Hamdy, M. Kholis
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM PENERIMA MANFAAT DI SENTRA MULYA JAYA Hamdy, M. Kholis; Khairiyah, Nunung; Amaliyah, Ghina; Arcadia, Ratu Fazrha Bunga; Amani, Zata; Teliana, Nala; Rufaida, Anna
Share : Social Work Journal Vol 13, No 2 (2023): Share : Social Work Journal
Publisher : University of Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/share.v13i2.47861

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pekerja sosial di Sentra Mulya Jaya Jakarta dalam meningkatkan self esteem yang rendah pada penerima manfaatnya. Self esteem merupakan salah satu faktor utama dalam pola pikir seseorang. Terlebih pada orang-orang yang berada di suatu sentra rehabilitasi. Mereka akan berpikir bahwa dirinya tidak lagi memiliki nilai di dalam suatu masyarakat karena perbuatan yang pernah dilakukannya. Seperti pada wanita rentan sosial ekonomi, anak yang berhadapan dengan hukum, disabilitas, lansia, dan lain sebagainya yang selalu berpikir bahwa dirinya sulit diterima masyarakat sekitarnya, sulit menerima kesalahan dirinya yang menyebabkan kecemasan. Metode penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif dengan analisa datanya menggunakan metode deskriptif dengan informan peksos dan observasi terhadap penerima manfaat di Sentra Mulya Jaya Jakarta.  Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran pekerja sosial dalam meningkatkan self esteem yang rendah pada penerima manfaat di Sentra Mulya Jaya Jakarta yaitu sebagai motivator, broker, fasilitator, dan caregiver. Tahapan-tahapan yang dilakukan pekerja sosial dalam meningkatkan self esteem juga sesuai dengan teori pekerjaan sosial yaitu pada tahap intervensi dengan menggunakan metode case work dan group work. Metode case work yang digunakan seperti bimbingan individu dan metode group work yang digunakan seperti permainan dinamika kelompok. Dalam meningkatkan self esteem yang rendah pada penerima manfaat di Sentra Mulya Jaya Jakarta, pekerja sosial juga tidak sungkan untuk memberikan masukan, saran, dan motivasi ketika penerima manfaat sedang mengikuti kegiatan vokasional. Dengan mengikuti kegiatan tersebut, maka penerima manfaat akan berinteraksi dan berdinamika dengan teman-temannya yang lain. This study aims to determine the role of social workers at Sentra Mulya Jaya Jakarta in increasing low self-esteem on beneficiary usefulness. Self esteem is one of the main factors in one's mindset.  Especially for people who are in a rehabilitation center.  They will think that they no longer have value in a society because of the actions they have done.  For example, women who are socioeconomically vulnerable, children who are in conflict with the law, harassment, the elderly, and so on, who always think that they are difficult to accept in their surroundings, find it difficult to accept their own mistakes that cause anxiety. The research method used is a qualitative approach with data analysis using descriptive methods with social workers informants and observations of the benefits of receivers at Sentra Mulya Jaya Jakarta.  Data collection techniques using interviews, observation, and documentation.  The results of this study indicate that the role of social workers in increasing low self-esteem among beneficiaries at Sentra Mulya Jaya Jakarta is as a motivator, broker, facilitator, and caregiver.  The stages carried out by social workers in increasing self-esteem are also in accordance with social work theory, namely at the intervention stage using case work and group work methods.  The case work method used is like individual guidance and the group work method used is like group dynamics games.  In raising low self-esteem for beneficiaries at Sentra Mulya Jaya Jakarta, social workers also don't hesitate to provide input, suggestions, and motivation when beneficiaries are participating in vocational activities.  By participating in these activities, beneficiaries will interact and have dynamics with their other friends.
UNBOXING A HIDDEN AGENDA OF THE WORLD’S WESTERNISATION; A NARRATIVE LITERATURE REVIEW OF THE HISTORY OF DEVELOPMENT THEORY Hamdy, M. Kholis
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 9 No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v9i2.17897

