Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Karakteristik Klinis Corona Virus Disease (COVID-19) pada Kasus Anak-Anak di Dunia Rachman Aziz; Risti Graharti
Medula Vol 10 No 3 (2020): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v10i3.101

Abstract

Corona virus disease-19 (COVID-19) is a global health crisis problem. The clinical characteristics of disease progression and outcome in children and young adults appear to be much milder than in older people. The incidence of COVID-19 in children aged 10-19 years was 549 / 72,314 or 1% of all cases, while the age group <10 years was 416 / 72,314 (0.9%) cases. Compared to adults, the number of confirmed children cases is very low and the severity and mortality is even lower. Indonesia has 450 cases of COVID-19; 38 of them died as of March 21, 2020. The incubation period for COVID-19 in children based on case reports around the world ranges from 2 to 10 days. Data suggest 13-15% of virologically positive children may be asymptomatic. The most common symptoms described in the early phase of COVID-19 in children were fever (50%) and mild cough (38%). Other clinical features that can appear are sore throat, rhinorrhea, sneezing, myalgia, fatigue, diarrhea, dizziness, skin rash and vomiting.
Intoksikasi Pasca Ingesti Herbisida Paraquat Sany Setiawan; Risti Graharti; Winda Trijayanthi Utama
Medula Vol 10 No 3 (2020): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v10i3.104

Abstract

Paraquat dichloride is an active ingredient of the herbicide gramoxone which is often used for weed control and crop maintenance in the agricultural sector, paraquad dichloride is a broad spectrum contact herbicide which is geneally applied post growth. This herbicide is able to kill all types of weeds in the part that provides the herbicide solution direcly, because the dose and time of application used are correct so that the herbicide is effective in controlling weeds. Paraquat herbicide has a danger to organs such as eyes, skin, respiratory system, liver, heart, kidneys, and digestive tract. A man agreed to 56 years, a farmer, came with complacency since 3 days ago. Moisture with hoarseness, recovery, difficulty in carrying, and burning sensation in the chest. 5 days before admission, the patient inadvertently swallowed poison while working in the fields. On physical examination, hyperemic mucosa appears in the oral cavity, pharynx, and tonsils, as well as erosion in the posterior tongue and uvula. In indirect laryngoscopy, hyperemic mucosa and edema appear in the larynx and epiglottis. Investigations urea 276 mg / dl and creatinine 9.72 mg / dl. Patients diagnosed with acute laryngopharyngitis suspected corrosive esophagitis and post-intoxication of herbicides with acute kidney injury. Management of patients, namely: 1) 8 lpm oxygen with NRM, 2) IVFD RL 500 ml / 8 hours, 3) ceftriaxon 1 gr / 12 hours, 4) Furosemide / 8 hours, 5) Ranitidine 1 amp / 12 hours, 6) Metilprednisolone 125 mg / 12 hours, 7) Ketorolac 1 amp / 8 hours, 8) HD cito, 9) Bicnat 3 x 1000 mg, 10) Vit B12 3x1. The prognosis for paraquat poisoning greatly affects the amount of paraquat absorbed by the body, whereas the patient in this case is considered a good prognosis because the patient drank <20mg / kg of poison which could cause mild poisoning.
Hubungan Kualitas Tidur dengan Kejadian Migrain pada Mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Lampung Diaru Fauzan Farizy; Risti Graharti
Medula Vol 11 No 1 (2021): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v11i1.251

