Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat data dan informasi tuberkulosis. Jakarta: InfoDATIN; 2018. 2. Sharma SK, Mohan A, Sharma A. Miliary tuberculosis: A new look at an old foe. J Clin Tuberc. 2016; 3(1):13–27. 3. Ray S. Diagnosis and mana Anugerah Indah Sari; Roro Rukmi Windi; Hanna Mutiara
Medula Vol 9 No 2 (2019): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v9i2.285

Abstract

Gross motor development is one of children development which must detect in young age for minimize developmental delayed. Age under 3 is a Golden Period which children brain is rapidly develop. Stimulation is a method that can increase children development. Stimulation in age 0-12 month need for optimizing children development. To know mother charactheristic based on giving gross motor stimulation age 0-12 months old at posyandu in Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung. Design of this observational descriptive to 27 mom who had children 0-12 months old at posyandu in Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar lampung. The data were taken in the from primary data from questionnaire to score maternal stimulation. We can get mother age 25-35 yo is 18 people and age <25 yo is 9 people. For job distribution, mother who work as housewife is 23 people, enterpreneur is 2 people and employee is 2 people. For last education distribution, elementary is 1 person, JHS is 10 people, SHS is 14 people and collage is 2 people Conclusion: good gross motor stimulation is given by mother who have 25-35 yo, work as housewife and their last education grade is senior high school.
Overload Cairan pada Anak dengan Nefritis Lupus Roro Rukmi Windi; Risti Graharti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1957

Abstract

Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan kelainan autoimun multisistem dengan karakteristik disregulasi sistem imun, pembentukan autoantibodi dan kompleks imun. Nefritis lupus adalah komplikasi ginjal pada SLE. Penyakit ini ditandai periode remisi dan episode serangan akut dengan gambaran klinis yang beragam dengan berbagai organ yang terlibat. Penyebab kematian pasien dengan SLE onset anak merupakan multifaktorial. Penyebab paling umum meliputi infeksi, gagal ginjal, dan penyakit kardiopulmoner.Pada laporan kasus kematian ini, dilaporkan kasus seorang anak perempuan usia 12 tahun 3 bulan yang menderita nefritis lupus dengan komorbiditas, selama perawatan terjadi overload cairan memperburuk fungsi respirasi serta kontraktilitas jantung. Pada anamnesis didapatkan bahwa 1,5 tahun pertama kali muncul keluhan demam naik turun, pucat, nyeri sendi, bercak merah di telapak tangan, pipi dan dahi, juga didapatkan sariawan di mulut..Keterlibatan mukokutan terjadi pada hampir 90% pasien dengan SLE. Terdapat tiga ruam yang dijelaskan dalam kriteria klasifikasi SLE, termasuk fotosensitivitas. The malar rash atau “butterfly” rash merupakan manifestasi kulit yang umum ditemukan dan merupakan ciri khas dari penyakit ini. Terjadi pada eminensia malar dan melintasi hidung tapi tidak melewati lipatan nasolabial. Dahi dan dagu juga mungkin akan terpengaruh. Ruam dapat muncul sebagai blush atau erupsi makulopapular bersisik dan biasanya tidak gatal. Anamnesis pasien didapatkan bahwa pasien tersebut mengalami adanya bercak kemerahan pada pipi dandahi. Pada perawatan saat ini didapatkan ulkus yang tersebar di mukosa mulut. Kata kunci: anak, komplikasi, nefritis lupus.