Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMODELAN BANGKITAN PERJALANAN BERBASIS RUMAH TANGGA DI KOMPLEKS RSS. BAUMATA, KECAMATAN TAEBENU, KABUPATEN KUPANG Bella, Rosmiyati A.; Malaikosa, Kharson; Fanggidae, Linda W.
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.173 KB)

Abstract

Pergerakan masyarakat dalam suatu wilayah mememiliki beberapa karakteristik, yang umumnya dipengaruhi oleh aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan rumah tangga dan memperoleh model bangkitan pergerakan di Perumahan RSS Baumata. Metode analisis yang digunakan adalah meto deregresi dengan menggunakan variabel penjela stujuan perjalanan (X1), moda transportasi (X2), kepemilikan kendaraan (X3), pendapatan rata-rata (X4), jumlah anggota keluarga(X5). Sedangkan jumlah perjalanan rumahtangga dalam seminggu merupakan variabel terikat (Y). Berdasarkan hasil analisis menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions ) Versi 12.00 diperoleh model bangkitan perjalanan dengan bentuk matematis Ŷ = 2,609 + 1,252 X1 + 0,738X3 + 0,850 X4 + 0,685X5, Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor tujuan perjalanan, faktor jumlah anggota keluarga, faktor kepemilikan kendaraan dan faktor pendapatan rata-rata merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan di wilayah Perumahan RSS Baumata. Sedangkan faktor moda transportasi merupakan faktor yang tidak signifikan terhadap bangkitan perjalanan di wilayah ini
PEMODELAN BANGKITAN PERJALANAN BERBASIS RUMAH TANGGA DI KOMPLEKS RSS. BAUMATA, KECAMATAN TAEBENU, KABUPATEN KUPANG Bella, Rosmiyati A.; Malaikosa, Kharson; Fanggidae, Linda W.
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.173 KB)

Abstract

Pergerakan masyarakat dalam suatu wilayah mememiliki beberapa karakteristik, yang umumnya dipengaruhi oleh aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan rumah tangga dan memperoleh model bangkitan pergerakan di Perumahan RSS Baumata. Metode analisis yang digunakan adalah meto deregresi dengan menggunakan variabel penjela stujuan perjalanan (X1), moda transportasi (X2), kepemilikan kendaraan (X3), pendapatan rata-rata (X4), jumlah anggota keluarga(X5). Sedangkan jumlah perjalanan rumahtangga dalam seminggu merupakan variabel terikat (Y). Berdasarkan hasil analisis menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions ) Versi 12.00 diperoleh model bangkitan perjalanan dengan bentuk matematis Ŷ = 2,609 + 1,252 X1 + 0,738X3 + 0,850 X4 + 0,685X5, Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor tujuan perjalanan, faktor jumlah anggota keluarga, faktor kepemilikan kendaraan dan faktor pendapatan rata-rata merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan di wilayah Perumahan RSS Baumata. Sedangkan faktor moda transportasi merupakan faktor yang tidak signifikan terhadap bangkitan perjalanan di wilayah ini
Implementasi Konsep-konsep Arsitektur Perilaku dalam Perancangan Study and Co-Working Space di Kota Kupang Maria Sovia Monica Banamtuan; Linda Welmintje Fanggidae; Ariency Kale Ada Manu
ARCHIHUMANUM Vol 1 No 2 (2023): October
Publisher : CV. Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/archimane.v1i2.18

Abstract

Tekanan pekerjaan dan beban studi yang berat membuat banyak orang yang tinggal di kawasan urban, seperti di Kota Kupang, menginginkan ruang kerja dan belajar yang lebih informal dan rekreatif. Ruang kerja konvensional, seperti di kantor, sekolah, atau rumah, dinilai kurang memadai. Kedai kopi dan restoran kerap menjadi pilihan tempat untuk belajar dan bekerja. Fenomena perilaku ini memicu kebutuhan akan ruang kerja yang lebih bersifat informal, rekreatif, dan fleksibel. Perancangan fasilitas study and co-working space di Kota Kupang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Karena fasilitas ini dirancang untuk menanggapi fenomena perilaku yang relatif baru, pendekatan yang paling tepat adalah arsitektur perilaku. Perancangan ini menerapkan beberapa konsep arsitektur perilaku dalam prosesnya, seperti ruang personal, teritorialitas, seting perilaku, dan persepsi lingkungan. Konsep tersebut diterapkan di semua skala desain, mulai dari rencana tapak hingga desain interior ruangan. Dengan implementasi yang konsisten dan menyeluruh seperti ini, diharapkan akan menghasilkan desain arsitektur yang dibentuk sesuai dengan perilaku pengguna, namun jika diperlukan juga dapat membentuk perilaku pengguna.
ADAPTING THE CULTURAL FORMS IN ARCHITECTURAL DESIGN CONCEPT OF TOURISM CENTRE ON MULES ISLAND, MANGGARAI Fanggidae, Linda Welmintje; Jerobisonif, Aplimon; Dima, Thomas Kurniawan; Dahoklory, Lodwik Obed; Maromon, Rifat Yoktan Y.; Rudiyanto, Roseven
Jurnal Ilmiah Arsitektur Vol 14 No 2 (2024): Desember
Publisher : Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/jiars.v14i2.8193

