Prasetyorini, Arjuni
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

OLAH RASA SEBAGAI RANGSANG PENCIPTAAN TARI BAGI KOREOGRAFER Karti, Galih Puspita; Prasetyorini, Arjuni
Joged Vol 24, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v24i1.15207

Abstract

RINGKASANRasa memiliki peran yang kuat dalam kehidupan, bahkan sikap-sikap tubuh manusia terbentuk dipengaruhi oleh rasa. Demikian juga pada dunia tari, rasa sangat penting dihadirkan. Rasa berperan sebagai pendorong ekspresi jiwa yang menjadi hal esensial dalam tari. Selain hadir dalam penyajian, rasa juga hadir dalam proses garap koreografi. Rasa menjadi pemantik ide yang mendorong untuk menemukan konsep dasar tari, yang disebut sebagai rangsang tari. Rangsang diperoleh dalam tiga tahap berikut ini : 1) Olah rasa sebagai proses eksplorasi : Penyatuan rasa dan pikiran diwujudkan dalam gerak tubuh. 2) Refleksi: Proses melihat kembali atau mengingat segala sesuatu yang terjadi pada diri selama olah rasa berlangsung. 3) Inspirasi: Menemukan ide konsep dasar penciptaan tari yang diperoleh dari hasil refleksi olah rasa. Karya tari berdasarkan pengalaman empiris, lahir dari rasa yang dimiliki oleh penciptanya. Karya demikian memiliki nilai yang semakin kuat, sebab sebuah gagasan yang disuguhkan dalam karya memiliki keterikatan rasa yang kuat dengan koreografer.ABSTRACTThe sense of feeling plays a significant role in life, even influencing the formation of human bodily attitudes. Likewise, in the world of dance, feeling is crucial to be present. Feeling drives the emergence of soulful expression, an essential aspect of dance. In addition to being present in performance, feeling emerges in the choreographic creation process. Feeling acts as a trigger for ideas to discover the basic concept of dance, referred to as dance stimulation. In this journal, stimulation is obtained through three stages: 1) Sensory exploration as an exploration process: The unification of feeling and thought ismanifested through bodily movement. 2) Reflection: The process of looking back or recalling everything that occurs within oneself during sensory exploration. 3) Inspiration: Discovering the basic concept of dance creation derived from the reflection of sensory exploration. Dance works based on empirical experience are born from the creator's inner feelings. Such works hold stronger value, as the ideas presented in the piece have a profound emotional connection with the choreographer.
Pelatihan Seni Pertunjukan dan Seni Rupa di Desa Kembaran, Candimulyo, Magelang, Jawa Tengah Prasetyorini, Arjuni; Sukanadi, I Made; Vania, Venawa
Jurnal Pengabdian Seni Vol 5, No 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v5i2.13898

