Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Substitusi Tepung Bit Merah Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Daya Terima Pada Cookies Tepung Tempe Permatasari, Oktavina; Nastitie Cinintya Nurzihan; Arwin Muhlishoh
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 13 No 2 (2021): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v13i2.121

Abstract

This research is an experimental study that aims to make a cookies formulation of tempeh flour substituted with red bit flour. The experimental design used was a completely randomized design with subtitution of red bit flour to tempeh flour cookies with different concentrations. The process of making cookies includes mixing flour, mixing margarine, egg, refined sugar then process to mixer, molding, and baking using the oven. The organoleptic test (preference) involved 30 semi-trained panelists. Tempe flour cookies with substitution of red bit flour with 4 formulations, formulation 1 with 0% concentration (control), formulation 2 with 12% substitution of red bit flour, formulation 3 with 15% red bit flour substitution, and formulation 4 with 18% red bit flour substitution. %. The results of the organoleptic assessment scores by panelists were analyzed using Excel 2010 and SPSS with descriptive tests. Based on the results of the analysis, it was found that cookies formulation 2 was the most preferred by panelists in terms of taste, color, smell, and texture. Based on the test of antioxidant activity of cookies formulation 2 30690 µg/mL, its means that it still potential as an antioxidant substance weak as classified. ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk membuat formulasi cookies tepung tempe yang disubstitusi dengan tepung bit merah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan perlakuan penambahan tepung bit merah pada cookies tepung tempe dengan konsentrasi yang berbeda. Proses pembuatan cookies meliputi pencampuran tepung, pengocokan margarin, telur, gula halus dengan mixer, pencetakan, dan pemanggangan menggunakan oven. Uji organoleptik (kesukaan) melibatkan 30 panelis semi terlatih. Cookies tepung tempe dengan substitusi tepung bit merah dengan 4 formulasi yaitu formulasi 1 konsentrasi 0% (kontrol), formulasi 2 dengan 12% substitusi tepung bit merah, formulasi 3 dengan substitusi tepung bit merah 15%, dan formulasi 4 dengan susbtitusi tepung bit merah 18%. Hasil skor penilaian organoleptik oleh panelis dianalisis menggunakan Excel 2010 dan SPSS dengan uji deskriptif. Berdasarkan hasil analisis didapatkan cookies formulasi 2 adalah yang paling disukai oleh panelis dari segi rasa, warna, aroma, dan tekstur. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan cookies formulasi 2 yaitu 30690 µg/mL yang artinya masih berpotensi sebagai zat antioksidan namun tergolong sangat lemah.
Kandungan Gizi dan Organoleptik Biskuit dengan Subtitusi Tepung Sukun dan Stevia Muhlishoh, Arwin; Aryanti Setyaningsih; Zuhria Ismawanti
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 13 No 2 (2021): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v13i2.231

Abstract

Breadfruit flour is a local food ingredient that can be used as a substitute for flour with a low glycemic index content, as well as high levels of starch, amylose and resistant starch. While stevia is a source of natural sweeteners with a sweetness level of 200-300 times sweeter than cane sugar. Both ingredients are safe for patients with diabetes mellitus. This study was conducted to evaluate the nutritional and organoleptic content of biscuits substituted with breadfruit and stevia flour. Nutritional content was carried out by proximate test. Meanwhile, the organeleptic test was carried out by the hedonic test. The study was conducted using a completely randomized design with four proportion factors adding 15-50% breadfruit flour, while 8 grams of stevia was added. There was a significant difference in the average organoleptic test for each treatment of breadfruit flour and stevia biscuit formulations (p<0.05). From the results of the different test using Tukey HSD, it is known that the respondents "rather like" the taste, aroma, texture and appearance of the F1 biscuit formulation which is statistically the same as the F0 biscuit formulation (control) (p> 0.05). There was no significant difference in the average chemical quality test (moisture, ash, protein, fat, carbohydrate, and crude fiber content) in each treatment group of breadfruit flour and stevia biscuit formulations (p>0.05). Biscuit F1 is the product of choice in the manufacture of biscuits substituted with breadfruit flour and stevia with nutritional and organoleptic content close to the control. ABSTRAK Tepung sukun merupakan bahan pangan lokal yang dapat digunakan sebagai pengganti terigu dengan kandungan indeks glikemik rendah, serta kadar pati, amilosa dan pati resisten yang tinggi. Sedangkan stevia adalah sumber bahan pemanis alami dengan tingkat kemanisan 200-300 kali lebih manis dari pada gula tebu. Kedua bahan tersebut aman untuk pasien diabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kandungan gizi dan organoleptik pada biskuit yang disubtitusi tepung sukun dan stevia. Kandungan gizi dilakukan dengan uji proksimat. Sedangkan uji organeleptik dilakukan dengan uji hedonik. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat faktor proposi penambahan tepung sukunsebanyak 15 – 50%, sedangkan stevia ditambahkan sebesar 8 gram. Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata uji organoleptik pada tiap perlakuan formulasi biskuit tepung sukun dan stevia (p<0,05). Dari hasil uji beda menggunakan Tukey HSD, diketahui bahwa responden “agak suka” terhadap rasa, aroma, tekstur dan kenampakan formulasi biskuit F1 yang secara statistik sama dengan formulasi biskuit F0 (kontrol) (p>0,05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata uji mutu kimia (kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, dan serat kasar) pada tiap kelompok perlakuan formulasi biskuit tepung sukun dan stevia (p>0,05). Biskuit F1 merupakan produk terpilih pada pembuatan biskuit subtitusi tepung sukun dan stevia dengan kandungan gizi dan organoleptik mendekati kontrol.
SOSIALISASI BAHAN MAKANAN LOKAL PENGGANTI NASI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS BESERTA KELUARGANYA DI KECAMATAN GAMBIRSARI Arwin Muhlishoh; Hanugrah Crisdian Ardya Crisdian; Nastitie Cinintya Nurzihan; Oktavina Permatasari
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i3.990-993

