Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Spasial Arus Retas sebagai Upaya Pengurangan Risiko Bencana di Desa Parangtritis Yogyakarta Mutaqin, Bachtiar W.; Alwi, Mulyadi; Adalya, Natasya Michelle
Media Komunikasi Geografi Vol 22, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i2.40014

Abstract

Pantai di Desa Parangtritis, Yogyakarta termasuk dalam prioritas pengembangan pariwisata daerah berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 1 tahun 2019 dengan jumlah wisatawan yang mencapai 2,8 juta orang pada tahun 2019. Di sisi lain, data dari BPBD Kabupaten Bantul dan SAR Satlinmas Wilayah III Parangtritis tahun 2009-2015 menunjukkan tingginya jumlah korban arus retas. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya identifikasi dan penyampaian informasi kepada wisatawan terkait dengan keberadaan arus retas di pantai-pantai yang ada di Desa Parangtritis. Identifikasi keberadaan arus retas dilakukan pada dua waktu yang berbeda, yaitu pada musim timur dan musim barat, dengan melakukan interpretasi visual melalui citra satelit dan memperhatikan keberadaan gisik tanduk maupun zona pecah gelombang yang terpotong. Hal tersebut dikarenakan morfologi pantai dapat berubah sebagai respon dari musim yang berdampak pada aktivitas gelombang, arus, dan pasang surut yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis morfologi, morfometri, dan morfoaransemen untuk menemukenali keberadaan, tipe, sirkulasi, dan bahaya arus retas di Pantai Parangtritis. Kemunculan 11 lokasi arus retas pada saat bulan Agustus/musim timur lebih tersebar secara merata di sepanjang pantai di Desa Parangtritis dibandingkan dengan 12 lokasi saat bulan April/musim barat. Arus retas di Desa Parangtritis sangat dinamis sehingga perlu adanya upaya diseminasi informasi bahaya arus retas pada wisatawan dan pelaku wisata sebagai salah satu tindakan mitigasi dan pengurangan risiko bencana di Desa Parangtritis.
Shoreline Dynamics in the Very Small Islands of Karimunjawa – Indonesia: A Preliminary Study Alwi, Mulyadi; Mutaqin, Bachtiar W.; Marfai, Muh Aris
Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/geoplanning.10.1.73-82

Abstract

Indonesia is considered one of the biggest archipelagic countries in the world. According to some literature, Indonesia has more than 17,000 islands, most of which are classified as small islands. Some of these islands have become important areas for tourism, for instance, small islands in Karimunjawa. However, some of these islands experienced shoreline changes caused by erosion and accretion. Hence, this research aims to map the spatial distribution of shoreline change using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) add-in on ArcGIS. The primary dataset utilized as input consists of Sentinel 2A imagery captured over 2017 and 2022. The results showed that around 89 segments, or 51.47% of the total shoreline segments, tend to experience accretion, while the remaining 79 segments, or 45.93%, experience erosion. This finding suggests that most shoreline segments tend to accrete or seaward movement in the research area. The results of this study exhibit notable disparities when compared to the occurrences observed in Pandeglang (Banten), Kuwaru (Yogyakarta), Buleleng (Bali), and East Java Province, where coastal erosion prevails over accretion. The managers of the islands try to reduce the threat of erosion by constructing dykes and breakwaters. However, these buildings are ineffective due to the relatively simple structures and building materials. Therefore, further studies are needed to determine the type and specification of mitigation buildings that are suitable for implementation in that location.
Penentuan Lokasi dan Jalur Evakuasi Tsunami Berdasarkan Historis Tsunami Gunung Api Anak Krakatau di Pesisir Desa Carita, Banten Mutaqin, Bachtiar W.; Hastiwi, Antika Heni; Pertiwi, Dian; Mardiatno, Djati
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 14, No 2 (2023)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34126/jlbg.v14i2.358