Abstract

Desa Kembaran adalah desa dengan sentra durian yang banyak dikunjungi oleh pengunjung yang menjadi kuliner durian. Namun, Desa Kembaran belum memiliki satu seni pertunjukan yang sesuai untuk disuguhkan kepada para pengunjung. Hal tersebut merupakan satu masalah yang perlu dipecahkan. Demikian juga, belum begitu banyak aktivitas pelatihan dan pementasan yang dilakukan di desa tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada di komunitas seni di Desa Kembaran.  Pembinaan dan pengembangan potensi seni tradisi di masyarakat diharapkan dapat membuka peluang, mengembangkan, dan mewujudkan suatu bentuk seni pertunjukan khas Desa Kembaran yang dapat disuguhkan.  Kelompok seni yang menjadi sasaran pembinaan adalah Komunitas Swara Laras Budaya, Komunitas Seni  Warokan, Komunitas Jathilan Turangga Seta Karumpaka Putri, Komunitas Jathilan Turangga Seta Karumpaka Putra, Komunitas Batik Elok Sejati, dan Komunitas Seni Sablon Pemuda Opptima. Kegiatan ini  berlangsung pada Juli-Agustus 2024 yang mencakup kegiatan pengembangan dan kreasi inovasi dalam pengembangan gerak tari, gending atau lagu, dan kostum tari. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini meliputi demonstrasi, ceramah, dan pelatihan. Hasil dari kegiatan ini mencakup pembuatan komposisi koreografi baru, musik pengiring,dan tata busana, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pertunjukan di Desa Kembaran. Kembaran Village is a distinguished village with its Durian production, inviting many visitors to visit this place. However, Kembaran Village does not have a performing art that is suitable to be presented to visitors as there have not been many training and staging activities carried out in the village. This program aims to develop the existence of both performing and visual art in Kembaran Village.  The development of the potential of traditional arts in the community is expected to open up opportunities and realize a typical form of performing arts in Kembaran Village.  The targeted participants of this program are several art groups in the village, such as Komunitas Swara Laras Budaya, Komunitas Seni Warokan, Komunitas Jathilan Turonggo Seta Karumpaka Putri, Komunitas Jathilan Turangga Seta Karumpaka Putra, Komunitas Elok Sejati Batik, and Komunitas Seni Sablon Opptima. This activity was conducted in July-August 2024 involving coaching activities and innovation in the development of dance movements, gending or accompaniments, and dance costumes. The methods used in the implementation of this activity were demonstrations, lectures, and training. The result of this activity shows that the creation of new choreographic compositions, accompanying music, and fashion design ultimately enhance the quality of performances in Kembaran Village.
Pelatihan Seni Pertunjukan dan Seni Rupa di Desa Kembaran, Candimulyo, Magelang, Jawa Tengah Prasetyorini, Arjuni; Sukanadi, I Made; Vania, Venawa
Jurnal Pengabdian Seni Vol 5, No 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v5i2.13898

Abstract

Desa Kembaran adalah desa dengan sentra durian yang banyak dikunjungi oleh pengunjung yang menjadi kuliner durian. Namun, Desa Kembaran belum memiliki satu seni pertunjukan yang sesuai untuk disuguhkan kepada para pengunjung. Hal tersebut merupakan satu masalah yang perlu dipecahkan. Demikian juga, belum begitu banyak aktivitas pelatihan dan pementasan yang dilakukan di desa tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada di komunitas seni di Desa Kembaran.  Pembinaan dan pengembangan potensi seni tradisi di masyarakat diharapkan dapat membuka peluang, mengembangkan, dan mewujudkan suatu bentuk seni pertunjukan khas Desa Kembaran yang dapat disuguhkan.  Kelompok seni yang menjadi sasaran pembinaan adalah Komunitas Swara Laras Budaya, Komunitas Seni  Warokan, Komunitas Jathilan Turangga Seta Karumpaka Putri, Komunitas Jathilan Turangga Seta Karumpaka Putra, Komunitas Batik Elok Sejati, dan Komunitas Seni Sablon Pemuda Opptima. Kegiatan ini  berlangsung pada Juli-Agustus 2024 yang mencakup kegiatan pengembangan dan kreasi inovasi dalam pengembangan gerak tari, gending atau lagu, dan kostum tari. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini meliputi demonstrasi, ceramah, dan pelatihan. Hasil dari kegiatan ini mencakup pembuatan komposisi koreografi baru, musik pengiring,dan tata busana, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pertunjukan di Desa Kembaran. Kembaran Village is a distinguished village with its Durian production, inviting many visitors to visit this place. However, Kembaran Village does not have a performing art that is suitable to be presented to visitors as there have not been many training and staging activities carried out in the village. This program aims to develop the existence of both performing and visual art in Kembaran Village.  The development of the potential of traditional arts in the community is expected to open up opportunities and realize a typical form of performing arts in Kembaran Village.  The targeted participants of this program are several art groups in the village, such as Komunitas Swara Laras Budaya, Komunitas Seni Warokan, Komunitas Jathilan Turonggo Seta Karumpaka Putri, Komunitas Jathilan Turangga Seta Karumpaka Putra, Komunitas Elok Sejati Batik, and Komunitas Seni Sablon Opptima. This activity was conducted in July-August 2024 involving coaching activities and innovation in the development of dance movements, gending or accompaniments, and dance costumes. The methods used in the implementation of this activity were demonstrations, lectures, and training. The result of this activity shows that the creation of new choreographic compositions, accompanying music, and fashion design ultimately enhance the quality of performances in Kembaran Village.