Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keadilan Lingkungan Dalam Gerakan Perlawanan (Resistensi Masyarakat Adat Kasepuhan Bayah Terhadap PT. Cemindo Gemilang) Wawan, Wawan; Khoirunisa, Khoirunisa; Patmah, Nurul
ijd-demos Volume 3 Issue 2 August 2021
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v3i2.103

Abstract

AbstractThis paper will discuss the resistance movement of the Kasepuhan Bayah Indigenous Community against PT. Gemindo Gemilang. Simply put, this paper will be divided into two parts, first we will elaborate on the anxiety experienced by the Kasepuhan Bayah Indigenous People towards PT. Gemindo Gemilang. Second, it will be discussed about how the resistance movement was carried out. Theoretically, this paper rests on two main theories, namely the theory of social movements and the theory of environmental justice. both theories are considered to have strong relevance to the unit of analysis in this study so that they can dissect the case sharply and in depth. This study uses a descriptive qualitative method with data collection techniques through media observation and interviews. The results of this study explain that the Kasepuhan Bayah Indigenous Community is experiencing unrest by the construction and operational activities of the cement factory owned by PT. Cemindo Gemilang which destroys the environment. their cultural values which are very conservative towards nature make environmental issues quickly realized and become a shared responsibility. These issues include the loss of springs, polluted rivers, flooding, shipping mud, and marine pollution. This issue later became the basis of their resistance movement. The resistance movement is carried out directly by conducting demonstrations and planting trees continuously. Their consistency in this movement created a pattern of resistance that drew responses from many parties such as the general public and local media. Keywords: environmental justice, resistance, indigenous peoples, PT. Gemindo Gemilang. AbstrakTulisan ini akan membahas gerakan perlawanan Masyarakat Adat Kasepuhan Bayah terhadap PT. Cemindo Gemilang. Sederhananya tulisan ini akan terbagi kedalam dua bagian, pertama kita akan elaborasi mengenai keresahan yang dialami oleh Masyarakat Adat Kasepuhan Bayah terhadap PT. Cemindo Gemilang. Kedua, akan dibedah tentang bagaimana gerakan perlawanan tersebut dilakukan. Secara teoritis tulisan ini bertumpu pada dua teori utama yakni teori gerakan sosial dan teori keadilan lingkungan (Environmental Justice). kedua teori tersebut dianggap memiliki relevansi yang kuat dengan unit analisa dalam penelitian ini sehingga dapat membedah kasus secara tajam dan mendalam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data melalui observasi media dan wawancara. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Masyarakat Adat Kasepuhan Bayah mengalami keresahan oleh aktifitas pembangunan dan operasional pabrik semen milik PT. Cemindo Gemilang yang merusak lingkungan. Nilai-nilai kultural mereka yang sangat konservatif terhadap alam membuat isu lingkungan dengan cepat disadari dan menjadi tanggung jawab bersama. Isu ini meliputi hilangnya mata air, sungai yang tercemar, banjir, lumpur kiriman, dan pencemaran laut. Isu ini kemudian menjadi basis dalam gerakan perlawanan mereka. Gerakan perlawanan dilakukan secara langsung dengan cara melakukan demonstrasi dan penanaman pohon secara terus menerus. Konsistensi mereka dalam gerakan ini menciptakan pola perlawanan yang menuai respon banyak pihak seperti masyarakat umum dan media-media lokal.Katakunci:  keadilan lingkungan, resistensi, masyarakat adat, PT. Cemindo Gemilang.
Diskursif Politik Lingkungan dan Relasi Aktor dalam Kerusakan Lingkungan di Kabupaten Lebak, Banten Patmah, Nurul; Ma'asan Mayrudin, Yeby
Jurnal Pemerintahan dan Politik Vol. 10 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Indo Global Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jpp.v10i2.4696

Abstract

Penulisan artikel ini berawal dari keresahan terhadap korporasi lokal yaitu perusahaan tambak udang yang beroperasi di Kabupaten Lebak bagian selatan. Hal ini dikarenakan hampir semua perusahaan tambak udang tersebut tidak memiliki izin kelengkapan baik itu administrasi maupun persetujuan IPAL pembuangan limbah. Hal tersebut kemudian menimbulkan polemik yaitu mengenai permasalahan kerusakan lingkungan. Terangkum dalam beberapa penelitian terkait bagaimana kondisi kerusakan lingkungan mulai dari sekala kecil maupun besar, permasalahan kerusakan lingkungan tersebut membawa dampak yang merugikan khususnya bagi masyarakat. Permasalahan tersebut diteliti lebih dalam menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, yang dapat menggali lebih dalam terkait permasalahan kerusakan lingkungan di Kabupaten Lebak. Kemudian data tersebut dibedah menggunakan konsep teori politik lingkungan milik (Siahaan) dan etika lingkungan (Keraf) sebagai pisau analisisnya. Hasil penelitian memperlihatkan keberadaan perusahaan tambak udang di Kabupaten Lebak menimbulkan polemik yang begitu kompleks, berdasarkan pada beberapa penuturan informan, yang menyebabkan terjadinya polemik dalam usaha tambak udang karena dalam praktiknya dilandasi kepentingan para aktor mulai dari aktor korporasi yaitu pengusaha tambak udang yang hanya mengutamakan keuntungan tanpa peduli dengan masalah perizinan dan persetujuan IPAL pembuangan limbah. Begitupun dengan aktor Pemerintah yaitu Kepala Desa yang terlibat dalam proses pembebasan lahan hanya untuk kepentingan pencalonan menjadi Kepala Desa di periode berikutnya.