Abstract

Migraine is one of the most common types of primary headache in the general population. Previous research has shown that poor sleep quality is very common among migraine sufferers and is associated with exacerbations of migraine symptoms. Information regarding the prevalence and clinical implications of poor sleep quality among individuals with migraine is also scarce. The purpose of this study was to determine the relationship between sleep quality and the incidence of migraine in medical students at the University of Lampung. This study used a cross sectional method using a questionnaire that was used to conduct a sleep and migraine survey at the Faculty of Medicine, University of Lampung. Participants with a Sleep Quality Index (Pittsburgh Sleep Quality Index) PSQI > 5 were considered to have poor sleep quality and for migraine were conducted with a questionnaire adapted by HO K-H & Ong BK-C from the International Headache Society (IHS) classification. The results of the study of 65 participants, in the univariate analysis found 13 (20%) had migraines and 36 (55%) had poor sleep quality. In the bivariate analysis, it was found that p value = 0.04 with the number of respondents experiencing poor sleep quality and migraine, there were 11 (30.6%) respondents from 36 respondents who experienced poor sleep quality. Conclusions: Poor sleep quality was prevalent among participants with migraine. It is associated with exacerbation of migraine symptoms. The results of this study indicate that there is a significant relationship between sleep quality and the incidence of migraine in students of the Faculty of Medicine, University of Lampung.
PEMBERDAYAAN KEMITRAAN DUKUN BERANAK PADA PELAYANAN KESEHATAN IBU -ANAK DALAM RANGKA UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI DESA CIPADANG KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN (DESA BINAAN FAKULTAS KEDOKTERAN – UNIVERSITAS LAMPUNG) Sutarto Sutarto; Ratna Dewi Puspita Sari; Winda Trijayanthi Utama; Risti Graharti; Reni Indriyani
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.128 KB) | DOI: 10.23960/buguh.v2n1.888

Abstract

Pendahuluan: Stunting merupakan salah satu kondisi kekurangan gizi kronis disertai dengan komplikasi sakit. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perilaku ibu saat hamil dan pola asuh balita yang kurang baik. Penyakit infeksi secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dengan pertimbangan tersebut bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat berpengaruh terhadap kejadian stunting. Kegiatan ini untuk membantu pelayanan kesehatan ibu dan anak oleh puskesmas, dengan melakukan pemberdayaan dukun beranak/bayi dalam rangka pencegahan stunting di desa Cipadang. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dukun beranak dan kader kesehatan dalam forum kemitraan dukun beranak/bayi dan bidan (puskesmas) dan terjalinnya hubungan kemitraan. Metode: Pelaksanaan pengabdian dengan metode penyuluhan ceramah kelompok dan lanjutkan diskusi. Pada hari yang berbeda dilakukan wawancara mendalam dan penyerahan bahan pokok kebutuhan keluarga sehari-hari. Untuk memndapatkan analisa ilmiah pada peningkatan hasil pengukuran tingkat pengetahuan peserta selanjutnya dilakukan analisa data statisitk uji beda berpasangan. Hasil dan Pembahasan: melalui penyuluhan dan diskusi terdapat peningkatan pengetahuan dukun beranak dan kader kesehatan dalam forum kemitraan dukun beranak/bayi dan bidan (puskesmas) di desa Cipadang dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk mencegah kejadian stunting.
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Kesehatan Ibu dalam Masa Kehamilan dan Nifas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Nurul Utami; Ratna Dewi Puspita Sari; Intanri Kurniati; Risti Graharti; Arif Yudho Prabowo
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2197

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu di rumah sakit di Indonesia dalam rentang tahun 2003-2008 per 100.000 kelahiran hidup, yaitu tahun 2003 sebanyak 153 orang, tahun 2004 sebanyak 956 orang, tahun 2005 sebanyak 116 orang, tahun 2006 sebanyak 237 orang dan tahun 2007 sebanyak 228 orang. Angka tersebut masih tergolong cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan kebijakan juga menjadi faktor risiko AKI. Atas dasar hal tersebut, peneliti mencoba untuk mengadakan penelitian mengenai pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan dan nifas. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional denganmetode penarikan sampel consequtive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Poli Kebidanan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, pada bulan Agustus-September 2018.Kata kunci: angka kematian ibu, tingkat pengetahuan, wanita hamil
Indeks Trombosit Pada Penderita Preeklampsia di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Nurul Utami; Putu Ristyaning Ayu; Ratna Dewi Puspitasari; Risti Graharti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1944