Abstract

Mules Island, a small island in the Flores archipelago, possesses a diverse array of tourist attractions. Unfortunately, the island, which falls within the settlement area of the Manggarai ethnic group, lacks facilities to support the development of tourism activities. Thus, designing a tourism centre to address these needs is necessary. At the same time, the local community faces challenges related to cultural identity. Mules Island is home to a multi-ethnic population, with no single dominant ethnic group, a condition that raises the risk of cultural assimilation potentially eroding all existing ethnic identities. Preliminary studies indicate that the residents of Mules identify themselves as part of the Manggarai community. Consequently, Manggarai culture is an apt source of inspiration for the architectural design of the proposed tourism center. The design draws inspiration from two Manggarai cultural elements: the traditional Manggarai house known as Mbaru Niang and the distinctive Manggarai rice field pattern referred to as Sawah Lodok. These cultural forms are adapted into the design through a process of form transformation, employing both traditional and borrowing methods. The proposed facilities include a Tourist Information Center, cottages, gazebos, an observation tower, a plaza with food stalls, a plaza with souvenir kiosks, an amphitheater, a prayer room, and public restrooms. All structures incorporate plan and roof forms derived from the transformation of Mbaru Niang, while the site layout reflects the transformed pattern of Sawah Lodok. The architectural design of the tourism center on Mules Island has promoted the identity and the beauty of Manggarai culture while fulfilling its functional role in supporting tourism development activities.
STRATEGI PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI DESA NUCA MOLAS SEBAGAI DESTINASI UNGGULAN DI KABUPATEN MANGGARAI Rudiyanto, Roseven; Fanggidae, Linda Welmintje; Jerobisonif, Aplimon; Maromon, Rifat Yoktan Y.; Dima, Thomas Kurniawan; Dahoklory, Lodwik Obed
Jurnal Pariwisata Bisnis Digital dan Manajemen Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pariwisata, Bisnis Digital dan Manajemen Periode Mei 2025
Publisher : LPPM Universitas Nusa Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33480/jasdim.v4i1.6638

Abstract

Nuca Molas Village in Manggarai Regency has strong tourism potential but does not yet have a clear development strategy. This study aims to explore its potential and propose a strategy to make Nuca Molas Village a leading destination in Manggarai Regency. The approach used in this study is qualitative. The data collection techniques are interviews, observations, and documentation. Informants were selected using purposive sampling techniques, reaching seven people. This study identified four main potentials: Natural and cultural attractions, including biodiversity and shipbuilding traditions; Accessibility, because of its location close to Wae Rebo and Labuan Bajo; Amenities, with accommodation and culinary businesses in Dintor, the crossing point to Nuca Molas; and Tourism market, which benefits from tourist visits to Labuan Bajo and Wae Rebo. The strategy must prioritize increasing accessibility, infrastructure development, partnerships, community training, and reactivating tourism awareness groups (Pokdarwis). In addition, integrating tourism products with Wae Rebo and Labuan Bajo can increase visibility and attract more visitors. This research can provide an overview of the development strategy of tourist villages, especially marine tourism. It can be used as a basis for designing tourism development in Nuca Molas Village.
SOSIALISASI DAN WORKSHOP MODEL DAN TEKNIK PEMASANGAN BATA MERAH ‘EKSPOS’ PADA KELOMPOK TUKANG ‘LAMALOGA’ Bahantwelu, Marianus; Fanggidae, Linda W.; Kapilawi, Yohanes W.D.
Servirisma Vol. 5 No. 1 (2025): Servirisma : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/servirisma.2025.51.91

Abstract

Red brick is the most commonly used building material in East Flores Regency, not only due to it’s availability but also because it provides aesthetic value, a natural impression, and good durability for buildings. However, many builders still lack understanding of proper and innovative installation techniques, thus the use of red bricks is limited to conventional wall partitions (which is not exposed). Through this socialization and workshop, participants were given an understanding of various models of exposed red brick installation patterns, as well as the techniques and step by step installation methods. This activity emphasizes aspects of design innovation so that builders are able to produce unique and high-value works. The implementation method includes material delivery, direct demonstration, and installation practice by participants. The results of the activity showed an increase in participant’s understanding and skills in applying aesthetic and unique red brick installation techniques. Thus, this activity is expected to improve technical skills, enhance understanding of design innovation, thereby enabling their work to achieve higher quality, refined aesthetics, and greater economic value.
Bantuan Teknis Penyusunan Masterplan dan DED Kawasan Wisata Pantai Panmuti di Desa Noelbaki Kab Kupang NTT Nday, Rosvitayati Umbu; Kapilawi, Yohanes Wilhemus Dominikus; Maromon, Rifat Y. Y; Neonufa, Suliha N. I.; Fanggidae, Linda W.; Bahantwelu, Marianus; Dahoklory, Lodwik O.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Undana Vol 17 No 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jpkmlppm.v17i2.12747

Abstract

Desa Noelbaki merupakan desa yang memiliki potensi dalam berbagai aspek dan menjadi perhatian berbagai kalangan komunitas organisasi dan kelompok masyarakat ilmiah untuk melakukan berbagai kegiatan dalam mengembangkan potensi yang ada diwilayah tersebut. Berbagai bentuk program kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian usaha dalam upaya meningkatkan potensi dari Desa Noelbaki agar menjadi maju dan berkembang secara mandiri. Potensi yang dimiliki oleh desa Noelbaki, saat ini juga menjadi perhatian dari beberapa organisasi ataupun kelompok masyarakat ilmiah dalam melakukan pendampingan tehadap beberpa kegiatan desa noelbaki, seperti salah satu kegiatannya di area pantai yang dikenal dengan pantai PANMUTI untuk menjadikan desa nelbaki sebagai desa binaan dari berbagai komunitas dan kelompok masyarakat ilmiah untuk mengembangkan area pantainya. Solusinya adalah melakukan Perencanaan terhadap area pesisir pantai tersebut dengan memberikan bantuan teknis dan pendampingan berupa gambar – gambar master plan terhadap pesisir pantainya, dengan memanfaatan potensi area sepanjang pasisir pantai dengan panjang garis pantai dan pasir pantainya. Tujuan kegiatan ini untuk menghasilkann produk master plan dan gambar DED dalam keperluan penataan lansekap, dan memberikan bekal bagi tim teknis desa tentang bagaimana baiknya menentukan dan menempatkan fasilitas – fasilitas wisata pantai PANMUTI desa noelbaki di yang menarik dalam upaya meningkatkan kerjasama kemitraan di desa Noelbaki dalam kemandirian kewirausahaan. Kata kunci : Gambar DED, Produk Master Plan, Wisata
ADAPTING THE CULTURAL FORMS IN ARCHITECTURAL DESIGN CONCEPT OF TOURISM CENTRE ON MULES ISLAND, MANGGARAI Fanggidae, Linda Welmintje; Jerobisonif, Aplimon; Dima, Thomas Kurniawan; Dahoklory, Lodwik Obed; Maromon, Rifat Yoktan Y.; Rudiyanto, Roseven
Jurnal Ilmiah Arsitektur Vol 14 No 2 (2024): Desember
Publisher : Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/jiars.v14i2.8193

Abstract

Mules Island, a small island in the Flores archipelago, possesses a diverse array of tourist attractions. Unfortunately, the island, which falls within the settlement area of the Manggarai ethnic group, lacks facilities to support the development of tourism activities. Thus, designing a tourism centre to address these needs is necessary. At the same time, the local community faces challenges related to cultural identity. Mules Island is home to a multi-ethnic population, with no single dominant ethnic group, a condition that raises the risk of cultural assimilation potentially eroding all existing ethnic identities. Preliminary studies indicate that the residents of Mules identify themselves as part of the Manggarai community. Consequently, Manggarai culture is an apt source of inspiration for the architectural design of the proposed tourism center. The design draws inspiration from two Manggarai cultural elements: the traditional Manggarai house known as Mbaru Niang and the distinctive Manggarai rice field pattern referred to as Sawah Lodok. These cultural forms are adapted into the design through a process of form transformation, employing both traditional and borrowing methods. The proposed facilities include a Tourist Information Center, cottages, gazebos, an observation tower, a plaza with food stalls, a plaza with souvenir kiosks, an amphitheater, a prayer room, and public restrooms. All structures incorporate plan and roof forms derived from the transformation of Mbaru Niang, while the site layout reflects the transformed pattern of Sawah Lodok. The architectural design of the tourism center on Mules Island has promoted the identity and the beauty of Manggarai culture while fulfilling its functional role in supporting tourism development activities.