Abstract

Pada penyandang diabetes mellitus jenis karbohidrat yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kadar gula darah. Jenis karbohidrat suatu makanan dapat diketahui berdasarkan indeks glikemik makanan tersebut. Hasil studi pendahuluan diketahui mayoritas penderita diabetes mellitus di wilayah Kecamatan Gambirsari hanya mengerti sumber karbohidrat hanyalah nasi. Sedangkan nasi memiliki indeks glikemik yang tinggi. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mensosialisasikan bahan makanan lokal pengganti nasi kepada pasein dan keluarga. Metode yang dilakukan adalah sosialisasi. Target/sasaran dari pemberian sosialisasi adalah pasien dan keluarga pasien DM yang berada diwilayah kerja Puskesmas Gambirsari. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan secara daring dengan sasaran pasien dan keluarga pasien diabetes mellitus menggunakan metode sosialisasi dengan video yang dapat di lihat melalui youtube. Perubahan tingkat pengetahuan dan sikap peserta di evaluasi dengan menggunakan pre-test dan post-test. sosialisasi diikuti oleh 30 orang responden dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan. Sosialisasi bahan pangan lokal melalui daring dan dibantu penggunaan video dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap responden sebanyak 20% .
Antidiabetic effect of Centella asiatica extract (whole plant) in streptozotocin nicotinamide-induced diabetic rats Arwin Muhlishoh; Brian Wasita; Adi Magna Patriado Nuhriawangsa
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 6, ISSUE 1, 2018
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.808 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2018.6(1).14-22

