Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PROMOSI PARIWISATA BUDAYA NTB MELALUI BERITA PAWANG HUJAN MOTOGP MANDALIKA DI MEDIA SOSIAL Kariana, I Nengah Putra; Widaswara, Rieka Yulita; Pancawati, Ni Luh Putu Anom
Paryaṭaka Jurnal Pariwisata Budaya dan Keagamaan Vol 1 No 1 (2022): Agustus 2022
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Gde Puda Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.092 KB) | DOI: 10.53977/pyt.v1i1.636

Abstract

The MotoGP international event has just finished being held at the Mandalika International Circuit, Central Lombok, West Nusa Tenggara. One of the interesting things that was widely reported by media journalists, both national and international media, was the action of rain handler Rara Istiani Wulandri who managed to calm the rain during the MotoGP final race, which was previously hit by heavy rain. The news about the rain handler made NTB viral in the world, especially with regard to local wisdom or tradition, namely the rain handler. This paper aims to find out how the reporting of the Mandalika MotoGP rain handler on social media is a promotion for NTB tourism, especially cultural tourism. The official MotoGP Twitter account is one of the social media that posts news about ritual actions carried out by rain handlers and gets thousands of feedback comments from both Indonesian and foreign followers, this has become a promotion for NTB tourism, especially cultural tourism. The existence of a rain handler as a tradition of local wisdom in an international event that is dominated by modern nuances certainly makes its own value in terms of tourism promotion, especially cultural tourism in NTB, so that people, in this case both domestic and foreign tourists, know that NTB has one of its own. a cultural tradition that can be a tourist attraction.
MEMPERKUAT MODERASI BERAGAMA MELALUI KOMUNIKASI SOSIAL DALAM RITUAL MULANG PAKELEM DI GUNUNG RINJANI NUSA TENGGARA BARAT Suardana, I Ketut Putu; Suarjaya, I Nyoman Alit; Kariana, I Nengah Putra
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 14 No 2 (2023): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v14i2.538

Abstract

Penelitian ini mengkaji komunikasi sosial serta terjalinnya moderasi beragama dalam ritual mulang pekelem. Penelitian ini dilakukan berhubungan ritual mulang pakelem yang dilaksanakan di Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menjawab rumusan masalah tentang “Bagaimana proses terjalinnya moderasi beragama dalam ritual Mulang Pakelem di Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat?” Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis, mendeskripsikan serta menambah wawasan keilmuan tentang komunikasi sosial serta moderasi beragama yang terjalin dalam ritual Mulang Pakelem yang dilaksanakan di Gunung Rinjani. Kajian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, hasil penelitian yang terkumpul berupa tulisan, kata-kata serta gambar. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan ritual mulang pakelem yang dilaksanakan di Gunung Rinjani memunculkan proses komunikasi sosial yang bermuara pada sikap moderasi beragama. Dalam proses ritual tersebut banyak termuat jenis komunikasi, hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, interaksi sosial antar umat beragama serta hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam. Berdasarkan hasil kajian ini akan ditemukan proses terjalinnya moderasi beragama melalui komunikasi sosial dalam ritual mulang pakelem.
PECANANGAN PEMAYUN SEBAGAI KOMUNIKASI SIMBOLIK DALAM UPACARA PAWIWAHAN UMAT HINDU DI DESA SURANADI Kariana, I Nengah Putra
Samvada : Jurnal Riset Komunikasi, Media, dan Public Relation Vol 4 No 1 (2025): Samvada Mei 2025
Publisher : IAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53977/jsv.v4i1.2501

Abstract

The Hindu wedding ceremony or pawiwahan is inseparable from the role of the spokesperson, known as pemayun and pecanangan. This research aims to explain the communication process and the symbolic meaning of the pemayun tools in the pawiwahan ritual. The research was conducted in Suranadi village, with the subject of the study being the pemayun figures, and the object of the study being the pecangan or canang bebaos, which function as a symbol of communication between the groom's and bride's parties. The research method is a qualitative descriptive method, where the research findings will be narrated in words. The research results show that the communication process is carried out through face-to-face interpersonal communication, involving both primary and secondary communication processes, with the use of symbols of pecanangan pemayun in the wedding ceremony as a medium of communication. The symbols and meanings of the tools used are as follows: betel leaves or base symbolize friendship, areca nuts reflect harmony in married life, lime symbolizes "transition" to a new stage in life, gambir signifies the union of two individuals into one in marriage, and tobacco represents friendship and harmony between the extended families of both brides and grooms. These five symbols are communication symbols used by the payun in the Hindu wedding ceremony.
Komunikasi Ritual dan Nilai Filsafat Dalam Upacara Mapag Rare di Dusun Pemunut Kabupaten Lombok Barat Kariana, I Nengah Putra
Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, dan Masyarakat Vol 8 No 1 (2025): SOPHIA DHARMA
Publisher : Program Studi Filsafat Agama Hindu IAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53977/sd.v8i1.2490

Abstract

This study examines the Mapag Rare ceremony conducted by the community of Pemunut Hamlet, West Lombok, as a form of ritual communication rich in symbolic meaning and local philosophical values. Using a descriptive qualitative approach, this research explores the communicative and philosophical dimensions embedded in each stage of the ritual, emphasizing how the community interprets the birth of a child as a spiritual event that connects humans with nature, ancestors, and the Divine. The findings reveal that communication during the ceremony occurs both verbally and non-verbally, through prayers, sacred water symbols, ketupat (rice cakes), yellow rice, and other ritual elements. Philosophical values such as purity, cosmic harmony, social solidarity, and submission to Divine will are strongly reflected in the practice. However, modernization poses challenges to the preservation of the ceremony’s philosophical meanings among younger generations. Therefore, a deep understanding of ritual communication and the values it embodies is essential to sustain the continuity of local cultural identity.
Peran Pemayun dalam Strategi Komunikasi Budaya pada Perkawinan Adat Bali di Kabupaten Lombok Barat Kariana, I Nengah Putra; Dasih, I Gusti Ayu Ratna Pramesti
Sadharananikarana: Jurnal Ilmiah Komunikasi Hindu Vol 7 No 01 (2025)
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53977/sadharananikarana.v7i01.2531

