatherapy to reduce emesis gravidarum in first trimester pregnant women at Romauli Clinic Medan. The design of this study is Pre-Experimental research using One Group Pretest Posttest approach. The population in this study were pregnant women who experienced emesis gravidarum at Romauli Clinic with 20 pregnant women. The sampling technique used Purposive Sampling with a sample of 12 respondents according to the inclusion and exclusion criteria. Using the Paired T-Test test to determine the effectiveness of lemon aromatherapy on emesis gravidarum mothers. The results showed the average frequency level of emesis gravidarum pre test (6.75), and the post test results were (3.66) with a difference of (3.08). Based on the Paired Sample T Test test, the Sig value was 0.000 <0.05. The conclusion shows that, in Romauli Clinic Medan in 2023, using lemon aromatherapy can lessen first-trimester morning sickness in pregnant women. It is suggested that pregnant women and health professionals, in particular, employ lemon aromatherapy as an alternative and natural therapy for the non-pharmacological treatment of emesis gravidarum.
EFEK REBUSAN AIR KULIT SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS) DALAM PENURUNAN KADAR HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR Nurrahmaton; Sri Juliani; Novy Ramini Harahap; Jihan Salsabilla
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 16 No. 02 (2025): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52299/jks.v15i02.470

Abstract

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sering disebut juga dengan Silent Killer atau pembunuh diam-diam,karena penyakit ini muncul tanpa menunjukan gejala yang jelas. Hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%paling banyak menderita perempuan sejumlah 30,36%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efekrebusan air kulit semangka (citrullus vulgaris) dalam penurunan kadar hipertensi pada wanita usia suburdi Desa Sei Mencirim Dusun III Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian yangdigunakan bersifat Pre-Experimental dengan desain One Group pretest – post test. Hasil analisisunivariat penelitian ini adalah tekanan darah sebelum terdapat perubahan yaitu 3 responden yangmengalami penurunan tekanan darah <20 mmHg, 3 responden yang mengalami penurunan <130 mmHg,4 dan responden yang mengalami penurunan <140 mmHg. Berdasarkan uji T-test diperoleh hasilperhitungan p value = 0,000 <a = 0,05, berarti terdapat efek yang signifikan pemberian rebusan air kulitsemangka dalam penurunan kadar hipertensi pada wanita usia subur. Diharapkan bagi tenaga kesehatansetempat untuk melakukan penyuluhan tentang rebusan air kulit semangka secara menyeluruh danberkelanjutan di Desa Sei Mencirim Dusun III Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.