Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN SIMRS DI RSUD AMBARAWA Imron Rosyidi; Suharnomo; Bambang Edi Warsito
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 22 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai dengan UU RS No. 44 tahun 2009 disebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib memiliki atau mengelola Sistem informasi rumah sakit, SIMRS , RSUD Ambarawa sudah memiliki SIMRS tetapi dalam pelaksanannya belum optimal, dana yang dikeluarkan untuk pembuatan SIMRS sekitar 500 Juta, sebuah kerugian besar jika sistem yang dibiayai mahal tersebut tidak dimaksimalkan, keuntungan memaksimalkan SIMRS dapat dimanfaatkan semua lini dirumah sakit, penelitian ini bertujuan mengetahui faktor – faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap belum optimalnya perilaku perawat dalam menggunakan SIMRS Desain penelitian yang digunakan explanatory research, proses pengambilan sampel menggunakan total sampling pada perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD Ambarawa, Faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku perawat dalam menggunakan SIMRS adalah faktor pengetahuan, pemahaman responden terhadap SIMRS tidak berkaitan dengan pelatihan yang didapatkan tetapi dikaitkan dengan seberapa sering mereka menggunakan SIMRS dalam kegiatan pendokumentasian segala aktivitas terkait dengan pasien. Selain pelatihan dibutuhkan supervisi dan pengarahan dari atasan langsung atau kepala ruang agar penggunaan SIMRS dapat optimal sesuai dengan instruksi yang tertuang dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit bahwa setiap rumah sakit seharusnya melakukan proses pendokumentasian segala kegiatan dan aktivitas menggunakan SIMRS.
Pengaruh Supportif Edukatif terhadap Kecemasan pada Pasien Pre Operasi: Literatur Review Sutarwi .; Bambang Edi Warsito
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 12 No 1 April 2019
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Edukasi Suportif merupakan salah satu intervensi keperawatan dalam mendukung pasien untuk meningkatkan pengetahuan pre operasi. Pengalaman di lapangan masih banyak pasien yang belum tahu tentang persiapan-persiapan sebelum di lakukan pre operasi. Salah satu fokus asuhan keperawatan pada perioperatif adalah fase pre operasi, pada fase ini perawat melakukan penyuluhan atau memberikan informasi, hal ini di definisikan sebagai tindakan supportif dan edukasi yang dilakukan perawat untuk membantu pasien operasi dalam meningkatkan kesehatannya sendiri sebelum dan sesudah dilakukan operasi. Manfaat Supportif Edukatif pada pasien pre operasi adalah pasien dapat memahami alasan pentingnya berbagai latihan untuk memulihkan kondisi pada pasca operasi dan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, cara melakukan latihan dengan benar, mengurangi komplikasi pada setiap pemulihan, serta akan mempersingkat waktu rawat inap di rumah sakit. Operasi merupakan tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,operasi yang di tunggu pelaksanaannya akan .menyebabkan kecemasan pada pasien. Kecemasan yang terjadi di hubungkan dengan rasa nyeri,kemungkinan cacat, menjadi bergantung dengan orang lain dan mungkin mati. Operasi adalah penyembuhan penyakit dengan jalan memotong,mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anestesi baik general maupun regional, di rawat inap. Anestesi general yaitu anestesi yang bertujuan untuk menghilangkan sensasi di seluruh tubuh dan kesadaran, jenis operasi yang dilaksanakan lebih serius daripada operasi kecil, operasi ini beresiko pada ancaman jiwa.
Peran Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Kekambuhan Pasien Skizofrenia :Literatur Review Feri Agus Triyani; Bambang Edi Warsito
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 12 No 1 April 2019
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa yang ditandai oleh adanya penyimpangan yang sangat dasar dan adanya perbedaan dari pikiran, disertai dengan adanya ekspresi emosi yang tidak wajar. Salah satu pengaruh terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia yaitu adanya faktor keluarga dengan emosi yang tinggi. Namun peran dukungan keluarga dengan sikap menerima merupakan faktor pendukung dalam proses penyembuhan pasien skizofrenia terutama dalam mencegah kekambuhan. Tujuan : Memberikan gambaran dalam mencegah kekambuhan pada pasien skizofrenia dengan peran dukungan keluarga. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studiliterature review. Sumber pustaka yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah dengan melakukan telaah jurnal dan buku referensi. Kata kunci dalam pencarian yaitu Peran dukungan keluarga, kekambuhan, pasien skizofrenia Dukungan emosional dapat memberikan perasaan nyaman, pemberian perhatian yang mana pada pasien skizofren hal tersebut sangat dibutuhkan agar tidak merasa diasingkan, Dukungan informasional keluarga merupakan bentuk dukungan pemberian informasi yang dapat menekan stresor pada pasien skizofrenia, Dukungan Instrumental merupakan salah satu dukungan dalam pemenuhan kebutuhan seperti makan, minum istirahat pada penderit dan dukungan penilaian dalam mengenali dan mengatasi kondisi yang sedang dialami oleh pasien skizofren dalam pencegahan kekambuhan. Peran keluarga dengan dukungan secara emosional, informasional, instrumental dan penilaian dapat dilakukan dalam pencegahan kekambuhan pada pasien skizofrenia.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KUALITAS DOKUMENTASI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN Retyaningsih Ida Yanti; Bambang Edi Warsito
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.153 KB)