Abstract

Wilayah pesisir Desa Carita di Provinsi Banten merupakan lokasi pariwisata yang rawan akan bencana tsunami, baik yang disebabkan oleh aktivitas lempeng tektonik maupun erupsi gunung api. Pada Desember tahun 2018, wilayah pesisir Desa Carita dihantam tsunami yang dipicu oleh longsoran sebagian tubuh Gunung Api Anak Krakatau sehingga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan material yang cukup signifikan. Berdasarkan historis tsunami di Selat Sunda, dilakukan kajian terhadap lokasi dan jalur evakuasi tsunami dengan memanfaatkan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi mengacu pada skenario inundasi dengan ketinggian tsunami 5 m dan diidentifikasi menggunakan Google Map. Terdapat tiga bangunan yang dianggap layak untuk dijadikan sebagai lokasi evakuasi yaitu Masjid Jami Al-Barokah, Puskesmas Carita, dan Kantor Kecamatan Carita. Waktu tempuh yang dibutuhkan masyarakat berjalan kaki dari pinggir pantai hingga lokasi evakuasi tsunami berkisar antara 9 hingga 16 menit.Kata kunci: Banten, Carita, evakuasi, inundasi, SIG, tsunami
Statistical Analysis of Short-Term Shoreline Change Behavior Along The Southern Cilacap Coasts of Indonesia Mutaqin, Bachtiar W.; Munandar, Ariko V.; Jatmiko, Jatmiko; Harini, Rika; Purnama, Ig.L. Setyawan
Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/geoplanning.11.2.165-176

Abstract

There is a threat of extreme waves and a moderate risk level of coastal erosion in Bunton Village. Based on the preliminary assessment, there is huge erosion of the shoreline and visible changes in the shoreline temporally. However, there is no statistical data on short-term shoreline change behavior in this area. Hence, this research aims to analyze statistically the short-term shoreline change behavior to understand the conditions and phenomena that occur on the coast of Bunton Village. Landsat images spanning the years 2002 to 2022, with recording intervals of 5 years each, were used to identify the shoreline data, which was later analyzed using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Statistical analyses of short-term shoreline change behavior were obtained using the End Point Rate (EPR) and Net Shoreline Movement (NSM) approaches. Over a 20-year period, the Bunton coastal area experiences dynamic changes that are primarily due to erosion, with an average distance change of -255.5 meters and an average speed of -14.6 meters per year (very high erosion). The existence of the electric steam power plant (ESPP) in Adipala, which built a breakwater in 2012, has been proven to increase the erosion process. Shoreline change in this area can affect various landuses and tourism activities as well as trigger environmental problems in the Bunton coastal area.
Karakteristik dan Kemampuan Vegetasi Pantai dalam Menghadapi Bahaya Erosi di Kepesisiran Adipala – Cilacap Mutaqin, Bachtiar W.; Tarumasely, Timothy F.; Maulana, Alvin; Suparyanto, Roro C.; Harini, Rika; Purnama, Ig.L. Setyawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 23, No 1 (2025): January 2025
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.23.1.266-274

Abstract

Salah satu lingkungan kepesisiran di Indonesia yang menghadapi ancaman erosi pantai adalah Adipala di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Fenomena erosi pantai di Adipala sudah merusak infrastruktur dan mengganggu keberlangsungan hidup masyarakat. Dampak erosi pantai dapat diminimalisir dengan memanfaatkan ekosistem pantai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan vegetasi pantai dalam menghadapi bahaya erosi di kepesisiran Adipala. Pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan terhadap ekosistem mangrove dan cemara udang menggunakan teknik transek dan plot dilakukan untuk mengidentifikasi jenis dan kondisi atau kualitas vegetasi, termasuk komposisi jenis, kerapatan, keragaman, dan struktur, serta deskripsi kondisi vegetasi. Analisis kualitatif juga dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dan tekstur tanah habitat ekosistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi pantai di Adipala belum dapat dimitigasi dengan efektif menggunakan ekosistem pantai. Di pantai Cemara Sewu, karakteristik tanahnya berupa pasiran dan sulit untuk menahan keberadaan air serta unsur hara pada tanah. Vegetasi yang dominan di pantai adalah cemara udang yang lebih berfungsi sebagai penahan angin. Ekosistem mangrove dominan di sekitar muara Sungai Adiraja juga terancam rusak karena timbunan sampah laut. Upaya mitigasi erosi pantai berbasis ekosistem pantai, dalam hal ini mangrove dan cemara udang, kurang disarankan untuk mengatasi dan menahan laju erosi di lingkungan kepesisiran Adipala. Data dan hasil analisis diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan para pengambil kebijakan dalam merumuskan strategi dan rekomendasi upaya mitigasi erosi pantai yang tepat dan sesuai dengan kondisi di lingkungan kepesisiran Adipala.
Status Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah Laut pada Ekosistem Pantai di Purworejo Mutaqin, Bachtiar W.; Yuniasari, Fianika; Septian, Bambang; Kusumawati, Meir Diana; Nuzula, Affie Maghfira; Monica, Inneke; Purnama, Ig. L. Setyawan; Harini, Rika
Jurnal Kelautan Tropis Vol 28, No 1 (2025): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v28i1.24974

