Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kandungan Gizi dan Organoleptik Biskuit dengan Subtitusi Tepung Sukun dan Stevia Muhlishoh, Arwin; Aryanti Setyaningsih; Zuhria Ismawanti
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 13 No 2 (2021): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v13i2.231

Abstract

Breadfruit flour is a local food ingredient that can be used as a substitute for flour with a low glycemic index content, as well as high levels of starch, amylose and resistant starch. While stevia is a source of natural sweeteners with a sweetness level of 200-300 times sweeter than cane sugar. Both ingredients are safe for patients with diabetes mellitus. This study was conducted to evaluate the nutritional and organoleptic content of biscuits substituted with breadfruit and stevia flour. Nutritional content was carried out by proximate test. Meanwhile, the organeleptic test was carried out by the hedonic test. The study was conducted using a completely randomized design with four proportion factors adding 15-50% breadfruit flour, while 8 grams of stevia was added. There was a significant difference in the average organoleptic test for each treatment of breadfruit flour and stevia biscuit formulations (p<0.05). From the results of the different test using Tukey HSD, it is known that the respondents "rather like" the taste, aroma, texture and appearance of the F1 biscuit formulation which is statistically the same as the F0 biscuit formulation (control) (p> 0.05). There was no significant difference in the average chemical quality test (moisture, ash, protein, fat, carbohydrate, and crude fiber content) in each treatment group of breadfruit flour and stevia biscuit formulations (p>0.05). Biscuit F1 is the product of choice in the manufacture of biscuits substituted with breadfruit flour and stevia with nutritional and organoleptic content close to the control. ABSTRAK Tepung sukun merupakan bahan pangan lokal yang dapat digunakan sebagai pengganti terigu dengan kandungan indeks glikemik rendah, serta kadar pati, amilosa dan pati resisten yang tinggi. Sedangkan stevia adalah sumber bahan pemanis alami dengan tingkat kemanisan 200-300 kali lebih manis dari pada gula tebu. Kedua bahan tersebut aman untuk pasien diabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kandungan gizi dan organoleptik pada biskuit yang disubtitusi tepung sukun dan stevia. Kandungan gizi dilakukan dengan uji proksimat. Sedangkan uji organeleptik dilakukan dengan uji hedonik. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat faktor proposi penambahan tepung sukunsebanyak 15 – 50%, sedangkan stevia ditambahkan sebesar 8 gram. Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata uji organoleptik pada tiap perlakuan formulasi biskuit tepung sukun dan stevia (p<0,05). Dari hasil uji beda menggunakan Tukey HSD, diketahui bahwa responden “agak suka” terhadap rasa, aroma, tekstur dan kenampakan formulasi biskuit F1 yang secara statistik sama dengan formulasi biskuit F0 (kontrol) (p>0,05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata uji mutu kimia (kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, dan serat kasar) pada tiap kelompok perlakuan formulasi biskuit tepung sukun dan stevia (p>0,05). Biskuit F1 merupakan produk terpilih pada pembuatan biskuit subtitusi tepung sukun dan stevia dengan kandungan gizi dan organoleptik mendekati kontrol.
PEMBATASAN KONSUMSI GULA, GARAM DAN LEMAK MELALUI CAKRAM EDUKASI GIZI SEIMBANG PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 Zuhria Ismawanti; Wahyuningsih Safitri; Dina Puspita Andarbeni
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu( ABDI KE UNGU) Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu ( ABDI KE UNGU)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, ditandai dengan tingginya keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut atau relatif dan atau adanya gangguan fungsi insulin. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan adanya penyuluhan tentang pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak melalui cakram edukasi gizi seimbang pada penderita DMT2. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak pada penderita DMT2. Metode yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan penggunaan cakram edukasi gizi seimbang untuk mudah memahami pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak. Serta evaluasi menggunakan pretest dan posttes. Dua puluh lima subjek mengikuti kegiatan ini. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak per hari bagi penderita DMT2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan kesadaran peserta kegiatan dalam melakukan pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak untuk mencegah terjadinya komplikasi DMT2.
The Effect of Providing Nutrition Education Dietary Approaches To Stop Hypertension (DASH) with Android-Based Media on the Knowledge and Attitudes of Hypertension Sufferers Ambarwati, Ria; Kurnia Desy Ambar Wati; Muflihah Isnawati; Zuhria Ismawanti
Journal of Health Education Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : A diet for hypertension does not only require low salt. DASH diet nutrition education using Android-based media as an effort to increase understanding of the importance of consuming vegetables, fruit, nuts, fish, foods low in saturated fat in controlling hypertension. Research is to determine the effect of nutrition education using Android-based media on knowledge and attitudes in hypertension sufferers. Methods : Types of research true express with a plan pretest-posttest control group design. Selection of research subjects with simple random sampling. The number of research subjects was 18 in the intervention group and 18 in the control group. Nutrition education in the intervention group was provided with Android-based media which was carried out for 4 weeks with a duration of 20 minutes for each research subject. The control group was not given information regarding the DASH diet. The data collected includes data on knowledge and attitudes regarding the DASH diet. The statistical analysis used is independent t test. Results :The average knowledge score was from 64.17 ± 9.27 to 77.17 ± 6.48 in the intervention group and 58.89 ± 6.76 to 66.72 ± 8.09 in the control group. The average attitude score was from 49.17 ± 5.45 to 49.00 ± 5.53 in the intervention group and 49.00 ± 5.53 to 52.67 ± 4.02. There was a difference in the average score of knowledge (p = 0.009), attitude (p = 0.001), difference in knowledge (p = 0.035) and attitude (p = 0.001) between the intervention group and the control group. Conclusion : Nutrition education using Android-based media can increase knowledge and attitudes about the DASH diet in hypertension sufferers.