Abstract

Dokumentasi dalam keperawatan memegang peranan penting terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatuunit kesehatan. Pendokumentasian yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 106 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 (53,8%) responden berusia kurang dari 32 tahun, 88 (83,0%) responden berjenis kelamin wanita, 73 (68,9%) responden tingkat pendidikannya DIII Keperawatan, 54 (50,9%) responden masa kerja kurang dari 7 tahun, 74 (69,8%) responden tidak pernah mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan, 56 (52,8%) responden motivasi pendokumentasian asuhan keperawatan tidak baik, 90 (84,9%) responden persepsi terhadap supervisi kepala ruang tentang pendokumentasian asuhan keperawatan baik, dan 58 (54,7%) kualitas dokumentasi kurang baik. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara umur P value=0,478 (P >0,05), jenis kelamin P value = 0,659,tingkat pendidikan P value = 0,902, masa kerja P value = 0,546, dan pelatihan P value = 0,521 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Ada hubungan antara motivasi P value = 0,036 dan supervisi kepala ruang P value = 0,041 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah motivasi perawat yang tidak baik cenderung kualitas dokumentasi juga tidak baik (P value 0,036). Supervisi mempunyai hubungan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan (P value = 0,041).
Analysis of Leadership’s Factors in Nursing Care Quality Effort at Hemodialysis Unit of B Class Hospital Yulius Widiyarta; Sudiro Sudiro; Bambang Edi Warsito
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.892 KB) | DOI: 10.14710/jmki.1.1.2013.%p