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Pegagan (Centella asiatica) telah digunakan untuk pengobatan diabetes mellitus. Namun dosis efek anti diabetes ini belum diteliti.Tujuan: Untuk menguji pengaruh variasi dosis ekstrak pegagan (seluruh bagian tanaman) terhadap kadar gula darah, asupan makanan, dan berat badan pada tikus model diabetes mellitus yang diinduksi Streptozotocin Nicotinamide.Metode: Tiga puluh enam tikus Wistar jantan dibagi menjadi enam kelompok perlakuan berbeda: kontrol negatif, kontrol positif, kontrol obat (metformin 45 mg/KgBB/hari), ekstrak pegagan 300 mg/KgBB/hari, 600 mg/KgBB/hari, 1200 mg / KgBB / hari. Pemberian ekstrak pegagan (seluruh bagian tanaman) dan metformin dilakukan selama 28 hari. Kadar gula darah dianalisis menggunakan Glucose Oxidase Phenol Aminoantipyrina Peroxidase (GOD-PAP) sebelum dan sesudah perlakuan. Berat badan dan asupan makanan diukur setiap satu minggu. Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Pemberian variasi dosis ekstrak pegagan dan metformin secara signifikan menurunkan kadar gula darah, meningkatkan berat badan dan memperbaiki asupan makanan (p = 0,00). Kadar gula darah dan asupan makanan pada kelompok ekstrak pegagan (seluruh bagian tanaman) dosis tinggi (1200 mg / KgBB / hari) lebih baik dibanding kelompok dosis rendah (300 mg / KgBB / hari) dan kelompok dosis sedang (600 mg / hari), dan memiliki efek yang sama dengan tikus yang diobati dengan metformin 45 mg / KgBB / hari.Kesimpulan: Dosis tinggi ekstrak pegagan (1200 mg/KgBB/hari) memiliki efek anti-diabetes yang lebih baik dibanding dosis lain, dan memiliki efek yang sama dengan kontrol obat.KATA KUNCI: gula darah, diabetes, pegagan, Streptozotocin nicotinamideABSTRACT Background: Centella asiatica has been used for healing diabetes mellitus. The dosage of this anti diabetic effect was yet to be explored.Objectives: To examine the effect of the variation in the dosage of C. asiatica extract (whole plant) on blood glucose levels, food intake, and body weight in Streptozotocin Nicotinamide induced diabetic rats.Methods: Thirty-six male Wistar rat were divided into six different groups of treatments: negative control, positive control, medication control (metformin 45 mg/KgBW/day), extract of C. asiatica 300 mg/KgBW/day, 600 mg/KgBW/day, 1200 mg/KgBW/day. Treatments of C. asiatica extract (whole plant) and metformin was done for 28 days. Blood glucose was analyzed using the Glucose Oxidase Phenol Aminoantipyrina Peroxidase (GOD-PAP) before and after treatment. Body weight and food intake were measured every one week. The data were analyzed using One Way ANOVA with 95% confidence level.Results: The administration of the variation in the dosage of C. asiatica extract and metformin significantly decrease blood glucose levels, increase body weight and improve food intake (p =0.00). Blood glucose level and food intake among high dosage of C. asiatica extract (whole plant) group (1200 mg/KgBW/day) is better than the low dosage group (300 mg/KgBW/day) and moderate dosage group (600 mg/KgBW/ day), and have the same effect with the rats treated with metformin 45 mg/KgBW/day.Conclusion: High dosage of C. asiatica extract (1200 mg/KgBW/day) had a better anti-diabetic effe than other dosages, and had the same effect with the medication control.KEYWORDS: blood glucose, Centella asiatica, diabetes, nicotinamide, Streptozotocin
Upaya Perubahan Perilaku Makan Pada Penderita Hipertensi Melalui Konseling Gizi di Wilayah Puskesmas Gambirsari, Surakarta Arwin Muhlishoh; Nastitie Cinintya Nurzihan
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu( ABDI KE UNGU) Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu ( ABDI KE UNGU)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Manajemen penangan dan pencegahan hipertensi salah satunya dapat dilakukan dengan intervensi non farmakologis berupa terapi diet. Agar terapi diet tersebut berhasil perlu adanya peningkatan kesadaran, ketaatan diet atau perubahan perilaku diet/makan yang dapat dicapai melaui konseling gizi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan agar penderita hipertensi yang berada diwilayah kerja Puskesmas Gambirsari dapat merubah perilaku makan menjadi lebih sehat, sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Metode yang dilakukan adalah memberikan konseling gizi. Target/sasaran dari pemberian konseling gizi adalah penderita hipertensi yang berada diwilayah kerja Puskesmas Gambirsari. Pasien hipertensi yang mendapatkan konseling adalah sebanyak 39 orang yang terdiri dari 20 orang perempuan dan 19 orang laki-laki, dengan usia <50 Tahun sebanyak 10 orang dan ≥50 Tahun sebanyak 29 orang; BMI 18,5 – 22,9 sebanyak 10 orang, BMI 23 – 24,9 sebanyak 7 orang dan BMI ≥25 sebanyak 22 orang; dengan kategori Hipertensi I (140 – 159 / 90 – 99 mmHg) sebanyak 25 orang dan Hipertensi II (≥160/100 mm Hg) sebanyak 14 orang. Hasil pengamatan yang dilakukan setelah konseling diberikan, terjadi perubahan perilaku makan yaitu berupa penurunan tingkat konsumsi garam (Natrium) pada pasien dengan tingkat konsumsi natrium tinggi (≥2300 mg) yang awalnya sebanyak 78% menurun menjadi 51% Pemberian konseling pada pasien hipertensi. Pelaksanaan upaya perubahan perilaku makan pada penderita hipertensi melalui konseling gizi dapat meningkatkan kesadaran dan adanya perubahan perilaku makan pada penderita hipertensi yang berupa penurunan tingkat konsumsi natrium yang terlihat dari hasil pengamatan sebelum dan setelah kegiatan.
Sosialisasi Manfaat Tempe dan Pelatihan Pengolahan Tempe Menjadi Tepung Tempe Sebagai Alternatif Pengganti Tepung Terigu Oktavina Permatasari; Zuhria Ismawanti; Arwin Muhlishoh; Inayatush Sholihah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 2 (2022): Volume 5 No 2 Februari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i2.4704

