Deasy Amanda Valentine
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KEPITING SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN METODE FILTRASI DI DESA KUALA LANGSA Deasy Amanda Valentine
Jurnal EDUKES : Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan Vol. 3: JURNAL EDUKES VOLUME 3 NOMOR 1, EDISI MARET 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BUSTANUL ULUM LANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52136/edukes.v3i1.342

Abstract

Kitosan dikenal memiliki kemampuan sebagai adsorben, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyerap material berbahaya pada beberapa air limbah, kitosan adalah salah satu biopolimer alami yang cukup terkenal dan baik untuk pengolahan air. Cangkang kepiting mengandung protein (15,60% - 23,90%), kalsium karbonat (53,70% - 78,40%) dan kitin (18,70% - 32,20%). Cangkang kepiting memiliki potensi tinggi untuk menghilangkan logam berat dalam limbah industri. Struktur kitin dan komposisi (CaCO3) yang tinggi menyebabkan cangkang kepiting bisa digunakan sebagai adsorben logam berat dalam limbah industri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan kitosan dari limbah cangkang kepiting sebagai adsorben logam berat Cu dengan menggunakan metode filtrasi, untuk membuat kitosan dari limbah cangkang kepiting yang dapat digunakan sebagai adsorben dan filtrasi pada pengolahan air yang mengandung limbah logam berat Cu, dan untuk mengetahui efektivitas penyerapan kitosan pada air limbah logam berat Cu. Penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan One Gruop Pretest- posttes Design. Berdasarkan hasil dari kegiatan eksperimen yang dilakukan terjadi penurunan efektivitas kitosan dari penyari ngan pertama, kitosan mampu menyerap logam berat sebanyak 64% sedangkan pada penyaringan kedua kitosan mampu menyerap logam berat sebanyak 42% dan pada penyaringan ketiga kitosan mampu menyerap logam berat sebanyak 28% di dalam air. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat Desa Kuala Langsa agar masyarakat tau cara pembuatan kitosan dari cangkang rajungan dan memanfaatkan limbah cangkang rajungan sebagai penyerapan logam berat Cu dan dapat dijadikan tambahan informasi bagi pendidikan serta tambahan referensi untuk perpustaka.
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SDN 11 LANGSA TAHUN 2020 Deasy Amanda Valentine
Jurnal EDUKES : Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan Vol. 3: JURNAL EDUKES VOLUME 3 NOMOR 2, EDISI SEPTEMBER 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BUSTANUL ULUM LANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52136/edukes.v3i2.370

Abstract

Anak usia sekolah merupakan kelompok usia rentan terhadap masalah kesehatan maka siswa lebih mudah terkena penyakit. Rendahnya kesadaran untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak sekolah menyebabkan lingkungan sekolah tidak terurus, mempengaruhi kenyamanan siswa maupun guru saat proses pembelajaran dan dapat memicu berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kesehatan lingkungan di SDN 11 LANGSA Tahun 2020. Jenis penelitian ini survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan responden sebanyak 81 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN tergolong baik (60,5%) dan kesehatan lingkungan tergolong baik sebanyak (72,3%). Hasil uji statistik Spearman Rank (Rho) diperoleh p (value) = 0,000 yang dimana (p = 0,05) sehingga ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kesehatan lingkungan di SDN 11 LANGSA. Disarankan kepada pihak sekolah untuk menanamkan pendidikan kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga kepada siswa/i untuk meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik untuk peduli terhadap kesehatan lingkungan..
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (MUSA PARADISIACA LINN) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENGURANGI KADAR BOD, COD,pH, TSS DAN SUHU PADA AIR SUMUR DI DESA MATANG SETUI KECAMATAN LANGSA TIMUR KOTA LANGSA Deasy Amanda Valentine
Jurnal EDUKES : Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan Vol. 4: JURNAL EDUKES VOLUME 4 NOMOR 2, EDISI SEPTEMBER 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BUSTANUL ULUM LANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52136/edukes.v4i2.406

