Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SOSIALISASI DAN WORKSHOP MODEL DAN TEKNIK PEMASANGAN BATA MERAH ‘EKSPOS’ PADA KELOMPOK TUKANG ‘LAMALOGA’ Bahantwelu, Marianus; Fanggidae, Linda W.; Kapilawi, Yohanes W.D.
Servirisma Vol. 5 No. 1 (2025): Servirisma : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/servirisma.2025.51.91

Abstract

Red brick is the most commonly used building material in East Flores Regency, not only due to it’s availability but also because it provides aesthetic value, a natural impression, and good durability for buildings. However, many builders still lack understanding of proper and innovative installation techniques, thus the use of red bricks is limited to conventional wall partitions (which is not exposed). Through this socialization and workshop, participants were given an understanding of various models of exposed red brick installation patterns, as well as the techniques and step by step installation methods. This activity emphasizes aspects of design innovation so that builders are able to produce unique and high-value works. The implementation method includes material delivery, direct demonstration, and installation practice by participants. The results of the activity showed an increase in participant’s understanding and skills in applying aesthetic and unique red brick installation techniques. Thus, this activity is expected to improve technical skills, enhance understanding of design innovation, thereby enabling their work to achieve higher quality, refined aesthetics, and greater economic value.
Penerapan Arsitektur Tropis dalam Perancangan Beach Resort di Pulau Lapang Kabupaten Alor Maro, Fransisko Rivendi; Nday, Rosvitayati Umbu; Bahantwelu, Marianus
Jurnal Latar Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal LATAR (Juni)
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69749/jl.v3i1.93

Abstract

Pulau Lapang yang terletak di kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur memiliki berbagai potensi wisata yang menarik seperti pantai dengan pasir putih, taman bawah laut dengan keanekaragaman hayati, dan atraksi budaya lokal seperti festival kain tenun. Keterbatasan fasilitas akomodasi menjadi kendala bagi kunjungan wisatawan ke pulau Lapang. Merancang beach resort bertujuan untuk mengatasi permasalahan fasilitas dan mengoptimalkan potensi alami dengan penerapan arsitektur tropis. Beach resort ini berfungsi sebagai sarana penginapan dan menyediakan fasilitas rekreasi, edukasi, serta sarana penunjang wisata lainnya, termasuk akses ke pulau sekitarnya. Prinsip arsitektur tropis diterapkan pada setiap fasilitas resort baik itu ruang dalam maupun ruang luar dengan tujuan utama untuk menciptakan kenyamanan thermal. Pendekatan arsitektur tropis dengan cara mendesain kemiringan atap 35o atau lebih untuk menampung udara pada atap dan meminimalisir kebocoran akibat hujan, teritisan bangunan panjang untuk menghindari radiasi langsung matahari ke dinding bangunan, cross ventilation pada bukaan bangunan untuk aliran udara, vegetasi sekitar bangunan sebagai pembayangan alami, dan meminimalkan dampak pada lingkungan dengan cara memanfaatkan material alami pada bangunan seperti kayu, alang-alang dan bambu. Metode merancang dengan melakukan studi kasus bangunan sejenis dan studi prinsip penerapan arsitektur tropis. Analisis dilakukan dengan menerapkan ide dan konsep yang selaras dengan kondisi pulau Lapang. Hasil desain beach resort diharapkan mampu mengakomodasi dan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjungdan dan sekaligus menciptakan karakteristik desain yang sesuai dengan potensi pulau Lapang.
A KAJIAN PRINSIP DESAIN ECO-CULTURE PADA BANGUNAN EDUCATIONAL CRAFTS CENTER DI KOTA SOLO Eo, Raimundus; Bahantwelu, Marianus; Mbake, Imanuel N.
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 9 No 3 (2025): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2025
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v9i3.4268