Abstract

ABSTRAK Perkembangan produk makanan semakin pesat dan beragam di Indonesia dan memberikan kontribusi besar terhadap asupan zat gizi seseorang. Berdasarkan tingginya konsumsi tepung terigu pada masyarakat, mendorong untuk dapat menggunakan bahan pangan lokal sebagai pengganti tepung terigu. Salah satu yang berpotensi sebagai bahan baku tepung adalah tempe. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan tepung tempe  ini dilaksanakan secara daring (online) dua arah dengan menggunakan aplikasi zoom, video, dan yotube sesuai arahan Puskesmas karena kondisi pandemi Covid-19 di Wilayah Dusun Wonorejo Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan dari hasil kegiatan sosialisasi dan pelatihan pada peserta, terdapat peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam pemahaman manfaat tempe yang terlihat dari hasil kuesioner sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Berdasarkan hasil pretest Sebanyak 25 peserta memiliki pengetahuan kurang atau nilai dibawah 70 dan 10 peserta memiliki pengetahuan baik atau nilai diatas 70, sedangkan hasil postest diperoleh peningkatan pengetahuan dari peserta dengan hasil rerata nilai 81, dengan 7 peserta memiliki pengetahuan kurang dan 28 peserta memiliki pengetahuan baik. Selain itu dari hasil evaluasi wawancara pada bulan berikutnya terdapat peningkatan keterampilan dan keahlian peserta yang  yang sudah mengaplikasikan membuat tepung tempe secara mandiri dan digunakan sebagai bahan baku dproduk makanan sehari-hari. Kata Kunci : Peningkatan pengetahuan, pelatihan tempe, tepung tempe, pembuatan tepung tempe  ABSTRACT The development of food products is increasingly rapid and diverse in Indonesia and contributes greatly to a person's nutrient intake. Based on the high consumption of wheat flour in the community, it is encouraging to be able to use local food ingredients as a substitute for wheat flour. One of the potential raw materials for flour is tempeh. The socialization and training in making tempeh flour was carried out online in two directions using the zoom, video, and youtube applications according to the direction of the Health Center due to the Covid-19 pandemic condition in the Wonorejo Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Based on the results of the socialization and training activities for participants, there was an increase in participants' knowledge and ability in understanding the benefits of tempeh as seen from the results of the question before and after participating in the training. Based on the results of the pretest, 25 participants had poor knowledge or scores below 70 and 10 participants had good knowledge or scores above 70, while the posttest results obtained an increase in knowledge from participants with an average score of 81, with 7 participants having poor knowledge and 28 participants having good knowledge. From the results of the interview evaluation in the following month, there was an increase in the skills and expertise of participants who had applied to make tempeh flour independently and used it as a raw material for daily food products. Keywords : Health Improvement, tempeh, training on tempeh, tempeh flour
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Akses Informasi Kesehatan Dan Status Gizi Pada Penderita TB Paru Melalui Media Digitalisasi Sobat TB Dan N-TB Di Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kab. Karanganyar Oliva Virvizat Prasastin; Arwin Muhlishoh
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 4 (2022): Volume 5 No 4 April 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i4.4359

