Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengalaman Membangun Cita-Cita serta Tujuan Hidup pada Usia Emerging Adulthood: Analisa Fenomenologi Lesthari, Fellia; Permana, Muhammad Zein
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.6711

Abstract

This study focuses on providing an overview of the experience of building goals and life goals at the age of emerging adulthood at the psychology faculty of UNJANI. This study uses qualitative methods with phenomenological analysis and thematic analysis. Data were collected through in-depth interviews with 3 students who had the characteristics of being at the age of emerging adulthood. The first participant has ideals and goals in life that are unusual/anti-mainstream, the second participant has ideals and goals that fall into the general category, and the third participant has specific goals and life goals. This study found three main themes, namely: 1) success, which means that when asked about the goals and objectives of life, participants described what the definition of ideals and goals in life were, namely success, not about the profession of work but about achievement; 2) the process, namely a person will be more motivated to achieve the ideals and goals of life by increasing self-capacity, not based on the stage of development; 3) nature, namely reaching the ideals and goals of life realistically not based on idealism. The results of the study suggest that a quantitative measuring instrument should be made involving the dimensions of success, process, and nature and realize the importance of the role of religiosity in building life goals and aspirations, the process and mechanism for building ideals, as well as the possible challenges and obstacles that occur.Penelitian ini berfokus untuk memberikan gambaran pengalaman membangun cita-cita serta tujuan hidup pada usia emerging adulthood di fakultas psikologi UNJANI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisa fenomenologi dan analisa tematik. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap 3 orang mahasiswa yang memiliki karakteristik berada pada usia emerging adulthood. Partisipan pertama memiliki cita-cita serta tujuan hidup yang tidak biasa/antimainstream, partisipan kedua memiliki cita-cita serta tujuan yang masuk pada kategori umum, dan partisipan ketiga dengan cita-cita dan tujuan hidup yang spesifik. Penelitian ini menemukan 3 temuan tema utama, yaitu: 1) sukses, yakni artinya ketika ditanya terkait dengan cita-cita serta tujuan hidup, partisipan menggambarkan tentang apa yang menjadi definisi cita-cita serta tujuan hidup, yaitu sukses, bukan soal profesi pekerjaan melainkan soal pencapaian; 2) proses, yakni seseorang akan lebih terdorong untuk mencapai cita-cita serta tujuan hidup dengan meningkatkan kapasitas diri, bukan berdasarkan tahapan perkembangan; 3) sifat, yakni menggapai cita-cita serta tujuan hidupnya dengan realistis bukan berdasarkan idealis. Hasil penelitian menyarankan untuk dibuat alat ukur kuantitatif yang melibatkan dimensi sukses, proses, dan sifat dan menyadari pentingnya peran religiusitas dalam membangun cita-cita serta tujuan hidup, proses dan mekanisme membangun cita-cita, serta kemungkinan tantangan dan hambatan yang terjadi.
Persepsi Fairness dalam Romantic Relationship pada Perempuan Emerging Adulthood Permana, Muhammad Zein; Putri, Ferren Azzahra
Jurnal Wanita dan Keluarga Vol 5 No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Pusat Studi Wanita dan Keluarga UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jwk.12792

Abstract

This research aims to explore the perceptions of emerging adult women (aged 18-25 years) regarding fairness in Romantic Relationships. A total of 243 participants with an average age of 18 years (M = 22.5) answered open-ended questions about their perceptions of fairness in Romantic Relationships. The interview results were then analyzed thematically and categorized to obtain themes related to fairness in Romantic Relationships. Through qualitative methods with thematic analysis, it was found that fairness in Romantic Relationships is perceived when: 1) There is reciprocity, meaning the relationship is mutual or two-way; 2) There are shared goals; 3) There is equity or fairness, indicating that treatment in the relationship can be predicted; 4) There is no discrimination, meaning there is no differential or special treatment due to certain factors such as gender; 5) There is self-awareness, meaning both parties are aware of fulfilling their rights and obligations. These five themes appear to be in different psychological explanation domains, namely personal, interpersonal or relational, group, and even intergroup. These findings demonstrate the novelty of the fairness concept, which makes it understandable that research and interventions on fairness in romantic relationships have not yet been successful. This is because fairness concepts have been explained only in the interpersonal or relational domain so far, whereas this research finding indicates three other interconnected explanation domains that define the fairness concept in romantic relationships.
Relasi Konsumen dengan Brand dalam Perspektif Indonesia Permana, Muhammad Zein; Taufiq, Rachmat; Hardianto, Yoga; Hadras, Muhammad
Kajian Branding Indonesia Vol 6 No 2 (2024): Kajian Branding Indonesia
Publisher : Universitas Prasetiya Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21632/kbi.6.2.129-139