Abstract

Marine debris that is found in the coastal ecosystem on the coast of Purworejo can cause pollution and environmental degradation and will result in changes, both spatially and socio-economically. Until now, there has been no research that discusses the environmental status of the coastal ecosystem on the coast of Purworejo in relation to marine debris. Therefore, the goal of this study is to assess the level of environmental pollution in Purworejo's coastal ecosystem as a result of marine debris, particularly along the coast of Purwodadi. An interdisciplinary approach using the integrated method of field surveys and laboratory analysis will be used to achieve the research objectives. Marine debris sampling was carried out using belt transects on all visible debris. After sorting marine debris by type, the Clean Coast Index (CCI) and the Hazardous Item Index (HII) were calculated. At least 9 types of marine debris were found at the study location, namely plastic, plastic foam, glass and ceramics, cloth, foam, rubber, paper, metal, and other materials. At Jatikontal Beach, the CCI and HII values were greater in the backshore zone, reaching 144 (CCI - very dirty) and Class IV (lots of hazardous marine debris found). Meanwhile, at the Demang Gedi Mangrove Education Park, the largest CCI and HII values, namely 18.33 (dirty) and 1.60 (Class III—large amounts of hazardous marine debris found), were found in the plot with the seedling zone. The CCI and HII values can be used to assess the status of environmental pollution in the coastal ecosystem on the coast of Purwodadi, Purworejo Regency, as well as a basis for develop coastal area management policies.  Sampah laut yang terdapat pada ekosistem pantai di kepesisiran Purworejo dapat mengakibatkan pencemaran, penurunan kualitas lingkungan, dan akan mengakibatkan perubahan, baik secara spasial dan sosial-ekonomi. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang membahas terkait status lingkungan pada ekosistem pantai di kepesisiran Purworejo kaitannya dengan sampah laut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status pencemaran lingkungan pada ekosistem pantai yang disebabkan oleh sampah laut di Purworejo, khususnya di kepesisiran Purwodadi. Pendekatan interdisipliner dengan menggunakan metode integrasi survei lapangan dan analisis laboratorium akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Pengambilan sampel sampah laut dilakukan menggunakan transek sabuk terhadap semua sampah yang visible atau terlihat. Setelah memilah sampah laut berdasarkan jenisnya, kemudian dilakukan penghitungan indeks kebersihan pantai (Clean Coast Index/CCI) dan indeks barang berbahaya (Hazardous Item Index/HII). Di lokasi kajian ditemukan setidaknya 9 jenis sampah, yaitu plastik, busa plastik, kaca dan keramik, kain, busa, karet, kertas, logam, dan bahan lainnya. Di Pantai Jatikontal, nilai CCI dan HII semakin besar pada zona belakang pantai (backshore), yaitu mencapai 144 (CCI - sangat kotor) dan Kelas IV (ditemukan banyak sampah yang berbahaya). Sedangkan pada Taman Edukasi Mangrove Demang Gedi, nilai CCI dan HII terbesar, yaitu 18,33 (kotor) dan 1,60 (Kelas III - sejumlah besar sampah berbahaya ditemukan), terdapat pada plot dengan zona anakan. Nilai CCI dan HII tersebut dapat digunakan untuk menilai status pencemaran lingkungan pada ekosistem pantai di kepesisiran Purwodadi, Kabupaten Purworejo, sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan pengelolaan wilayah kepesisiran. 
Pendekatan Integrated Coastal Management Plan (ICMP) Sebagai Strategi Pengendalian Erosi Pantai di Pesisir Payum Kabupaten Merauke Tadubun, Maria Riswanti; Santosa, Langgeng Wahyu; Mutaqin, Bachtiar W.
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jsal.2025.012.01.6

