Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Kesehatan Anak Melalui Penyuluhan Kesehatan dan Penilaian Pertumbuhan Perkembangan Anak di Taman Asuhan Anak Duren Sawit dan Panti Balita Cipayung Jakarta Timur. Golang, Helena; Pustikasari, Atikah; Fitriyanti, Lia
Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jpkmht.v1i1.378

Abstract

Deteksi dini tumbuh kembang anak merupakan kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya keterlambatan tumbuh kembang anak. Masalah yang dirasakan pada anak balita di panti dan taman bermain tersebut adanya hambatan pertumbuhan dan perkembangan  . Data yg ditemukan di Taman Bermain : Pertumbuhan  anak  dari  25  anak  97 %  mengalami  gizi  baik dan  cendrung  ke obesitas, 95 %  perkembangannya  baik  dan  5 %  anak tidak  koperatif  , Pengasuh  mengatakan ada  sedikit  kesulitan  dalam  menangani  pola  asuh  pada  anak, dan  penyakit  yang  sering  terjadi  pada  anak  adalah  Infeksi  Saluran  Pernafasan  Akut  (ISPA)  dan  diare. Dari  hasil  pengumpulan  data   di  Panti  Balita  : Pertumbuhan  anak  dari  56  anak  90  %  mengalami  gizi  baik  10 % mengalami  gizi  kurang, namun  dalam perbaikan karena  perawatan akibat  sakit. Untuk  perkembangan  anak   85  %  perkembangannya  baik  dan 15 %  mengalami kemunduran  dalam hal personal soasial  dan kemandirian, bahasa. Pengasuh  mengatakan karena  jumlah  anak  dan  perbandingan  pengasuh 1 ; 10  , penyakit  yang  sering  terjadi  pada  anak  adalah  diare., infeksi  kulit, dan program  imunisasi. Kegiatan  penilaian  pertumbuhan  dan  perkembangan  anak  dan  penyuluhan  kesehatan   tentang  pola pengasuhan  anak, tatalaksana  ISPA  dan Diare  dilaksanakan  dengan  baik. Secara  keseluruhan kegiatan  penyuluhan  kesehatan  mendapat  respon  100 %  dari  kepala  panti  dan  pengasuhKata kunci : Pertumbuhan Perkembangan, Pra Sekolah, Panti.
Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara Tk I Raden Said Sukanto Golang, Helena; Muhafilah, Ilah; Wulan, Qyan Anting
Jurnal Kesehatan Masyarakat Perkotaan Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Publisher : LPPM Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jkmp.v4i1.2123

Abstract

Gagal ginjal merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius, penderita gagal ginjal kronik harus menjalani terapi hemodialisa seumur hidupnya dan akan berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Kualitas hidup adalah keadaan dimana seseorang bisa melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari secara fisik, psikologis, sosial dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan survei analitik dengan desain cross sectional. Sampel diambil sebanyak 96 responden secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri dari kuesioner A (karakteristik individu: usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan) dengan 4 pertanyaan dan kuesioner B (kualitas hidup) dengan 26 pertanyaan. Teknik pengolahan data terdiri dari editing, coding, entry dan cleaning. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan bahwa usia berhubungan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal (p = 0,014). Jenis kelamin berhubungan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal (p = 0,024). Pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal (p = 0,027). Dan pendidikan tidak ada hubungan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal (p = 0,888). Jadi terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin dan pekerjaan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal, sedangkan tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal.