Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pesan Dakwah Majasi untuk Meningkatkan Internalisasi Nilai Islam Pada Generasi Milenial Mawasti, Wahanani; Surya, Alan
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.265

Abstract

FIGURATIVE DA’WA MESSAGE TO IMPROVE ISLAMIC VALUES INTERNALIZATION OF MILLENIAL GENERATION. The development of da'wah in the 4.0 era gave rise to many millennial preachers who preach via YouTube. Millennial da'wah through YouTube can attract the millennial generation’s interest in studying Islam. This is shown by the number ofuTube video viewers and the positive comments given in the comment column. This article examines how millennial preachers convey messages through the media on YouTube so that they can attract the millennial generation to study Islam. The method used in this study is a literature study through h comparison of lecture videos by 4 millennial preachers. This study shows that millennial preachers have similarities in packaging da'wah messages, namely using a lot of da'wah messages that are figurative in nature, especially figurative language in the form of comparisons. The comparative figure of speech in da'wah messages has a role including: facilitating the millennial generation to understand da'wah material, providing a touch of feeling, not being patronizing so that it is easier for the millennial generation to accept, and facilitating the internalization of values ​​in the millennial generation in da'wah activities via YouTube.
Become A Professional Da’i In The Era Of Digital Revolution 4.0 Surya, Alan; Rizky, Fasha Umh
At-Tahdzib: Jurnal Studi Islam dan Muamalah Vol 9 No 1 (2021): At-Tahdzib
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam At-Tahdzib, Ngoro, Jombang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Pengembangan da’wah di era Revolusi Digital 4.0 tidak lagi menggunakan metode kuliah tetapi berbasis internet (e-da’wah). Da’i perlu merespons dengan meningkatkan kompetensi, sehingga dapat melaksanakan peran dengan benar dan tidak dapat digantikan oleh teknologi. Formulasi kompetensi berkhotbah yang ada masih didasarkan pada asumsi Jenderal Da’wah tanpa memasukkan konteks era digital. Tujuan. Mengembangkan konsep kompetensi Da’i dalam asumsi era digital. Untuk menjadi referensi bagi Da’i atau lembaga Da’wah dalam meningkatkan kualitas Da’i. Metode. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deduktif dan penelitian kepustakaan yang menggunakan konsep kompetensi Da’i yang ada untuk dioperasionalkan di era 4.0. Hasil. Ada kebutuhan untuk penyesuaian dengan kompetensi dasar Da’i dengan karakter era digital dalam aspek spiritualitas, moralitas, penguasaan ilmu agama, ilmu sosial, kompetensi pengambilan data, keterampilan teknis menggunakan perangkat digital atau kemampuan untuk berkolaborasi dengan para ahli teknologi informasi untuk membuat alat e-da’wah.
Makna Tawakal Menghadapi Pandemi dalam Lagu ‘Tanpamu’ Karya Opick : (Kajian Hermeneutik Schleiermacher) Surya, Alan
Bil Hikmah: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 1 No 1 (2023)
Publisher : STID Al Hadid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/hikmah.v1i01.5

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengungkap makna didalam teks lirik lagu berjudul ‘TanpaMu’ karya Opick dengan menggunakan pendekatan Hermeneutik Schleiermacher. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik analisis hermenutik Schleiermacher yang berfokus pada analisis gramatis teks dan psikologis pembuat teks. Hasil yang didapatkan bahwa dalam lirik lagu TanpaMu mengandung makna perlunya bertawakal kepada Allah Swt dalam menghadapi pandemi Covid-19, sebab manusia tidak memiliki daya kuasa sehingga bertawakal akan memberikan kekuatan, kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi pandemic. Hasil ini diperoleh dari tanda gramatis berupa teks tanpaMu, lelah, bersujud, lemah, rapuh, jatuh, cinta, kasih dan rahmat. Serta data psikologis dibuatnya lagu ini saat pandemi Covid-19 tahun 2020-2021.   Abstract: This paper aims to reveal the meaning in the lyrics of the song entitled ‘TanpaMu' by Opick using the Hermeneutic Schleiermacher approach. The method used is descriptive qualitative with Schleiermacher's hermeneutic analysis technique which emphasizes the grammatical and psychological analysis of the creator of the text. The results obtained are that the lyrics of the song Tanpamu contain the meaning of the need to rely on Allah SWT in dealing with the Covid-19 pandemic, because humans are weak, so tawakkal will give strength, patience and calm in life and in facing a pandemic. This result is obtained from grammatical signs in the form of text without You, tired, prostrate, weak, fragile, falling, love, compassion and grace. Also with the psychological data for making this song during the Covid-19 pandemic in 2020-2021. Keywords: Tawakkal, TanpaMu Opick, Hermeneutik Schleiermacher.
Peta Teori Hermeneutik dan Implikasinya dalam Komunikasi Dakwah Surya, Alan; Mahdaniar, Fenny
Bil Hikmah: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 2 No 1 (2024)
Publisher : STID Al Hadid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/bilhikmahjkpi.v2i1.23