Abstract

ABSTRAK Incidence case penyakit Tuberkulosis (TB) masih menempati urutan pertama dalam klasifikasi penyakit menular pada beberapa Puskesmas di Surakarta selama 4 tahun terakhir. Sementara dalam 4 tahun  terakhir sudah dilakukan upaya-upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan TB Paru, mulai dari case detection, akses dalam mendapatkan pelayanan sampai dengan pengobatan. Salah satu tindakan early prevention dalam penanganan program TB  salah satunya melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk bisa lebih mengenal dan paham terkait penyakit TB Paru, khususnya dalam mengakses pelayanan Kesehatan TB Paru dan penanganan status gizi pada penderita TB. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit TB Paru dan implementasi monitoring status gizi pada penderita TB Paru. Metode kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, tutorial dan evaluasi.  terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman berdasarkan evaluasi melalui pre-test dan post-test  dengan nilai selisih 14 dari nilai rata-rata 72 menjadi 86. Kesimpulan : Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Akses Informasi Kesehatan dan Status Gizi pada Penderita TB Paru Melalui Media Digitalisasi Sobat TB dan N-TB di desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kab. Karanganyar”memberikan hasil yang efektif secara berbasis online yang ditunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman secara signifikan. Kata Kunci : Digitalisasi, Akses Informasi Kesehatan, dan TB Paru ABSTRACT Incidence case of Tuberculosis (TB) still ranks first in the classification of infectious diseases at several health centers in Surakarta for the last 4 years. Meanwhile, in the last 4 years, efforts have been made to improve pulmonary TB health services, starting from case detection, access to services, and treatment. One of the early prevention actions in handling the TB program is through community empowerment activities to be able to know and understand more about pulmonary TB disease, especially in accessing pulmonary TB health services and handling nutritional status in TB patients. This community service aims to increase public knowledge of pulmonary TB disease and the implementation of monitoring nutritional status in patients with pulmonary TB. This community service methode uses the mini lecture, discussion, question and answer, tutorial and evaluation methods. There was an increase in knowledge and understanding based on evaluation through pre-test and post-test with a difference of 14 from the average value of 72 to 86. The community service of "Community Empowerment for  Improving Access of Health Information and Nutritional Status in Pulmonary TB Patients Through TB Sobat and N-TB Digitizing Media  in Wonorejo village, Gondangrejo district, Karanganyar” provides effective results based online which are indicated by a significant increase in knowledge and understanding. Keywords: Digitalization, Access of Health Information, and Pulmonary TB
Upaya Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Pasien Diabetes Mellitus Terhadap Pola Makan Melalui Edukasi Gizi Di Wilayah Puskesmas Gambirsari Arwin Muhlishoh; Ratika Marchelaona; Zuhria Ismawanti
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 3 Juni 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i3.3623

Abstract

ABSTRAK Tatalaksana penyakit diabetes terdiri atas empat macam yaitu, edukasi, MNT (medical nutrition theraphy) atau pengaturan makanan, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis. pengetahuan, sikap, keyakinan   serta   kepercayaan   terhadap penyakit diabetes millitus menjadi  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  seseorang tidak   patuh terhadap   diet   diabetes   mellitus. Edukasi merupakan dasar utama untuk pengobatan dan pencegahan diabetes. Akan tetapi, edukasi mengenai diet DM di wilayah puskesmas Gambirsari belum aktif dan efektif. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap penderita diabetes mellitus yang berada di wilayah kerja Gambirsari terhadap pola makan yang sehat, sehingga dapat membantu terapi yang sedang dijalani. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di puskesmas Gambirsari dengan sasaran penderita diabetes mellitus menggunakan metode edukasi gizi menggunakan video yang dapat di lihat melalui youtube. Perubahan tingkat pengetahuan dan sikap peserta di evaluais dengan menggunakan pre-test dan post-test. Edukasi gizi diikuti oleh 35 orang responden dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan. Pelaksaan upaya peningkatan pengetahuan dan sikap pasien diabetes mellitus terhadap pola makan melalui edukasi gizi dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap responden sebanyak 20%. Sehingga diharapkan kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali agar penderita Diabetes Mellitus dapat menerapkan diet yang tepat dalam kehidupannya sehari-hari. Kata Kunci: Diabetes mellitus, edukasi, pengetahuan, sikap  ABSTRACT The management of diabetes consists of four types, namely, education, MNT (medical nutrition therapy) or food-management, physical exercise, and pharmacological interventions. Knowledge, attitudes, beliefs, and beliefs about diabetes Mellitus become one of the factors that influence a person to not adhere to the diabetes mellitus diet. Education is the main basis for diabetes treatment and prevention. However, education regarding the DM diet in the Puskesmas Gambirsari area has not been active and effective. This community service aims to increase the knowledge and attitudes of diabetes mellitus sufferers who are in the Puskesmas Gambirsari work area towards a healthy diet so that they can help with the ongoing therapy. This community service activity is carried out at the Puskesmas Gambirsari with the target of diabetes mellitus sufferers using the nutritional education method using videos that can be viewed on YouTube. Changes in the level of knowledge and attitudes of participants in evaluation using pre-test and post-test. The nutrition education was attended by 35 respondents, the majority of whom were female. Implementing efforts to increase knowledge and attitudes of diabetes mellitus patients towards diet through nutrition education can increase respondents' knowledge and attitudes by as much as 20%. So it is hoped that similar activities can be carried out again so that people with Diabetes Mellitus can apply the right diet in their daily lives.Keywords: Diabetes mellitus, education, knowledge, attitude
Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang Peran Antioksidan Bagi Kesehatan Di Lingkungan Dusun Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Oktavina Permatasari; Arwin Muhlishoh; Hanugrah Ardya C.S
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v3i2.3353