Abstract

ABSTRAK Wilayah pesisir Payum secara ekologi berperan penting dalam mendukung kehidupan masyarakat yang menetap di wilayah tersebut. Namun dinamika yang terjadi di wilayah kepesisiran Buti dapat menjadi faktor pendorong timbulnya permasalahan salah satunya adalah erosi pantai. Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi pengendalian erosi pantai di wilayah pesisir Payum Kabupaten Merauke. Penelitian ini menggunakan data primer dan didukung dengan data sekunder. Pengumpulan data secara sampling ditentukan berdasarkan tiga  zona yaitu zona Payum 1 (P1), Payum 2 (P2) dan Payum 3 (P3) dengan menggunakan metode purposive sampling. Parameter yang digunakan adalah kecepatan angin, pasang surut, jenis dan tinggi gelombang. Strategi pengendalian kerusakan lingkungan akibat erosi pantai dianalisis melalui pendekatan matrix dalam siklus ICMP (Integrated Coastal Management Plan) berdasarkan aspek permasalahan dari faktor-faktor penyebab erosi pantai. Hasil penelitian menunjukkan wilayah pesisir Payum dengan tiga zona memiliki material penyusun berupa lumpur dan pasir dengan penggunaan lahan yaitu pemukiman, pariwisata, budidaya dan mata pencaharian masyarakat. Berdasarkan hasil analisis tingkat erosi pantai pada zona P1, P2, dan P3 sama yaitu tergolong dalam kategori tingkat erosi sedang dengan masing-masing nilai total skor sebesar 13. Strategi pengendalian erosi pantai yang disusun berdasarkan isu prioritas aspek dari masing-masing zona yaitu peningkatan pengetahuan dan wawasan mengenai musim penanaman mangrove, pengembangan nilai tradisional masyarakat adat, pemberian alternatif lapangan kerja, sosialisasi dan konsultasi publik antara pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat adat. Kata kunci: erosi pantai, Integrated Coastal Management Plan (ICMP), Payum, strategi pengendalian erosi, wilayah pesisir  ABSTRACT  The coastal area of Buti ecologically plays an important role in supporting the lives of the communities residing in the region. However, the dynamics occurring in the coastal area of Buti can be a driving factor for the emergence of problems, one of which is coastal erosion. This research aims to formulate a strategy for controlling coastal erosion in the Payum coastal area of Merauke Regency. This research uses primary data and is supported by secondary data. Data collection through sampling was determined based on three zones namely Payum 1 (P1), Payum 2 (P2) and Payum 3 (P3) using the purposive sampling method. The parameters used are wind speed, tide, wave type, and wave height. The strategy for controlling environmental damage due to coastal erosion is analyzed through a matrix approach in the ICMP (Integrated Coastal Management Plan) cycle based on the problem aspects of the factors causing coastal erosion. The research results show that the coastal area of Payum, divided into three zones, consists of materials such as mud and sand, with land use for settlement, tourism, cultivation, and the livelihoods of the community. Based on the analysis of the factors causing coastal erosion, it was found that the level of coastal erosion in zones P1, P2, and P3 is the same, categorized as moderate erosion with a total score of 13 each. The coastal erosion control strategy was formulated based on priority issues from each zone, namely the enhancement of knowledge and awareness regarding the mangrove planting season, the development of traditional values of indigenous communities, the provision of alternative job opportunities, and public outreach and consultation between local governments, relevant agencies, and indigenous communities. Keywords:  coastal area, coastal erosion, erosion control strategy, Integrated Coastal Management Plan (ICMP), Payum