Abstract

This study aims to find the concept of consumer-brand relations from the perspective of Indonesian consumers. This is because so far the research related to consumer relations with the brand comes from a developed country background who is very familiar and accustomed to interactions with brands. This study will then explore the concept of what Indonesian consumers live with in relation to their relationship with the band. It was found that there are 5 main concepts of consumer relations with brands, namely: brand loyalty; feeling connected to something; connection with self; the way someone builds interactions; expand themselves and relationships; each of these categories is closely related to anthropomorphizing, namely a process called human activity to animate, humanize, and personalize Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep relasi konsumen dengan brand dari perspektif konsumen Indonesia. Hal ini karena selama ini penelitian terkait relasi konsumen dengan brand itu berlatar-belakang negara maju yang sangat familiar dan terbiasa dengan interaksi dengan brand. Penelitian ini kemudian akan mengeksplorasi konsep apa yang dihayati konsumen Indonesia terkait dengan relasinya dengan band. ditemukan bahwa terdapat 5 konsep utama relasi konsumen dengan brand yakni:Loyalitas terhadap brand; perasaan terkoneksi dengan sesuatu; keterkaitan dengan diri; cara seseorang dalam membangun interaksi; memperluas diri dan relasi; yang masing-masing kategori tersebut erat kaitannya dengan anthropomorphizing yaitu proses yang disebut dengan Aktivitas manusia untuk menghidupkan, memanusiakan, dan mempersonalisasi.
Eksplorasi Alasan Pengambilan Keputusan Pinjaman Online pada Emerging Adulthood Permana, Muhammad Zein; Ermawati, Erma
JURNAL SOCIAL LIBRARY Vol 4, No 2 (2024): JURNAL SOCIAL LIBRARY JULY
Publisher : Granada El-Fath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/sl.v4i2.264

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena Pengambilan Keputusan Menggunakan Pinjaman Online pada Emerging Adulthood (18-29 tahun) dari perspektif psikologis. Menggunakan pendekatan Grounded Theory, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 107 partisipan yang memiliki pengalaman menggunakan layanan pinjaman online. Hasil penelitian mengidentifikasi sepuluh tema utama yang mempengaruhi keputusan individu untuk menggunakan pinjaman online: kebutuhan finansial mendesak, kemudahan dan kecepatan akses, gaya hidup konsumtif, kurangnya literasi keuangan, pengaruh teman dan lingkungan sosial, kurangnya alternatif keuangan, desakan emosional dan psikologis, pengalaman positif sebelumnya, kurangnya transparansi informasi, dan tekanan untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan preventif berbasis nilai-nilai Islam dalam menangani masalah ini serta peran akademisi Muslim dan pergerakan Islam dalam menyediakan pendidikan, dukungan, dan intervensi yang sensitif terhadap budaya.
TOLERANSI; Sebuah Konsep Psikologi Permana, Muhammad Zein; Riyani, Putri
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 15, No 2 (2023): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v15i2.28280

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep toleransi secara mendalam dari perspektif psikologis dengan menggunakan pendekatan grounded theory. Saat membicarakan mengenai toleransi, seakan hanya terbatas dari satu sudut pandang ataupun konteks yang spesifik baik itu agama, budaya, maupun sosial dan tidak dapat dikaitkan dengan hal lain diluar itu sehingga membuatnya sulit dijelaskan dengan cakupan yang lebih luas dan menyeluruh. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani. Hasil analisis data melalui proses coding yang dilakukan mengungkap bahwa toleransi melibatkan kemampuan seseorang untuk menghargai, menghormati, memberikan kebebasan, berusaha memahami, dan memaklumi perbedaan dengan dirinya serta menerima hal tersebut tanpa diskriminasi, bahkan melakukan perbuatan baik dalam interaksi sosialnya. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan teori baru tentang toleransi dari perspektif psikologis dan memiliki implikasi praktis dalam merancang pendekatan pendidikan serta program pelatihan untuk mempromosikan toleransi dan pemahaman antar budaya, dengan tujuan membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis