Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN RERATA KADAR HbA1c PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN NEUROPATI DAN TANPA NEUROPATI SENSORI MOTOR Jerry Tanhardjo; Rizaldy Taslim Pinzon; Lisa Kurnia Sari
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 2 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.725 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i2.13

Abstract

Latar Belakang: Neuropati diabetika/polineuropati diabetika ditandai munculnya kehilangan fungsi saraf secara progresif. Komplikasi ini terjadi pada 50% pasien dengan DM tipe 1 dan 2. Kadar HbA1c dapat menggambarkan rata-rata kadar glukosa dalam darah selama 2-3 bulan terakhir. Pemeriksaan ini penting pengelolaan pasien DM dalam jangka panjang dan pasien DM dengan perubahan gula darah yang dramatis setiap harinya. Penelitian sebelumnya mengenai HbA1c dan neuropati masih belum jelas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rerata kadar HbA1c pada pasien DM dengan neuropati dan tanpa neuropati sensori motor. Metodologi: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang. Penelitian dilakukan di RS Bethesda, Yogyakarta. Pengambilan sampel dengan metode consecutive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 64 sampel. Semua sampel dilakukan screening neuropati sensori motor menggunakan Diabetic Neuropathy Examination, Diabetic Neuropathy Symptom, dan Monofilament Test. Sampel terbagi menjadi 2 kelompok : DM Neuropati (DMN) dan DM Tidak Neuropati (DMTN); masing-masing kelompok terdiri dari 32 sampel. Hasil: Hasil penelitian pada 64 sampel menunjukkan bahwa kelompok DMN memiliki rerata kadar HbA1c (% ; mean ± SD) lebih tinggi dibandingkan kelompok DMTN (9,61 ± 2,60 Vs. 9,05 ± 2,35). Hasil analisis data menggunakan uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara rerata kadar HbA1c terhadap neuropati (p = 0,368). Pada penelitian ini didapatkan durasi DM menunjukkan hubungan bermakna terhadap neuropati (p = 0,006). Kesimpulan: Rerata kadar HbA1c ditemukan lebih tinggi pada pasien DM dengan neuropati sensori motor dibandingkan pada pasien DM tidak neuropati sensori motor, namun secara statistik tidak signifikan.
Efektivitas Terapi Metformin dalam Mencapai Target Kadar HbA1c Ni Kadek Ayu Kunti Pertiwi; Lisa Kurnia Sari; Hendi Wicaksono; Tejo Jayadi
SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2025): Oktober 2025
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/sehatmas.v4i4.6349

Abstract

Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) is a chronic disease with high prevalence in Indonesia, include Bantul Regency,Yogyakarta. In September 2024 the number of cases reached 18,520, indicating a high disease burden at the primary healthcare level. At Puskesmas Imogiri 1, most T2DM patients receive metformin therapy, yet the coverage of care and effectiveness of treatment in achieving optimal glycemic control, particularly HbA1c levels, remain challenging in daily practice. This study aimed to assess the effectiveness of metformin dosage in achieving HbA1c <7% in T2DM patients at Puskesmas Imogiri 1. A quantitative study with a cross-sectional design and total sampling technique was conducted among T2DM patients treated at this facility. The variables studied included type and dosage of metformin therapy and HbA1c levels as indicators of glycemic control, with data collected from medical record reviews, including medication history and the most recent HbA1c test results. Of the 54 respondents, 35.2% achieved HbA1c <7%, while the majority remained above the target. Statistical analysis using Fisher’s Exact Test revealed no significant association between metformin dosage and glycemic control status. Likewise, duration of therapy, sex, and age were not significantly associated with HbA1c achievement (p>0.05). In conclusion, this study indicates that there is no significant relationship between metformin dosage, duration of therapy, age, or sex and the achievement of HbA1c targets in T2DM patients at Puskesmas Imogiri 1.