Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Transethosomes as Vesicular Drug Delivery : a Modified Form of Ethosomes and Transfersomes Rosmiati, Meiti; Wulantresna, Dewi; Emelia, Rida
Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 7 No. 3 (2025): Ranah Research : Journal Of Multidisciplinary Research and Development
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/rrj.v7i3.1432

Abstract

Liposomal vesicle formulations can be classified into two categories, namely rigid hard vesicles such as liposomes and elastic vesicles such as transferosome. One of the shortcomings of conventional liposomes is their permeation strength in the stratum corneum, so that in later generations liposomes are designed to be able to better overcome these obstacles. Deformable liposomes, also known as transfersomes, are liposomes that contain edge activators/surfactants. The combination of phospolipids with membrane softening agents allow the transfersome to penetrate pores that are five times smaller than their own diameter, even after it passes through small pores. Ethosomes are liposomes with modified ethanol that act as reservoir systems and offer the continuous delivery of drugs to the desired site. The high concentration of ethanol content in the manufacture of ethosome systems makes this system different from other vesicle systems, because the ethanol content will interfere with the double layer of skin lipids and thus increase the ability of vesicles to penetrate into the stratum corneum. Phospholipids in ethosomes serve as vesicular-forming components. Phospholipids are also reported to act synergistically with ethanol to improve drug permeation in ethosome formulations. Transethosomes are ethanol-based lipid vesicular systems resulting from modifications of ethosome and transfersome systems that can increase penetration in the skin. It is a new generation of the ethosome system which developed by increasing the flexibility of vesicles by redistributing edge activators and lipids on the skin. The mechanism of action of transethosomes is a combination of advantages of both transferosome systems and ethosomes.
Profil Peresepan Obat Diabetes Melitus dan Hipertensi pada Pasien Prolanis di Klinik Seno Medika Rabiatul Adawiyah, Rosita; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i2.165

Abstract

Latar Belakang: Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah program promotif dan preventif yang dikembangkan BPJS Kesehatan bekerja sama dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Prolanis adalah diabetes melitus dan hipertensi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana profil peresepan obat pada pasien Prolanis dengan penyakit diabetes melitus dan hipertensi di Klinik Seno Medika. Metode: Penelitian yang digunakan adalah metode non eksperimental dengan rancangan penelitian desktiptif retrosfektif. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 2 April-31 Mei 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 60 resep. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan responden pasien perempuan (57%), laki-laki (43%). Rentang usia 40-49 tahun (10%), 50-59 tahun (25%), 60-69 tahun (40%), 70-79 tahun (25%). Pasien yang mengidap penyakit diabetes melitus (8%), hipertensi (65%), diabetes melitus dan hipertensi (27%). Obat diabetes melitus yang digunakan, metformin (60%), glibenclamid (10%), glimepirid (30%). Obat hipertensi yang digunakan, amlodipin (77%), captopril (14%), furosemid (9%). Kesimpulan: Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah biguanid untuk diabetes melitus dan golongan obat antagonis kalsium untuk hipertensi.
Profil Kelengkapan Resep Antihipertensi Terhadap Pasien Antihipertensi di Apotek Nurani Majalaya Romansyah, Edwin Fauzi; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 1 No. 9 (2021): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v1i9.182

Abstract

Latar Belakang: Pengkajian resep adalah proses pengkajian terhadap penulisan resep oleh tenaga kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, farmasetik dan klinis baik resep rawat jalan maupun rawat inap. Pengkajian resep terdiri dari pengkajian secara administrasi, farmasetik dan klinis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kesesuaian kelengkapan resep secara administrasi dan farmasetka dari dokter spesialis dalam di salah satu RSUD di Kabupaten Bandung. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan desain Cross Sectional. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah total resep Antihipertensi yang tidak memenuhi standar pelayanan kefarmasian dan kelengkapan administrasi meliputi umur pasien sebesar 0%, alamat pasien sebesar 0%, dan jenis kelamin berjumlah 0%. Sedangkan secara farmasetik yang tidak memenuhi standar pelayanan kefarmasian diantaranya kekuatan obat sebesar 0% dan stabililitas sebesar 0%. Kesimpulan: Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pengkajian resep Antihipertensi secara administrasi dan farmasetik tidak memenuhi standar pelayanan kefarmasian.
Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Appendicitis Terhadap Kesehatan Usus di Rumah Sakit Annisa Cikarang Rahayu, Sri; Loviana, Kiki; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 1 No. 9 (2021): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v1i9.183