Abstract

Preeklampsia pada kehamilan adalah kelainan malfungsi endotel pembuluh darah atau vaskular yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu. Preeklamsi mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang menimbulkan terjadinya hipertensi, edema, dan dijumpai proteinuria > 300 mg per 24 jam atau 30 mg/dl (+1 pada dipstik) dengan nilai sangat fluktuatif saat pengambilan urine sewaktu.1 Ukuran trombosit, ketika diukur sebagai mean platelet volume (MPV), merupakan indikator dari aktivitas trombosit. Trombosit yang berukuran lebih besar memiliki potensi protrombotik, aktivitas enzimatik dan metabolik yang lebih besar pula. 1 Iskemia plasenta akan menghasilkan radikal bebas yang menyebabkan terbentuknya peroksida lemak yang akan membentuk radikal toksik dan merusak sel endotel. Iskemia plasenta juga diikuti dengan lepasnya sejumlah faktor vasoaktif (TNF-α dan IL) yang mengganggu fungsi endotel, fungsi platelet dan mengubah keseimbangan antara vasokonstriksi dan vasodilatasi.2 Vasospasme yang terjadi juga menginduksi agegrasi platelet dan kerusakan endotel yang menambah konstribusi dalam mempertahankan disfungsi platelet dan memicu terpakainya platelet. Terjadinya trombositopenia yang merupakan tanda paling penting dari tingkat keparahan preeklampsia. Pada 50% kasus preeklampsia berhubungan dengan trombositopenia.Kata kunci: trombosit, preeklamsie, wanita hamil
Overload Cairan pada Anak dengan Nefritis Lupus Roro Rukmi Windi; Risti Graharti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1957

Abstract

Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan kelainan autoimun multisistem dengan karakteristik disregulasi sistem imun, pembentukan autoantibodi dan kompleks imun. Nefritis lupus adalah komplikasi ginjal pada SLE. Penyakit ini ditandai periode remisi dan episode serangan akut dengan gambaran klinis yang beragam dengan berbagai organ yang terlibat. Penyebab kematian pasien dengan SLE onset anak merupakan multifaktorial. Penyebab paling umum meliputi infeksi, gagal ginjal, dan penyakit kardiopulmoner.Pada laporan kasus kematian ini, dilaporkan kasus seorang anak perempuan usia 12 tahun 3 bulan yang menderita nefritis lupus dengan komorbiditas, selama perawatan terjadi overload cairan memperburuk fungsi respirasi serta kontraktilitas jantung. Pada anamnesis didapatkan bahwa 1,5 tahun pertama kali muncul keluhan demam naik turun, pucat, nyeri sendi, bercak merah di telapak tangan, pipi dan dahi, juga didapatkan sariawan di mulut..Keterlibatan mukokutan terjadi pada hampir 90% pasien dengan SLE. Terdapat tiga ruam yang dijelaskan dalam kriteria klasifikasi SLE, termasuk fotosensitivitas. The malar rash atau “butterfly” rash merupakan manifestasi kulit yang umum ditemukan dan merupakan ciri khas dari penyakit ini. Terjadi pada eminensia malar dan melintasi hidung tapi tidak melewati lipatan nasolabial. Dahi dan dagu juga mungkin akan terpengaruh. Ruam dapat muncul sebagai blush atau erupsi makulopapular bersisik dan biasanya tidak gatal. Anamnesis pasien didapatkan bahwa pasien tersebut mengalami adanya bercak kemerahan pada pipi dandahi. Pada perawatan saat ini didapatkan ulkus yang tersebar di mukosa mulut. Kata kunci: anak, komplikasi, nefritis lupus.
Kurma (Phoenix dactylifera) dalam Terapi Anemia Defisiensi Besi Nurul Utami; Risti Graharti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1726

