Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pura Dalem Betawi: Harmonisasi Komunikasi Antarbudaya Dalam Ikatan Menyamabraya Hindu dan Budha Pramesti Dasih, I Gusti Ayu Ratna; Padawati Indraswari, I Gusti Ayu Diah Prameswara
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 7 No 4 (2023)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/jpah.v7i4.2535

Abstract

Pura Dalem Betawi is located in Banjar Jumpayah, Mengwitani Village, Mengwi Subdistrict, Badung Regency, Bali Province, belonging to the concept of siwa-buddha. The uniqueness of Pura Dalem Betawi is the palinggih Gedong Buddha Dewi Kwan Im, and its piodalan coincides with Chinese New Year. The community as the temple caretakers call it Chinese New Year piodalan. Intercultural interaction occurs at Pura Dalem Betawi, because the Chinese New Year piodalan is attended by Chinese people. The purpose of this research emphasizes the context of intercultural communication, namely to bridge the process of community interaction in ethnic, religious and racial differences, so that social conflict does not arise. The research used a qualitative-interpretative approach with the intention of exploring information that describes the existence of the research location, based on community experience and describing it in scientific work. Determination of informants using purposive sampling technique, with the consideration that the informants know and understand the research topic, such as: pemangku, pengempon temple, religious leaders, and temple pengayah from Chinese residents. The data analysis technique uses the Miles and Huberman model, resulting in a picture that intercultural communication has a very important role in the process of social interaction in Pura Dalem Betawi. The intercultural communication approaches applied are: social psychological, intercreative, and cultural dialogic approaches. Humans develop understanding through their mindset, and gain new knowledge through interaction so that they can interpret it to form perceptions. The intercultural communication approach is combined with the concept of menyamabraya that has been inherent in Balinese life. Menyamabraya is ideal, because it views all humans as brothers, so menyamabraya is applied in intercultural interactions at Pura Dalem Betawi when ngayah prepares for the Chinese New Year piodalan. Cultural acculturation in Pura Dalem Betawi runs harmoniously and in line with religious moderation, because it has the same goal in maintaining harmony.
PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN HINDU MELALUI MANAJEMEN KOMUNIKASIKOMUNITAS SARATI YAJNA PATNI Prabadewi, Ida Ayu Made Ratih; Kariana, I Nengah Putra; Widaswara, Rieka Yulita; Pramesti Dasih, I Gusti Ayu Ratna
Waisya : Jurnal Ekonomi Hindu Vol 4 No 2 (2025)
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53977/jw.v4i2.3158

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana manajemen komunikasi yang diterapkan oleh komunitas Sarati Yajna Patni di Kota Mataram mampu mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan Hindu. Pendekatan teoritis yang digunakan adalah strategi manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi manajemen komunikassi POAC dijalankan secara terstruktur dan kontekstual dalam komunitas ini. Perencanaan dilakukan secara partisipatif dengan mengacu pada kebutuhan dan potensi lokal berbasis budaya keagamaan Hindu. Pengorganisasian dilakukan melalui pembagian kerja yang inklusif berdasarkan keterampilan perempuan, sedangkan tahap pelaksanaan menekankan pada edukasi spiritual dan teknis yang terintegrasi. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pendekatan reflektif dan spiritual yang memperkuat rasa tanggung jawab kolektif. Komunikasi yang digunakan tidak hanya bersifat interpersonal kelompok, tetapi juga simbolik dan spiritual, menginternalisasi nilai-nilai dharma, karma yoga, dan sevanam ke dalam praktik ekonomi. Pemberdayaan yang dicapai mencakup peningkatan kapasitas personal, kemandirian finansial, dan partisipasi aktif perempuan dalam ranah sosial-keagamaan. Setiap tahap POAC saling terhubung dan memperkuat satu sama lain, menjadikan manajemen komunikasi sebagai pendorong utama transformasi sosial dan ekonomi. Komunitas Sarati Yajna Patni menjadi model nyata bahwa manajemen komunikasi berbasis POAC, bila dipadukan dengan nilai-nilai budaya dan spiritual lokal, mampu menciptakan gerakan pemberdayaan ekonomi perempuan yang berkelanjutan, bermakna, dan transformatif