Bahrudin, Mohammad
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Kadar Air Pada Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma) Asap Berdasarkan Ukuran Ikan Yang Berbeda Bahrudin, Mohammad; Sholiha, Illiyatus

Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v1i2.3681

Abstract

Fish is a source of high protein and is a commodity that is prone to spoilage. One method to inhibit the decay process is by smoking. Smoking aims to reduce the water content of smoked fish so that the smoked fish can have a longer shelf life. One of the commonly smoked fish is mackerel (Rastrelliger brachysoma). This method of smoking mackerel in this study is using traditional smoking method with coconut shells as fuel. The purpose of this study was to determine the difference in water content in smoked mackerel based on different fish size according to SNI 2725:2013 regarding smoked fish. This type of research is quantitative experimental with the independent variable being the size of mackerel (A = size of mackerel 10 cm – 12 cm and B = size of mackerel 16 cm – 18 cm), the independent variable is water content, while the controlled variable is the type of fish and length of smoking time. Each treatment was repeated 5 times. The result of this study is that there are differences in water content of smoked mackerel based on different fish sizes, where Fcalculated (82,73) > from Ftable 5% (5,31) and small (A = size of mackerel 10 cm – 12 cm) and medium size (B = size of mackerel 16 cm – 18 cm) smoked mackerel meet the SNI 2725:2013 quality standard on smoked fish for the water content parameter, which is below the maximum value of 60% water content.
GENDER DALAM TAFSIR MUNIR KARYA SYEIKH AL-NAWAWI AL BANTANI bahrudin, mohammad
Bahasa Indonesia Vol 11 No 1 (2025): KAJIAN SUFISTIK
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v11i1.1499

Abstract

Berdasar penafsiran syaikh nawawi dapat disimpulkan:orang laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan karena keutamaan yang diberikan oleh allah mengalahkan perempuan. Laki-laki memiliki akal yang sempurna, cemerlang pemikirannya, kuat dalam beramal, taat kepada allah yang di pandang bagus untuk menjadi pemimpin tidak hanya itu laki lebih pantas dalam berbagai hal seperti kenabian, kesaksian dalam hukum, dan kewajiban yang lain seperti jihad mendirikan shalat jumat. Selain itu laki memberi nafkah dan mahar. Perempuan yang shalehah adalah perempuan yang taat dan mejaga diri dan harta suami ketika suami tidak ada dirumah dan menolongnya. Jika perempuan itu nusyuz atau membangkang maka laki-laki haruslah pertama menasihati supaya mereka melakukan perintah allah dan takut melanggar larangan allah yang kedua jika dinasehati tidak ada manfaatnya memisah ranjang dan yang ketiga jika pisah ranjang tika bermanfaat maka memukul dengan ketentuan tidak menyakiti dan tidak mencidrai, akan tetapi menurutnya yang utama meninggalkan memukul kalau tidak terpaksa. Kalau memukul maka melalui ketentuan dan cara yang beliau utarakan. Jika tidak membangkang tidak boleh mencari jalan untuk mencintai atau menyakiti. Yang dipegang adalah keadaan dlahir. Tidak usah mencari yang ada didalam hatinya cinta atau benci. Yang terpenting mereka sudah taat dan tidak membangkang. Jika orang mukmin takut perselisihan diantara suami istri maka orang mukmin disuruh untuk mengutus hakam dari kedua belah pihak untuk mendamaikan, memperbiki keadaan, dan menghendaki kebaikan dari keluarga karena keluarga itu lebih mengetaui kedaan mereka dan sangat mencari kebaikan. Akan tetapi juga boleh dari orang lain.