Seseorang yang sudah memasuki lanjut usia (lansia) akan mengalami proses menua. Proses menua akan mengakibatkan terjadinya banyak perubahan pada lansia yang meliputi perubahan fisik, psikososial, dan kognitif. Salah satu penurunan kondisi fisik yang terjadi pada lansia adalah pendengaran yang semakin berkurang, penglihatan yang semakin menurun dan kekuatan otot yang berkurang, yang akan mengakibatkan gerakan yang lambat, dan gerakan tubuh. Penurunan kekuatan otot lansia adalah penyebab gangguan pada berjalan dan keseimbangan lansia. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan gerak, lansia lebih cenderung berisiko jatuh karena ketidakstabilan dalam posisi tubuh, tersandung, dan reaksi yang tertunda. Elemen muskuloskeletal ini sangat penting dalam menentukan risiko jatuh pada lansia. Di Indonesia 49,4% penduduk berusia di atas 55 tahun mengalami cedera akibat jatuh, dan meningkat menjadi 67,1% penduduk yang berusia di atas 65 tahun. Upaya pencegahan jatuh harus diberikan kepada lansia dimana salah satunya adalah dengan latihan keseimbangan. Tujuan : Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana manfaat penerapan latihan keseimbangan dalam menurunkan risiko jatuh pada lansia. Metode : Jenis penelitian ini, menggunakan desain studi kasus dengan subjek satu orang lansia yang mengalami risiko jatuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Morse Fall Scale, lembar observasi, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) latihan keseimbangan. Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa nilai risiko jatuh kepada Ny. O yang semula skornya 45 turun menjadi 30 dengan menggunakan latihan keseimbangan. Simpulan dan Saran : Latihan keseimbangan memiliki manfaat dalam meningkatkan otot kaki lansia sehingga dapat menurunkan risiko jatuh pada lansia. Kata Kunci :Penuaan; Lansia; Risiko Jatuh; Latihan Keseimbangan