Abstract

Penyakit degeneratif di Indonesia semakin meningkat, hal ini dapat terjadi karena faktor stress oksidatif. Upaya untuk mencegah dan mengatasi stress oksidatif adalah dengan antioksidan. Antioksidan merupakan substansi penting yang mampu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan meredamnya. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan adanya penyuluhan dan pemahaman tentang antioksidan dan perannya terhadap kesehatan. Kegiatan ini dilakukan di wilayah Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar sehingga dapat memotivasi peserta dalam meningkatkan konsumsi pangan dengan kandungan antioksidan tinggi.  Metode yang digunakan dengan memberikan penyuluhan kepada peserta dengan media video animasi tentang peran antioksidan bagi kesehatan dilanjutkan dengan diskusi dan pemberian e-leaflet untuk memudahkan peserta dalam pemahaman. Hasil evaluasi pre-test dan post-test terhadap 54 peserta adanya peningkatan 24.35 poin dimana hasil pre-test nya diperoleh rerata 70,08 jawaban benar dan setelah post-test diperoleh rerata 94.43% jawaban peserta benar. Terdapat peningkatan pengatahuan dan kemampuan tentang peran antioksidan bagi kesehatan di lingkungan Dusun Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Kata Kunci: Peningkatan Kesehatan, Antioksidan, Penyakit Degeneratif, Peran Antioksidan  ABSTRACT Degenerative diseases in Indonesia are increasing this can occur due to oxidative stress factors. Antioxidants are important substances that can protect the body from free radical attack and reduce them. Based on these problems, education and understanding of antioxidants and their role in health are needed. This activity is carried out in the Gondangrejo Subdistrict, Karanganyar Regency so that it can motivate participants to increase the consumption of food with high antioxidant content. The method used is to provide counseling to participants with animated video media about the role of antioxidants for smart health with discussion sessions and presenting leaflets to facilitate participants in understanding through the zoom application. The results of the pre-test and post-test evaluation of 54 participants increased an increase of 24.35 points where the pre-test results obtained an average of 70.08 correct answers and after post-test the average participant's answers were 94.43%. Increasing the increase in knowledge and ability about the role of antioxidants for health in the Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar. Keywords: Health Improvement, Antioxidants, Degenerative Diseases, Role of Antioxidants
Substitution of Tempeh Flour with Beetroot Flour (Beta vulgaris L) in Cookies as Alternative High Protein Snack Oktavina Permatasari; Arwin Muhlishoh; Zuhria Ismawanti; Adhi Wardhana
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 4 (2022): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v7i4.2022.351-354

Abstract

Background: Tempeh is a fermented soybean product which high in protein, that beetroot also contains protein and antioxidant compounds. The substitution of tempeh flour and beetroot flour for the cookies can increase the protein nutritional value in cookies. Objectives: This research was to determine the nutrition value of the selected formulation cookies (F1) based on the result of acceptability test of cookies substitution with of tempeh flour and beetroot flour which compared with the SNI standard for supplementary feeding (MP-ASI biscuits). Methods: This is an experimental research with completely randomized design (CRD) with 2 treatment for cookies F1 (substitution of 0.09% tempeh flour and 10% beetroot flour) and cookies F0 (without substitution tempeh flour and beetroot flour). Parameter observed were the nutritional value of cookies are protein, carbohydrate, fat, fiber, water value, and ash value with 3 repetitions. The result of the analysis will be compared the SNI standard for MP-ASI biscuits. Results: From the results of the analysis of the nutrition value of the F1 cookies, that the protein value 12.19%, carbohydrate value 69.19%, fat value 22.73%, fiber value 11.15%, water value 2.96%, and the ash value 2.25% according to SNI requirements for MP-ASI biscuits with protein value of not less than 6 grams per 100 grams. There is a significant difference in protein nutrition value between F0 cookies and F1 cookies. Conclusions: Cookies F1 has protein value, water value, ash value according to SNI standard while charbohydrate and fat value exceeds SNI standard. One serving (2 pieces of cookies equivalent to 20 grams) can meet 9 - 16% of protein needs in toddler 1 - 5 years.