Abstract

Kajian hermeneutik yang ada saat ini telah terfragmentasi pada teori hermeneutik berdasarkan ilmuwan-ilmuwan hermeneutik tertentu, dengan paradigma dan corak metodologi yang tersendiri. Penelitian hermeneutik yang ada selama ini pun, banyak mengkaji pada aspek metodologis dan implementasi teori hermeneutik tertentu dalam konteks pemaknaan teks tertentu. Namun, sejauh ini belum ada penelitian hermeneutik yang berfokus pada upaya memetakan teori-teori hermeneutik, terlebih, ketika teori hermeneutik tersebut hendak diimplementasikan dalam memaknai teks-teks komunikasi dakwah. Tujuan penelitian ini hendak memahami peta posisi atas beberapa teori hermeneutik, serta implikasi posisi teori-teori tersebut pada komunikasi dakwah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan akademisi maupun praktisi komunikasi dakwah dalam menentukan teori hermeneutik yang lebih relevan untuk digunakan dalam memaknai teks-teks komunikasi dakwah. Penelitian ini memfokuskan kajian teori hermeneutik mulai paradigma objektif teks hingga dekonstruksi teks. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian kepustakaan deductive-interpretive. Hasil temuan menunjukkan bahwa teori hermeneutik yang relevan digunakan untuk memaknai teks komunikasi dakwah adalah yang merujuk pada komunikator (pembuat teks) sebab komunikatorlah yang paling memahami maksud dari apa yang ingin ia sampaikan  
Peta Teori Semiotika Serta Aplikasi Dalam Penelitian Komunikasi Dakwah Surya, Alan
Bil Hikmah: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 3 No 1 (2025)
Publisher : STID Al Hadid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/bilhikmahjkpi.v3i1.53

Abstract

Pesan dakwah terkadang disampaikan secara implisit melalui simbol tertentu sehingga perlu semiotik sebagai salah satu alat untuk menggali makna simbol. Teori semiotik yang sering digunakan mengacu pada Ferdinand de Saussure, Charles Sanders Peirce dan Roland Barthes. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan peta teori semiotik serta aplikasi dalam penelitian semiotika pada berbagai media komunikasi dakwah. Metode penelitian yang digunakan adalah deductive-interpretive mencoba menelaah pustaka secara lebih kompleks dengan melihat perkembangan intelektual lapangan termasuk kompleksitas prespektif teori dalam penerapanya. Teori semiotika yang dikaji adalah Ferdinand de Saussure, Charles Sanders Peirce dan Roland Barthes. Hasil penelitian ditemukan bahwa tiap teori semiotik memiliki perbedaan terkait masalah objek kajian yang diteliti. Semiotik Ferdinand de Saussure berkaitan dengan bahasa struktural menghasilkan makna denotatif. Semiotik Charles Sanders Peirce berkaitan dengan memaknai tanda alam dan sosial. Semiotik Roland Barthes berkaitan dengan analisis simbol atau tanda budaya serta menghasilkan makna berupa konotasi yang terkait hegemoni maupun konteks budaya yang melingkupi. Selain itu tiap teori semiotik memiliki framework yang berbeda terkait data yang dibutuhkan, serta metode analisis data untuk menghasilkan maknanya.