Abstract

Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Kekurangan zat besi dianggap sebagai penyebab paling umum anemia di seluruh dunia. Anemia menjadi permasalahan gizi bagi anak dan ibu hamil. Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 83%. Capaian ini belum mencapai target yang diharapkan yaitu >92%. Survei kesehatan anemia defisiensi besi pada bayi hingga balita menunjukkan kejadian anemia defisiensi besi mencapai 40-45%.Penanggulangan anemia defisiensi besi menjadi salah satu dari 5 kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah propinsi Lampung pada periode 5 tahun kedepan untuk mengatasi gizi buruk. Kurma (Phoenix dactylifera) adalah buah yang tumbuh khas di daerah gurun pasir. Potensi kurma di bidang kesehatan sudah sejak lama dikenal. Kandungan berbagai mineral dan vitamin di dalam kurma dipercaya memiliki potensi sebagai anti kanker, antiinflamasi, analgesik, serta berperan dalam proteksi ginjal dan hepar. Mineral yang terkandung dalam buahkurma diantaranya Seng, Fosfor, Kalsium, Besi, Magnesium dan Flourin. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemberian kurma dapat meningkatkan kadar Hb yang bermakna secara statistik.Kata kunci: Anemia Defisiensi Besi, Gizi, Kurma
Hubungan Antara Golongan Darah Sistem ABO dengan Derajat dan Berat Perdarahan pada Penderita Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Derajat I, II dan III yang Dirawat di Departemen/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Intanri Kurniati; Ratna Dewi Puspita Sari; Risti Graharti; Nurul Utami
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2195

Abstract

Angka kejadian infeksi Dengue di seluruh dunia, menurut WHO diperkirakan mencapai 50 juta kasus per tahun, dan mencapai 50.131 kasus dengan jumlah kematian 743 orang di Indonesia. Penelitian mengenai hubungan antara golongan darah sistem ABO dengan derajat dan berat perdarahan pada penderita DHF dewasa, belum ada di Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jenis golongan darah berperan/ berpengaruh terhadap derajat dan berat perdarahan pada penderita DHF derajat I, II dan III. Subyek penelitian ini adalah penderita DHF yang dirawat di bangsal Departemen SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung yang memenuhi kriteria inklusi serta menandatangani informed consent. Subyek penelitian diambil secara consecutive sampling dan diperoleh sebanyak 30 orang subyek penelitian penderita DHF. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan desain observasional analitik. Data dianalisis dengan analisis korelasi menggunakan program komputer SPSS versi 17. Pada penelitian ini tidak dijumpai perbedaan bermakna kejadian DHF derajat I, II dan III antar penderita dengan jenis golongan darah yang berbeda dan perbandingan manifestasi perdarahan di antara penderita DHF dengan berbagai jenis golongan darah tidak berbeda secara bermakna. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa manifestasi klinis hematemesis, terjadi pada seorang penderita dengan golongan darah B dan manifestasi perdarahan hematemesis dan melena dialami oleh seorang penderita dengan golongan darah O, namun hal ini tidak bermakna secara statistik.Kata kunci: DHF, golongan darah, perdarahan, RSAM
Hubungan Nilai HbA1c dengan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Asep Sukohar; Airlangga Damara; Risti Graharti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2018): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i1.1900

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. World Health Organization memperkirakan prevalensi global penderita DM akan meningkat menjadi 366 juta orang pada tahun 2030. Keadaan hperglikemia berkepanjangan pada DM berkaitan dengan risiko komplikasi ke ginjal. Salah satu faktor yang berperan adalah penurunan nilai laju filtrasi glomerulus (LFG). Laju filtrasi glomerulus dapat diukur menggunakan kadar kreatinin serum dengan menggunakan persamaan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD).  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai HbA1c dengan LFG pada pasien DM tipe 2. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif cross-sectional terhadap 32 sampel rekam medik pasien DM tipe 2 dengan nilai HbA1c dan kreatinin serum diperiksa. Data yang diambil berupa data sekunder yaitu nilai HbA1c dan kreatinin serum pada rekam medik pasien. Variabel penelitian ini yaitu penderita DM serta nilai HbA1c dan nilai LFG. Rerata nilai HbA1c pada seluruh sampel yaitu 7,76% dan rerata nilai LFG adalah 32,19 ml/min/1,73m2. Hasil uji korelasi Pearson nilai HbA1c dan LFG yaitu 0,000 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara nilai HbA1c dan LFG pada pasien DM tipe 2 yang diteliti.Kata kunci: Diabetes melitus, HbA1c, kreatinin serum, laju filtrasi glomerulus.