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Peran Pemayun dalam Strategi Komunikasi Budaya pada Perkawinan Adat Bali di Kabupaten Lombok Barat yang diterapkan oleh pemayun dalam konteks upacara perkawinan adat Bali di Kabupaten Lombok Barat. Pemayun merupakan tokoh adat yang memiliki posisi sentral dalam prosesi pernikahan sebagai juru bicara dan penengah antara dua keluarga besar. Perannya tidak sekadar menyampaikan pesan adat, melainkan juga mengelola dinamika komunikasi agar tetap sesuai dengan nilai-nilai budaya Bali yang menjunjung tinggi keharmonisan, kesopanan, dan rasa saling menghormati. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi terhadap prosesi upacara serta tokoh-tokoh adat yang terlibat secara langsung. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemayun menerapkan strategi komunikasi interpersonal yang didasarkan pada nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal, seperti empati, tata krama, dan pengendalian diri. Strategi tersebut meliputi pengelolaan pesan-pesan sensitif secara hati-hati, komunikasi dua arah yang terbuka, pendekatan persuasif yang personal, serta kemampuan memediasi konflik dengan cara yang halus dan penuh wibawa. Selain itu, pemayun juga menunjukkan keterampilan manajerial dalam mengatur waktu, suasana, dan dinamika sosial selama prosesi berlangsung. Di tengah arus modernisasi dan pergeseran nilai dalam masyarakat, peran pemayun tetap relevan karena mampu menyesuaikan diri tanpa mengabaikan substansi adat. Dengan demikian, strategi komunikasi yang digunakan tidak hanya menjamin kelancaran prosesi, tetapi juga menjadi sarana pelestarian budaya, penguatan identitas kolektif, serta penjaga keberlangsungan nilai-nilai adat Bali di Lombok Barat.
PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN HINDU MELALUI MANAJEMEN KOMUNIKASIKOMUNITAS SARATI YAJNA PATNI Prabadewi, Ida Ayu Made Ratih; Kariana, I Nengah Putra; Widaswara, Rieka Yulita; Pramesti Dasih, I Gusti Ayu Ratna
Waisya : Jurnal Ekonomi Hindu Vol 4 No 2 (2025)
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53977/jw.v4i2.3158

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana manajemen komunikasi yang diterapkan oleh komunitas Sarati Yajna Patni di Kota Mataram mampu mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan Hindu. Pendekatan teoritis yang digunakan adalah strategi manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi manajemen komunikassi POAC dijalankan secara terstruktur dan kontekstual dalam komunitas ini. Perencanaan dilakukan secara partisipatif dengan mengacu pada kebutuhan dan potensi lokal berbasis budaya keagamaan Hindu. Pengorganisasian dilakukan melalui pembagian kerja yang inklusif berdasarkan keterampilan perempuan, sedangkan tahap pelaksanaan menekankan pada edukasi spiritual dan teknis yang terintegrasi. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pendekatan reflektif dan spiritual yang memperkuat rasa tanggung jawab kolektif. Komunikasi yang digunakan tidak hanya bersifat interpersonal kelompok, tetapi juga simbolik dan spiritual, menginternalisasi nilai-nilai dharma, karma yoga, dan sevanam ke dalam praktik ekonomi. Pemberdayaan yang dicapai mencakup peningkatan kapasitas personal, kemandirian finansial, dan partisipasi aktif perempuan dalam ranah sosial-keagamaan. Setiap tahap POAC saling terhubung dan memperkuat satu sama lain, menjadikan manajemen komunikasi sebagai pendorong utama transformasi sosial dan ekonomi. Komunitas Sarati Yajna Patni menjadi model nyata bahwa manajemen komunikasi berbasis POAC, bila dipadukan dengan nilai-nilai budaya dan spiritual lokal, mampu menciptakan gerakan pemberdayaan ekonomi perempuan yang berkelanjutan, bermakna, dan transformatif
Analisis Framing Berita Nasional Kompas.com dan Lokal Lombokpost.jawapos.com dalam Pemberitaan Kasus Juliana WNA Brasil di Rinjani Desak Putu Adistya Andini; Rieka Yulita Widaswara; Kariana, I Nengah Putra
MUKASI: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 4 No. 4 (2025): November 2025
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/mukasi.v4i4.5276

Abstract

The death of Juliana Marins, a Brazilian national who fell while hiking Mount Rinjani, received widespread attention from both national and local media, each presenting the event with different framing approaches. This study aims to analyze the news framing of Kompas.com (national media) and Lombokpost.jawapos.com (local media) using a qualitative descriptive method and Robert N. Entman’s framing theory, which includes four elements: defining problems, diagnosing causes, making moral judgments, and suggesting remedies. Eight articles published between June 21 and July 1, 2025, were analyzed to examine differences in perspective. The results show that Kompas.com framed the event from a structural and formal viewpoint, emphasizing institutional roles and critiques of safety procedures. In contrast, Lombokpost.jawapos.com highlighted emotional aspects and human interest stories, focusing on the local guide’s account and volunteer efforts. These differences reflect each media’s editorial orientation and geographical proximity. The study affirms that media framing is influenced by social context, institutional positioning, and narrative strategies toward audiences.