Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODEL PREDIKTOR KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) BERBASIS VARIABEL FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DI KOTA METRO Kristanti, Milantika; Nisa, Khairun; Anggileo, Bayu
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.12742

Abstract

Abstrak : Model Prediktor Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Variabel Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat Di Kota Metro. Demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh daerah tropis dan sub-tropis di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan  masih banyaknya  jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) sehingga diperlukan model prediktor DBD berbasis variabel faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mencari model prediktor kejadian DBD  berbasis variabel faktor lingkungan dan perilaku di Kota Metro. Penelitian ini merupakan penelitian Case-Control. Penelitian ini dilakukan di kota Metro yang memiliki 5 kecamatan yaitu Metro Pusat, Metro Barat, Metro Selatan, Metro Timur dan Metro Utara. Terdiri dari 42 responden kelompok kasus dan 42 responden kelompok kontrol total 84 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat, analisa bivariat dan analisis Multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu Ketersediaan tutup pada kontainer TPA, Keberadaan pot tanaman hias, Keberadaan jentik pada TPA, Penggunaan Abate, Kepadatan hunian, Kebiasaan menguras tampungan air, Kebiasaan menutup tampungan air dan Kebiasaan menguburkan / memusnahkan barang bekas yaitu variabel yang memiliki p-value < 0,05. Model prediktor kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada pemodelan multivariat, meliputi keberadaan pot tanaman hias dengan p-value 0,030 OR (6,787), penggunaan abate dengan p-value 0,029 OR (2,200), kebiasaan menguburkan /memusnahkan barang bekas dengan p-value 0,008 OR (7,093), kebiasaan menggunakan obat/anti nyamuk dengan p-value 0,001 OR (19,585) dan keberadaan jentik pada TPA dengan p-value <0,001 OR (111,376) sebagai variabel pengontrol. Disarankan program gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) dalam PSN 3M PLUS repellent dan abate dapat berjalan dengan optimal.
FAKTOR RISIKO STUNTING PADA ANAK BALITA DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Kristanti, Milantika; Fithri, Nayla Kamilia
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 15 No 2 (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v15i2.2610

Abstract

Stunting is stunted growth in children due to malnutrition. It can affect children's cognitive and physical development, increase the risk of infection, and significantly contribute to child morbidity and mortality. This study aims to analyze the risk factors for stunting in children under five (13-59 months). The study used a case-control design to compare previous exposure to stunting and normal children under five. Measurements and interviews were conducted with 120 children under five and their mothers. The SPSS (24.0) was used for the Chi-square and Odds Ratio (alpha = 5%) test. The study found the risk factors for stunting under five, poor income (OR = 4.75; 95% CI 2.18-10.33), not getting exclusive breastfeeding (OR = 5.29; 95% CI 2.39-11.68) ), there is no access to clean water (OR = 3.00; 95% CI 1.42–6.32), and healthy latrines (OR = 3.73; 95% CI 1.75-7.94). Increasing the nutritional status of pre-pregnant and pregnant women and access to clean water and healthy latrines to prevent infection is an urgent need to be implemented immediately.Â