Background: Brachial plexus or lesion of the brachial nerve is an injury to the peripheral nerve strands in the neck (cervical) and shoulder areas which results in paralysis of the muscles of the shoulders, elbows, wrists and fingers. Brachial plexus injuries are usually unilateral or only one side is affected and most often occurs in trauma at birth in the form of a small maternal pelvis, shoulder dystocia, and sundang position while in the womb. Erb's Palsy is also called Duchenne-Erb or Dejerine-Klumpke syndrome, which is paralysis of the brachial plexus at (C5-C6) or (C7-T1) which is characterized by impaired abduction and external rotation of the shoulder and flexion of the elbow, so that it can interfere with the function of the hand and wrist. Objective: To find out the effectiveness of giving stretching and strengthening exercises in the case of Erb's Palsy. Results: There were 8 articles that met the predeter mined inclusion and exclusion criteria. Conclusion: Modifications in various stretching and strengthening exercises for sufferers of Erb's Palsy are considered effective for preventing progression, preventing contractures, increasing strength, and increasing active movement range of motion. These modifications include Pylometric Exercise, Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), dynamic elbow brace, bimanual exercises, and other interventions that can improve the quality of life of ERB's palsy patients from newborns to adults Background: Brachial Pleksus atau lesi pada saraf brakialis merupakan cedera dari untaian saraf tepi di daerah leher (Cervical) dan bahu yang mengakibatkan kelumpuhan pada otot-otot bahu, siku, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan. Cedera pleksus brakialis biasanya unilateral atau hanya salah satu sisi yang terdampak dan paling sering terjadi pada trauma saat lahir berupa ukuran panggul ibu yang kecil, shoulder dystocia, dan posisi sundang pada saat di dalam kandungan. Erb’s Palsy disebut juga sindrom Duchenne-Erb atau Dejerine-Klumpke, yaitu kelumpuhan pleksus brakialis pada (C5-C6) atau (C7-T1) yang ditandai dengan gangguan abduksi dan eksternal rotasi shoulder serta fleksi elbow, sehingga dapat mengganggu fungsi tangan dan pergelangan tangan. Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas pemberian stretching dan strengthening exercise pada kasus Erb’s Palsy. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah systematic review. Pengumpulan data secara kualitatif dengan menelusuri, mendokumentasikan, serta mereview semua artikel dan jurnal terkait penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Erb’s Palsy dalam kurun waktu 2012-2022. Artikel yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari dua database yaitu Google Scholar dan PubMed. Hasil: Didapatkan 8 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan: Modifikasi dalam stretching dan strengthening exercise yang beragam untuk penderita Erb’s Palsy dinilai efektif untuk mencegah progresifitas, mencegah kontraktur, meningkatkan kekuatan, dan meningkatkan lingkup gerak sendi gerakan aktif. Modifikasi tersebut diantaranya ada Pylometric Exercise, Proprioseptive Neuromuscular Facilitation (PNF), elbow dynamic brace, Latihan bimanual, dan intervensi lainnya yang dapat memperbaiki kualitas hidup pasien erb’s palsy dari mulai bayi baru lahir hingga dewasa.