Abstract

Abstrak. To say “No” to development, by means of westernisation, in the current context may be irrelevant, especially when the definition is not proportionally set in place. Power dynamics and shifting between the North and the South or the West and The East become vivid where world polarisation is a no longer absolute measurement in socio, economic, and politics. There is no clear division on the binary. This article serves a purpose of a historical recollection of how the term development by means of westernisation by modernizing the entire world through ‘development agenda setting’ with long globalized westernisation efforts have a significant impact on the world’s inequality. By reviewing articles narratively on the reference of development theory history, the vision of distributing equal benefits in the current world setting may not fall into similar past development agenda and development mainstreaming. Thus development ought to evolve from western origins to a global faith initiative to shape the world into non-interference, equality, and mutual benefit of sustainable development for each individual. This article concludes that the history of development theory has demonstrated the hidden agenda of the westernisation of the world since the beginning of development project, namely from the transitional period of the late nineteenth century to the beginning twentieth century. The remark of Truman is truly considered as the formal embarkation of the new era of the bold program so-called development project. Abstrak. Menolak pembangunan, dalam pengertiannya westernisasi, pada konteks masa kini tidaklah relevan, khususnya ketika definisi pembangunan tidak didudukkan pada tempatnya secara proporsional. Dinamika kekuasaan dan peralihan antara Utara dan Selatan atau Barat dan Timur semakin jelas dimana polarisasi dunia tidak lagi menjadi ukuran yang absolut dalam ranah sosial, ekonomi dan politik. Tidak ada pembagian yang jelas antara dua bagian tersebut. Artikel ini bertujuan sebagai suatu penghimpunan ulang historis tentang bagaimana istilah pembangunan dalam pengertiannya westernisasi dengan memodernisasi seluruh dunia melalui ‘pengaturan agenda pembangunan’ dengan upaya-upaya westernisasi global yang panjang memberi dampak signifikan terhadap ketimpangan dunia. Dengan meninjau beberapa artikel secara naratif yang menjadi referensi sejarah teori pembangunan, visi untuk mendistribusikan manfaat-manfaat yang sama dalam pengaturan dunia saat ini kiranya tidak terjebak pada agenda pembangunan masa lalu yang serupa dan pengarusutamaan pembangunan. Dengan demikian pembangunan harus berubah perlahan dari asal muasal Barat-nya kepada inisiatif keyakinan global untuk menajamkan dunia menuju pembangunan yang berkelanjutan yang non-intervensi, setara, dan saling bermanfaat bagi setiap individu. Artikel ini menyimpulkan bahwa sejarah teori pembangunan telah memperlihatkan agenda terselubung dari westernisasi dunia sejak awal proyek pembangunan, yaitu dari periode transisi pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kesimpulan Truman sangat dipertimbangkan sebagai embarkasi formal era baru program yang disebut proyek pembangunan.
IMPLEMENTASI PROGRAM RANTANG KANYAAH DI DESA KALAPADUA KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA Hamdy, M. Kholis; Rizkia, Hikma
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 12 No. 2 (2023): Empati Edisi Desember 2023
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v12i2.37035