Abstract

Layanan unit Hemodialisa sebagai layanan unggulan masih bermasalah pada komitmen dankomunikasi kepemimpinan keperawatan. Penelitian ini betujuan untuk menjelaskan faktorkepemimpinan : komunikasi dan komitmen dalam upaya pelayanan keperawatan yangbermutu di Unit Hemodialisa di RS Tipe B. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif denganmetode wawancara mendalam dan observasi. Subjek penelitian terdiri dari 11 orang yaitu 3orang informan utama (1 perawat kepala ruang dan 2 perawat) dan 8 orang informantriangulasi (1 dokter penanggung jawab unit hemodialisa, 4 perawat dan 3 pasien). Observasidilakukan dengan menggunakan check list atau daftar tilik. Hasil penelitian menunjukkanfaktor komunikasi yang terdiri dari fungsi instruksi, konsultasi, partisipasi, delegasi danpengendalian sudah dilakukan oleh pimpinan. Fungsi instruksi dilaksanakan denganmemberikan arahan tetapi strategi tidak disampaikan. Fungsi konsultasi sudah dilaksanakantetapi masukan tidak direspon oleh kepala ruang. Fungsi delegasi sudah dijalankan dari kepalaruangkepada kepala tim. Fungsi partisipasi sudah dilaksanakan. Fungsi pengendaliandilaksanakan dengan pengawasan langsung tetapi belum ada mekanisme monitoring danevaluasi . Untuk faktor komitmen, yang sudah dilakukan adalah komitmen untuk menjaditeladan dan pemberian motivasi sedangkan komitmen untuk melakukan monitoring danmenjalankan SOP belum dilaksanakan. Pelayanan keperawatan sudah dirasakan cukup baikoleh pasien dan kolaborasi antar petugas medis sudah berjalan dengan baik tetapi belum adapenjaminan mutu pelayanan keperawatan. Sarana dan prasarana sesuai persyaratan dariDepkes dan Pernefri belum dipenuhi. Simpulan, faktor komunikasi kepemimpinan belumsemuanya dilaksanakan oleh pimpinan keperawatan. Komitmen untuk menjadi teladan danmemberikan motivasi sudah dilaksanakan. Komitmen untuk melaksanakan SOP sertamelakukan monitoring dan evaluasi belum dilaksanakan. Saran, kepemimpinan keperawatanagar meningkatkan fungsi komunikasi, pelaksanaan SOP serta melakukan monitoring danevaluasi sebagai bentuk upaya penjaminan mutu pelayanan keperawatan.Haemodialysis unit service as an eminent service had been still a problematic in nursingleadership commitment and communication. This study objective was to explain the factors ofleadership : communication and commitment to quality nursing care effort in HaemodialysisUnit at the Type B Hospital. The research was conducted in-depth qualitative interviews andobservation. Research subjects consisted of 11 people : 3 key informants (1 head room nurseand 2 nurses) and 8 triangulation informants (1 physician responsible hemodialysis unit, 4nurses and 3 patients). Observations carried out by using a check list.The results shows thatthe communication factors consists of instruction, consultation, participation, delegation andcontrolling functions have been done by the head room nurse. The instruction function hasbeen implemented by providing direction but the strategy has not been delivered yet.Consulting function has been already implemented but the suggestion has not been respondedby the head room nurse. Delegation function has been functioning from the head room nurseto the team head nurse. Participation function has been implemented. Controlling functionhas been carried out under the direct supervision but there have been no monitoring andevaluation mechanisms. Commitment factor has been a model and a motivation, while thecommitment to monitor and to do using SOP has not been implemented. The nursing care hasbeen perceived quite well by patients and collaboration among medical officers has beengood but there has no assurance of quality nursing care. Facilities and infrastructuresaccording to the requirements of the Department of Health and Pernefri have not beenfulfilled. Conclusion, leadership communication factors have not all done by nursingleadership. Commitment to be a model and and a motivation have been implemented.Commitment to implement the SOP and conduct monitoring and evaluation have not beenconducted. Suggestions, nursing leadership should improve the functioning of nursingleadership communication, implementation of SOPs and conduct monitoring and evaluationas an effort to guarantee quality of nursing care
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP : LITERATUR REVIEW Hadi Suweko; Bambang Edi Warsito
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.532

Abstract

Perilaku caring perawat merupakan salah satu aspek penting dalam memenuhi kepuasan pasien, hal ini menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan disebuah rumah sakit. Tujuan  Untuk mengetahui hubungan  perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap di rumah sakit. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literature review. Sumber pustaka yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah dengan melakukan telaah jurnal dan buku referensi dengan kata kunci  perilaku caring perawat, dan kepuasan pasien. Hasil Perilaku caring perawat berhubungan dengan tingkat  kepuasan pasien di ruang rawat inap rumah sakit. Perubahan leadership dalam profesi keperawatan terus dikembangkan, diharapkan dapat diaplikasikan secara nyata, semakin berkembang, semakin diakui dan dapat  menunjukkan kinerja yang profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kesimpulan ada hubungan yang signifikan perilaku caring Perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap rumah sakit. Perilaku caring sangat penting bagi setiap orang, juga sangat dibutuhkan bagi perawat selaku pemberi asuhan keperawatan di rumah sakit.
Pengaruh Manajemen Kasus HIV/AIDS Terhadap Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS Maria Karolina Selano; Untung Sujianto; Bambang Edi Warsito
Jurnal Keperawatan Notokusumo Vol. 4 No. 1 (2016): Jurnal Keperawatan Notokusumo
Publisher : LPPM STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.626 KB)

Abstract

Background : The implementation of HIV/AIDS?s case management with ineffective quality of service will impact on the the life quality of HIV/AIDS?s patients. The life quality is an important component in evaluating the welfare and the life of ODHA. Objective : This study aims to determine the impact of HIV/AIDS?s case management on the quality of life of HIV/AIDS?s patients. Method : This study used a quasy research method experiment with the pretest-posttest control group design. The population is the HIV/AIDS patients that are undergo a treatment in the Hospital in Sorong City. The researchsamples are 66 respondents, the statistic test that are used are paired t-test, Independent t-test and simple linear regression. Result : The result from 33 respondents of intervention group and 33 control group showed that there are significant difference in the quality of life of HIV/AIDS?s patients before and after receiving training in the intervention group (p value 0.001) with the average increase value of 14.06, while the control group is 1.96. Conclusion : It is concluded that there are a significant impact of HIV/AIDS case toward the life quality of the HIV/AIDS patients. Where every increasing value of case management are capable to increase the life quality of patients as much as 0,259.