Abstract

Abstract:The Eco-culture approach is an approach that considers natural conditions and local culture so that it becomes a combination of ecological and cultural approaches. In its application, the Eco-culture approach has 5 main principles that form the basis of design and development. This research aims to examine and explore the application of the 5 main principles in the Educational Crafts Center building. The method used in this research is descriptive qualitative. The results show that the 5 main principles of the Eco-culture approach are Image of Space (applying the shape of the building mass as a representation of the roof shape of a joglo house); Source of Environmental Knowledge (applying sensory experience through light and air conditioning elements); Building Image (using solo batik elements in building design); Technologies (representation and modification of the joglo house construction structure and the use of local materials); and Idealized Concept of Place (applying the concept of joglo house arrangement to the arrangement of building spaces starting from Pendopo as Lobby, Dalem as exhibition space, Senthong Kiwa as management office, Senthong Tengah as craftsman retail, Shentong Tengen as educational studio and library, Gandhok as Food Court). Keywords: Educational Crafts Center, Eco-Culture, Solo City Abstrak:Pendekatan Eco-culture merupakan pendekatan yang mempertimbangkan keadaan alam dan budaya setempat sehingga menjadi perpaduan antara pendekatan ekologi dan budaya. Dalam penerapannya, pendekatan Eco-culture memiliki 5 prinsip utama yang menjadi dasar perancangan dan pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengeksplorasi bagaimana penerapan 5 prinsip utama tersebut pada bangunan Educational Crafts Center. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 prinsip utama dari pendekatan Eco-culture yaitu Image of Space (menerapkan bentuk massa bangunan hasil representasi dari bentuk atap rumah joglo); Source of Environmental Knowledge (menerapkan pengalaman sensorik melalui elemen cahaya dan penghawaan); Building Image (menggunakan unsur batik solo dalam desain bangunan); Technologies (representasi dan modifikasi struktur konstruksi rumah joglo dan penggunaan material lokal); serta Idealized Concept of Place (menerapkan konsep penataan rumah joglo pada penataan ruang bangunan berawal dari Pendopo sebagai Lobby, Dalem sebagai ruang pameran, Senthong Kiwa sebagai kantor pengelola, Senthong Tengah sebagai retail pengrajin, Shentong Tengen sebagai studio edukasi dan perpustakaan, Gandhok sebagai Food Court). Kata Kunci: Educational Crafts Center, Eco-Culture, Kota Solo  
Bantuan Teknis Penyusunan Masterplan dan DED Kawasan Wisata Pantai Panmuti di Desa Noelbaki Kab Kupang NTT Nday, Rosvitayati Umbu; Kapilawi, Yohanes Wilhemus Dominikus; Maromon, Rifat Y. Y; Neonufa, Suliha N. I.; Fanggidae, Linda W.; Bahantwelu, Marianus; Dahoklory, Lodwik O.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Undana Vol 17 No 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jpkmlppm.v17i2.12747

Abstract

Desa Noelbaki merupakan desa yang memiliki potensi dalam berbagai aspek dan menjadi perhatian berbagai kalangan komunitas organisasi dan kelompok masyarakat ilmiah untuk melakukan berbagai kegiatan dalam mengembangkan potensi yang ada diwilayah tersebut. Berbagai bentuk program kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian usaha dalam upaya meningkatkan potensi dari Desa Noelbaki agar menjadi maju dan berkembang secara mandiri. Potensi yang dimiliki oleh desa Noelbaki, saat ini juga menjadi perhatian dari beberapa organisasi ataupun kelompok masyarakat ilmiah dalam melakukan pendampingan tehadap beberpa kegiatan desa noelbaki, seperti salah satu kegiatannya di area pantai yang dikenal dengan pantai PANMUTI untuk menjadikan desa nelbaki sebagai desa binaan dari berbagai komunitas dan kelompok masyarakat ilmiah untuk mengembangkan area pantainya. Solusinya adalah melakukan Perencanaan terhadap area pesisir pantai tersebut dengan memberikan bantuan teknis dan pendampingan berupa gambar – gambar master plan terhadap pesisir pantainya, dengan memanfaatan potensi area sepanjang pasisir pantai dengan panjang garis pantai dan pasir pantainya. Tujuan kegiatan ini untuk menghasilkann produk master plan dan gambar DED dalam keperluan penataan lansekap, dan memberikan bekal bagi tim teknis desa tentang bagaimana baiknya menentukan dan menempatkan fasilitas – fasilitas wisata pantai PANMUTI desa noelbaki di yang menarik dalam upaya meningkatkan kerjasama kemitraan di desa Noelbaki dalam kemandirian kewirausahaan. Kata kunci : Gambar DED, Produk Master Plan, Wisata