Abstract

Latar Belakang: Appendicitis merupakan radang pada appendiks dan lebih dikenal dengan radang usus buntu yang dapat menyerang semua umur baik laki-laki ataupun perempuan sehingga menyebabkan nyeri abdomen yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari dan salah satu tindakan yang harus ditempuh adalah dengan appendiktomi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui obat anestesi apa saja yang    digunakan serta obat-obat yang digunakan sebelum, sedang dan setelah operasi juga obat yang dibawa pulang pada saat pulang rawat inap. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan survey cross sectional yang dikumpulkan pada tahun 2020 dari seluruh populasi (415 orang) dan sampel (80 orang) dengan menggunakan data rekam medik. Penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan usia terbanyak yang mengalami appendicitis  adalah 14-22 tahun sebanyak 32.5% (26 orang) dan terjadi pada perempuan sebanyak 71,25% (57 orang) dengan diagnosa appendicitis akut sebanyak 62,5% (50 orang) serta menggunakan anestesi lokal 90% (72 orang) dan dirawat selama 4   hari sebanyak 50% (40 orang). Pola terapi yang digunakan sebelum operasi adalah kombinasi Cairan RL + Ceftriaxone inj sebanyak 55% (44 orang), pada saat operasi  kombinasi Cairan RL + Bunascan inj + Ondansetron 8 mg inj + Ranitidine inj + Tramadol inj sebanyak 43,75% (35 orang), setelah operasi kombinasi Cairan RL + Ceftriaxon inj + Ketorolac inj + Ranitidin inj sebanyak 23,75% (19 orang) dan kombinasi Cairan RL + Ceftriaxon inj + Ranitidin inj + Tofedex inj sebanyak 23,75% (19 orang), obat yang dibawa pulang rawat kombinasi Asam Mefenamat 500 mg tab + Cefixime 200 mg tab + Ranitidin tab sebanyak 27,5% (22 orang). Kesimpulan: Usia pasien terbanyak yang mengalami appendisitis di Rumah Sakit Annisa Cikarang yaitu pada usia 14 – 22 tahun sebanyak 32,5%(26 orang) dan terjadi pada pada perempuan sebanyak 71,25%(57 orang.
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan Kefarmasian di Rsau Lanud Sulaiman Bandung Nurhidayah, Amelia Siti; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i1.300

Abstract

Latar Belakang: Pelayanan medis menuntut terselenggaranya pelayanan yang bermutu di bidang kesehatan. Layanan luar biasa terbukti dari tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakannpenilaianndari seseorang antarrkinerja pelayanan yanggdirasakan danndiharapkan. Jika pasien sering merasa tidak puas maka mutu pelayanan harus di tingkatkan. Tujuan: Penelitiannini bertujuan untukkmengevaluasi tingkat kepuasannpasien BPJS rawat jalan terhadapppelayanan kefarmasian. Dan mengetahui hubungan anatara karakteristik responden terhadap tingkat kepuasan pasien Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik untuk mencari hubungan antara variabel, Dengan menggunakan metode potong lintang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan resep BPJS rawat jalan yang masuk. Sampel yang dipakai sebanyak 93 responden. Hasil: Dari penelitian ini didapatkan hasil presentase responden merasa sangat puas pada dimensi kehandalan dengan presentase sebanyak 89,7%, responden merasa sangat puas pada dimensi ketanggapan dengan presentase sebanyak 88,3%, responden merasa sangat puas pada dimensi empati dengan presentase sebanyak 88,8%, responden merasa  puas pada dimensi berwujud dengan presentase 81,6%, dan pada dimensi jaminan responden merasa sangat puas dengan presentase 88,6%. Pada karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pekerjaan dan edukasi) didapatkan p-value > 0,05 yang menunjukkan tidak ada keterkaitan antara karakteristik dengan tingkat kepuasan pasien. Kesimpulan: Secara kesuluruhan kepuasan pasien BPJS rawat jalan dengan standar pelayanan kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung pada semua dimensi mendapatkan kategori sangat puas dengan keseluruhan persentase 87,4%. Tidak ada keterkaitan yang bermakna antara karakteristik responden dengan tingkat kepuasan pasien.
Evaluasi Penggunaan Obat Kortikosteroid pPada Penderita Penyakit Dermatitis di RSAU dr. M. Salamun Bandung Depa Alamsyah, Kalpani; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i1.308