Abstract

Abstract. Lanjut usia (lansia) merupakan salah satu tantangan penting di masa depan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi, mendeskripsikan, dan melihat sejauh mana implementasi kebijakan program Rantang Kanyaah di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan kesejahteraan lansia sebagai salah satu kebijakan sosial. Selain itu, tulisan ini juga berfungsi sebagai evaluasi kebijakan secara sederhana yang bisa dijadikan bahan tambahan dalam perbaikan kebijakan lansia pada khususnya dan kebijakan sosial pada umumnya. Berdasarkan Susenas 2021, Jawa Barat termasuk ke dalam delapan provinsi dengan struktur penduduk usia tua, yaitu mencapai 10,18% (sekitar 4,9 juta jiwa dari 48.220.094 jiwa) dengan 73% penduduk usia produktif. Sebanyak 140.019 penduduk tua tersebut ada di Kabupaten Majalengka. Program ini telah dilakukan Pemkab Majalengka dan merupakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagai perlindungan sosial bagi lanjut usia yang sudah tidak potensial dan tidak produktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi di lingkungan program, dan studi dokumentasi dari sumber data lembaga terkait dan dokumentasi pribadi. Aspek-aspek implementasi kebijakan Edward III dan teori kebutuhan Maslow digunakan sebagai alat analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program sudah berjalan cukup baik. Namun, terdapat beberapa hal yang dianggap belum berjalan maksimal, seperti komunikasi kurang efektif yang ditunjukkan oleh adanya beberapa ketidaksinkronan informasi antar implementor serta antara implementor dan penerima. Selain itu, tidak ada pengawasan dan evaluasi dari pemerintah desa dan daerah sehingga perbaikan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan dan lapangan tidak bisa dilaksanakan secara maksimal.  Kata Kunci: Implementasi kebijakan, aspek-aspek implementasi kebijakan, lanjut usia lansia Abstract. Elderly is one of the future's significant challenges in social policy in Indonesia. This study aims to investigate and describe the extent to which the Rantang Kanyaah program was implemented in Majalengka Regency, West Java Province to promote the welfare of senior citizens. Furthermore, this writing can serve as an additional basic policy evaluation portrait that can be utilized to improve social policies of the elderly in particular and social policies in general. West Java is included in 8 (eight) provinces with an old age population structure, which reaches 10.18% (roughly 4.9 million people out of 48,220,094 people) with 73% of the productive age population, according to the 2021 National Surveys. Majalengka Regency has a total of 140,019 elderly residents. In a form of food assistance, the District Government of Majalengka carried out this initiative, which is the implementation of social welfare as social protection for the aged considered vulnerable. This study employs a descriptive qualitative methodology, data collected by interviews, program observations, and studies on documentation from associated institutional data sources and personal documentation. The data obtained is analyzed using aspects of Edward III's policy execution and Maslow's. The study's findings suggest that the program could be regarded as a success. However, there are a number of significant issues, such as inefficient communication as evidenced by knowledge asymmetry among implementers and the implementer with the recipients. Furthermore, there is no supervision and assessment mechanism in place from the village and regional governments, preventing efforts to develop science-based and field-based policies from being implemented adequately.  Keywords: policy implementation, policy aspects of implementation, elderly.
Peran Kader Posyandu dalam Menurunkan Angka Stunting Hamdy, M. Kholis; Rustandi, Helmi; Suhartini, Venita; Koto, Rinta Febrina; Agustin, Sekar Sari; Syifa, Carla Amadea; Arhabi, Abuddafi; Baskara, Vanza Aulia; Refiandinova, Fatur; Syauqi, Ahmad
Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI) JISI: Vol. 4, No. 2 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP),UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jisi.v4i2.37128

Abstract

Abstract. Stunting is a health problem that can reduce the quality of human resources. One of the parties who plays an important role in overcoming stunting is posyandu cadres. The role of posyandu cadres as community empowerers is very much needed in improving community welfare through health. This research aims to determine the role of posyandu cadres in reducing stunting rates in Sakambang Wanayasa Village, Purwakarta Regency. This study used descriptive qualitative method. Data collection techniques used were observation, interviews, documentation and the assistance of PRA techniques. The research results show that posyandu cadres have carried out their role in carrying out the mission to reduce stunting rates, but it can be said that this is not optimal. This can be seen from the activities carried out by cadres such as providing education about stunting, measuring and weighing toddlers to detect stunting, conducting home visits, providing additional food and vitamins to pregnant mothers and toddlers. In carrying out their role, posyandu cadres also receive support from both health workers and local village officials. However, in carrying out its role there are obstacles, namely the lack of cadre knowledge and education that must be provided regularly, inadequate posyandu infrastructure, low community participation and knowledge in responding to a problem, and funding for stunting prevention that is not timely. Keywords: Role, Posyandu Cadre, Stunting Prevention. Abstrak. Stunting adalah permasalahan kesehatan yang dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu pihak yang berperan penting untuk mengatasi stunting ini adalah kader posyandu. Peran kader posyandu sebagai pemberdaya masyarakat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kader posyandu dalam menurunkan angka stunting di Desa Sakambang Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi serta bantuan teknik PRA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader posyandu telah menjalankan perannya dalam misi menurunkan angka stunting, namun dapat dikatakan belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh para kader seperti memberikan edukasi tentang stunting, melakukan pengukuran dan penimbangan pada balita untuk mendeteksi stunting, melakukan home visit, memberikan makanan tambahan dan vitamin pada ibu hamil dan balita. Dalam menjalankan perannya, kader posyandu juga mendapat dukungan baik dari tenaga kesehatan maupun aparat desa setempat. Namun, dalam menjalankan perannya terdapat hambatan di mana masih kurangnya pengetahuan kader dan edukasi harus diberikan secara rutin, sarana prasarana posyandu yang belum memadai, rendahnya partisipasi dan pengetahuan masyarakat dalam menyikapi suatu masalah, dan pendanaan pencegahan stunting yang tidak tepat waktu. Kata Kunci: Peran, Kader Posyandu, Pencegahan Stunting.