Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN, ASIMETRI INFORMASI, DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2017-2019 Apriliani, Tika; Hernawati, Retno Indah
Proceeding SENDI_U 2021: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tentang pengaruh konsentrasi kepemilikan, asimetri informasi, dan Return On Asset (ROA) terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO yang terdaftar di BEI periode 2017-2019. Underpricing sebagai variabel dependen, konsentrasi kepemilikan, asimetri informasi, dan Return On Asset (ROA) sebagai variabel independen. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan IPO yang terdaftar di BEI periode 2017-2019. Sampel pada penelitian ini sebanyak 87 perusahaan dari total 132 perusahaan yang melakukan IPO. Teknik pemilihan sampel diselesksi dengan metode purposive sampling. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data kuantitatif. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda pada SPSS versi 26.0. Hasil penelitian ini menunjukkan asimetri informasi secara signifikan tidak berpengaruh terhadap underpricing. Sedangkan, konsentrasi kepemilikan dan Return On Asset (ROA) secara signifikan berpengaruh negatif terhadap underpricing.
Systematic Review: Efektivitas Penerapan Strengthening Dan Stretching Exercise Pada Kasus Erb’S Palsy Hayuningrum, Cicilia Febriani; Annisa, Alya Nur; Apriliani, Tika; Pamungkas, Vincencius Ganesa
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 1 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i1.492

Abstract

Background: Brachial plexus or lesion of the brachial nerve is an injury to the peripheral nerve strands in the neck (cervical) and shoulder areas which results in paralysis of the muscles of the shoulders, elbows, wrists and fingers. Brachial plexus injuries are usually unilateral or only one side is affected and most often occurs in trauma at birth in the form of a small maternal pelvis, shoulder dystocia, and sundang position while in the womb. Erb's Palsy is also called Duchenne-Erb or Dejerine-Klumpke syndrome, which is paralysis of the brachial plexus at (C5-C6) or (C7-T1) which is characterized by impaired abduction and external rotation of the shoulder and flexion of the elbow, so that it can interfere with the function of the hand and wrist. Objective: To find out the effectiveness of giving stretching and strengthening exercises in the case of Erb's Palsy. Results: There were 8 articles that met the predeter mined inclusion and exclusion criteria. Conclusion: Modifications in various stretching and strengthening exercises for sufferers of Erb's Palsy are considered effective for preventing progression, preventing contractures, increasing strength, and increasing active movement range of motion. These modifications include Pylometric Exercise, Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), dynamic elbow brace, bimanual exercises, and other interventions that can improve the quality of life of ERB's palsy patients from newborns to adults Background: Brachial Pleksus atau lesi pada saraf brakialis merupakan cedera dari untaian saraf tepi di daerah leher (Cervical) dan bahu yang mengakibatkan kelumpuhan pada otot-otot bahu, siku, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan. Cedera pleksus brakialis biasanya unilateral atau hanya salah satu sisi yang terdampak dan paling sering terjadi pada trauma saat lahir berupa ukuran panggul ibu yang kecil, shoulder dystocia, dan posisi sundang pada saat di dalam kandungan. Erb’s Palsy disebut juga sindrom Duchenne-Erb atau Dejerine-Klumpke, yaitu kelumpuhan pleksus brakialis pada (C5-C6) atau (C7-T1) yang ditandai dengan gangguan abduksi dan eksternal rotasi shoulder serta fleksi elbow, sehingga dapat mengganggu fungsi tangan dan pergelangan tangan. Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas pemberian stretching dan strengthening exercise pada kasus Erb’s Palsy. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah systematic review. Pengumpulan data secara kualitatif dengan menelusuri, mendokumentasikan, serta mereview semua artikel dan jurnal terkait penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Erb’s Palsy dalam kurun waktu 2012-2022. Artikel yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari dua database yaitu Google Scholar dan PubMed. Hasil: Didapatkan 8 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan: Modifikasi dalam stretching dan strengthening exercise yang beragam untuk penderita Erb’s Palsy dinilai efektif untuk mencegah progresifitas, mencegah kontraktur, meningkatkan kekuatan, dan meningkatkan lingkup gerak sendi gerakan aktif. Modifikasi tersebut diantaranya ada Pylometric Exercise, Proprioseptive Neuromuscular Facilitation (PNF), elbow dynamic brace, Latihan bimanual, dan intervensi lainnya yang dapat memperbaiki kualitas hidup pasien erb’s palsy dari mulai bayi baru lahir hingga dewasa.  
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Post ORIF Fraktur1/3 Proximal Tibia Dextra dengan menggunakan terapi latihan di RS Hermina Daan Mogot Syafitri, Putri Karina; Hayuningrum, Cicilia Febriani; Apriliani, Tika; Utomo, Dani Hafiz
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i1.1342

Abstract

Latar belakang: Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas atau retakan jaringan tulang yang disebabkan cidera traumatik dan faktor patologi pada tulang itu sendiri. Fraktur tibia adalah fraktur lutut periarticular dari lutut bagian proksimal. Tulang tibia merupakan permukaan tulang dari tibia proksimal yang membentuk setengah distal dari sendi knee. Tujuan: Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dengan menggunakan terapi latihan pada kasus post ORIF fraktur 1/3 proximal tibia dextra. Metode: penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus yang menggunakan 1 sampel dan dilakukan terapi selama 6 kali pertemuan dalam 4 minggu. Sampel memenuhi syarat penelitian yaitu telah melakukan tindakan operasi ORIF. Penelitian ini menggunakan alat ukur NRS untuk nyeri, midline untuk oedema, goniometer untuk LGS, MMT untuk kekuatan otot dan LEFT untuk mengukur kemampuan fungsional. Hasil: Setelah dilakukan terapi selama 5 kali terdapat penurunan nyeri diam dari 3 ke 1, nyeri tekan dari 6 ke 4 dan nyeri gerak dari 6 ke 4, penurunan oedema dari 37 cm ke 35,5 cm, peningkatan LGS fleksi knee dari 500 ke 850, ekstensi knee dari -80 ke 30, yang didapatkan yaitu terdapat pengaruh dengan adanya pemberian terapi latihan. Terapi latihan dapat meningkatkan fleksibilitas secara aktif dan memeperkuat otot agonis sehingga mampu meningkatkan lingkup gerak sendi. Kesimpulan: Intervensi dengan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, oedema, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan lingkup gerak sendi pada pasien Post ORIF Fraktur 1/3 Tibia Dextra.