Abstract

Kulit pisang merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar zat besi dan zat kapur secara alamiah pada air sumur dan kulit pisang dapat dijadikan sebagai bahan karbon aktif karena kulit pisang merupakan bahan buangan atau limbah buah pisang yang cukup banyak jumlahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah limbah kulit pisang kepok (musa paradisiaca l) dapat dijadikan sebagai adsorben untuk mengurangi kadar BOD, COD, pH, TSS, dan Suhu pada air sumur di Desa Matang Setui, untuk membuat adsorben dari limbah kulit pisang kepok, dan untuk melihat pengurangan kadar BOD, COD, pH, TSS, dan Suhu pada air sumur di Desa Matang Setui. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen One Gruop Pretest and Posttes Design. Penelitian dilaksanakan di bulan April s.d bulan Desember. Hasil dari kegiatan eksperimen yang dilakukan menunjukkan hasil pengukuran kualitas air sumur sebelum diberi perlakuan yaitu BOD sebesar 15.300 mg/l, setelah diberi perlakuan menggunakan serbuk kulit pisang kepok diperoleh nilai BOD sebesar 327 mg/l, Dan TSS sebelum perlakuan 6 mg/l setelah perlakuan sebesar 68 mg/l, dan setelah perlakuan pemberian serbuk kulit pisang kepok sebanyak 200 gram dan ternyata belum mampu menurunkan BOD dan TSS pada air sumur.Hasil pengukuran kualitas air sumur sebelum diberi perlakuan yaitu COD sebesar 21,231 mg/l, setelah diberi perlakuan menggunakan serbuk kulit pisang kepok diperoleh nilai COD sebesar 23,004 mg/l, dan pH sebelum perlakuan sebesar 5 dan setelah perlakuan sebesar 4, dan Suhu sebelum perlakuan sebesar 38 dan setelah perlakuan sebesar 37 setelah perlakuan pemberian serbuk kulit pisang kepok sebanyak 200 gram dan mampu menurunkan COD, pH dan Suhu pada airsumur. Peneliti selanjutnya disarankan melakukan aktivasi adsorben menggunakan jenis asam kuat yang lain seperti NHO3, H2SO4, HI dan lain-lain agar kadarCOD dan TSS dapat diturunkan sesuai dengan standar baku mutu Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pengurangan Kadar COD dan BOD Pada Air Sumur Gali Menggunakan Adsorben Dari Kulit Pisang Deasy Amanda Valentine
Jurnal EDUKES : Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan Vol. 5: JURNAL EDUKES VOLUME 5 NOMOR 2, EDISI SEPTEMBER 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BUSTANUL ULUM LANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52136/edukes.v5i2.452

Abstract

Air tanah atau air sumur merupakan sumber air bersih terbesar yang digunakan. Kendala yang paling sering ditemui dalam menggunakan air tanah adalah masalah kandungan zat besi (Fe) dan zat Kapur (CaCO3) yang terdapat dalam air baku. Selain itu juga terdapat kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biologycal Oxygen Demand) yang tinggi. Jenis penelitian ini adalah observasi laboratorik yang bertujuan untuk mengetahui analisis kadar COD dan BOD pada air sumur menggunakan kulit pisang sebagai adsorben. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi kadar COD dan BOD pada sumur gali menggunakan kulit pisang sebagai adsorben. Kualitas karbon aktif dipengaruhi oleh bahan baku, kondisi operasi pada tahap karbonisasi, serta konsentrasi aktivator yang digunakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa: Penggunaan arang aktif kulit pisang sebagai adsorben pada pengolahan air sumur gali dapat menurunkan kadar COD dari 30 mg/L menjadi 5,9 mg/L, kadar BOD dari 3,31 menjadi 1,56 mg/L.
Efektivitas Perangkap Lalat Dari Botol Bekas Menggunakan Variasi Lem Perekat di Kota Langsa Deasy Amanda Valentine
Jurnal EDUKES : Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan Vol. 6: JURNAL EDUKES VOLUME 6 NOMOR 1 EDISI MARET 2023
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BUSTANUL ULUM LANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52136/edukes.v6i1.462

Abstract

Tempat Penampungan Sementara (TPS) adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulangan atau tempat pengolahan sampah terpadu. Lalat merupakan salah satu jenis serangga yang termasuk dalam ordo Diptera dan hidupnya sangat dekat dengan manusia. Famili lalat yang hidupnya berdekatan dengan manusia adalah famili Calliphoridae,Muscidae,dan Sarcophagidae. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk melihat keefektifan lem perekat yang dioleskan pada perangkap botol bekas.Ini merupakan upaya pengendalian lalat dengan cara fisik dilakukan dilokasi dengan angka kepadatan lalat yang tinggi yaitu pada TPS Gaampong Blang Kecamatan Langsa Kota.Dari hasil penelitian perangkap lalat dari botol bekas air mineral denga menggunakan variasi lem yaitu lem fox kuning, lem gajah dan lem glumon, dari ketiga lem tersebut yang paling efektif yaitu lem gajah dengan jumlah hinggapan lalat sebanyak 898 ekor lalat. Data dianalisis menggunakan One Way Anova pada derajat signifikasi 0,05.Berdasarkan hasil uji nya menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna jumlah lalat yang terperangkap diantara ketiga variasi lem perekat yang digunakan. Maka dapat di simpulkan dengan menggunakan perangkap lalat dari botol bekas air mineral dengan menggunakan lem gajah adalah salah satu metode pengendalian lalat yang efektif. Dari ketiga lem di atas yaitu lem fox kuning, lem gajah dan lem glumon yang paling efektif dalam mengurangi populasi lalat di TPS Gampong Blang Kecamatan Langsa Kota. Saran dari peneliti masyarakat juga dapat mengaplikasikan pembuatan perangkap lalat modifikasi dengan botol plastik air mineral ini dan menambahkan atraktan lem gajah dengan umpan limbah ikan untuk mengurangi kepadatan lalat di lingkungan masyarakat.