Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia, dengan sekitar 15 juta kasus setiap tahunnya. Pada penderita stroke, terjadi penurunan fungsi kardiovaskular dan denyut nadi yang berdampak pada distribusi oksigen, gangguan pergerakan dinding dada, serta kelemahan otot, yang secara keseluruhan memengaruhi mekanisme dan efisiensi pernapasan. Latihan aerobik yang dilakukan secara teratur, terukur, dan dengan dosis yang sesuai, dapat membantu meningkatkan VO₂max dan METs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan static cycle dan deep breathing exercise pada pasien pasca stroke yang mengalami penurunan fungsi kardiorespirasi di RS Sentra Medika Cikarang. Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimental dengan rancangan pretest-posttest two group. Pelaksanaan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik Fisioterapi RS Sentra Medika Cikarang. Sebanyak 16 subjek dipilih melalui teknik purposive sampling, dan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri dari 8 orang. Kelompok pertama menjalani latihan static cycle dengan intensitas ringan hingga sedang selama 10–15 menit, sementara kelompok kedua menjalani deep breathing exercise selama 3–5 menit. Intervensi dilakukan 2–3 kali per minggu selama 4 minggu. Instrumen yang digunakan untuk pengukuran adalah Six-Minute Walking Test (6MWT). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari pemberian latihan static cycle maupun deep breathing exercise dengan nilai p = 0,0002 (p < 0,05) pada masing-masing kelompok. Latihan static cycle dan deep breathing exercise berpengaruh terhadap peningkatan hasil pemeriksaan 6MWT pada pasien pasca stroke dalam masing-masing kelompok perlakuan.