Abstract

Latar Belakang: Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) di bawah pengaruh faktor eksogen dan endogen, yang mengakibatkan kelainan fluoresensi polimorfik secara klinis (eritema, edema, papula, lepuh, scaling, likenifikasi) dan Gejala pruritus. (oligomorf). Dermatitis cenderung menetap dan menjadi kronis. Terapi penyakit dermatitis biasanya menggunakan kortikosteroid, ketidaksesuaian penggunaan obat kortikosterid dapat menimbulkan efek samping baik lokal maupun sistemik Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan kortikosteroid pada pasien dermatitis dan memperoleh gambaran kesesuaian penggunaan obat kortikosteroid pada penderita penyakit dermatitis di RSAU dr. M. Salamun Bandung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan metode penelitian deskriptif evaluasi retrospektif. Penelitian ini bersifat non eksperimen. Sampel yang digunakan adalah rekam medis seluruh pasien dermatitis dan resep obat dari dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin. Populasi penelitian adalah kurang lebih 150 pasien dermatitis. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa faktor jenis kelamin dan usia pasien sangat berpengaruh terhadap timbulnya penyakit dermatitis selain itu juga didapatkan bahwa faktor ketepan penggunaan obat kortikosteroid yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat pasien. Kesimpulan: Dari hasil penelitian yang mengevaluasi penggunaan kortikosteroid pada pasien dermatitis, dapat disimpulkan bahwa kortikosteroid yang paling banyak digunakan adalah Desoximethason 0,025% Krim untuk kortikosteroid topikal dan Metilprednisolon 4mg untuk kortikosteroid oral yang digunakan untuk pasien dermatitis di RSAU dr. M. Salamun Bandung.
Pola Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSAU Dr.M. Salamun Rahmat, Pedia Zahwa; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i1.311

Abstract

Latar Belakang: Pasien hipertensi yang telah melakukan pemeriksaan ke dokter, biasanya diberi pilihan untuk menjalankan terapi. Terapi yang sering dipilih adalah terapi obat yang sering melibatkan penulisan resep. Pada lembar resep obat antihipertensi dapat diperoleh informasi mengenai profil penggunaan obat antihipertensi seperti jenis obat, kekuatan sediaan, jumlah obat, dan aturan pemakaian obat yang digunakan untuk pengobatan pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat antihipertensi terhadap pasien rawat jalan RSAU dr. M Salamun. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif dimana data diperoleh dengan pendekatan retrospektif yaitu dengan melihat kembali, mengumpulkan dan mencatat resep yang mengandung obat antihipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan RSAU DR. M. Salamun. Hasil: Hasil penelitian yang didapatkan dari total 240 resep berdasarkan pola peresepan berdasarkan jenis kelamin dan usia terbanyak adalah pasien wanita sejumlah 127 pasien (52,92%) dan usia terbanyak adalah ? 50 tahun sebanyak 188 pasien (78,33%), berdasarkan jenis obat yang sering diresepkan adalah bisoprolol 152 obat (20,82%), golongan obat yang sering diresepkan adalah penghambat ARB sebanyak 164 obat (22,47%) dan kombinasi obat hipertensi paling banyak adalah adalah kombinasi 3 obat sebanyak 104 resep (43,33%). Kesimpulan: Pasien terbanyak berjenis kelamin wanita sesuai dengan teori faktor resiko wanita lebih beresiko terkena hipertensi karena wanita mengalami masa menopause dan dapat diketahui juga usia pasien tebanyak adalah ? 50 tahun yang juga sesuai dengan teori lebih beresiko terkena hipertensi. Pasien lebih sering mendapatkan kombinasi 3 obat antihipertensi. Berdasarkan penelitian pola peresepan obat antihipertensi sesuai terhadap pasien hipertensi RSAU dr.M. Salamun.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien ISPA di Klinik Legok Medika Sumedang Nurjanah, Nenih; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i2.316

Abstract

Latar Belakang: Ditinjau dari prevalensinya, prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menurut diagnosis tenaga kesehatan (NAKES) dan gejala menurut provinsi pada tahun 2013 sebanyak 25,0% dan menurun pada tahun 2018 sebanyak 9,3%. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien ISPA di Klinik Legok Medika Tahun 2021. Metode: Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian observasial penelitian terhadap sekumpulan objek atau penomena dimana penelitian ini bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk melihat implementasi penggunaan antibiotik pada pasien ISPA. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa pasien ISPA di Klinik Legok didominasi oleh pasien perempuan adalah 33 orang dengan persentase 66% dan pasien laki-laki adalah 17 orang dengan persentase 34%. Menunjukan pasien terbanyak adalah pasien dewasa 26-40 tahun adalah sebanyak 17 orang (34%) disebabkan oleh perokok aktif dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kesimpulan: Dari hasil penelitian yang saya dapatkan secara observasial atau penelitian yang bersifat deskriptif. Penggunaan obat antibiotik pada pasien ISPA di Klinik Legok Medika Sumedang didominasi oleh perempuan dengan persentase 66% dan pasien laki-laki dengan presentase 34%.
Profil Penggunaan Antibiotik yang Aman dan Rasional pada Pengobatan Penyakit Infeksi Gigi di Tempat Praktek Dokter Gigi Kota Bandung Sisilia, Sheril; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 3 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i3.320

Abstract

Antibiotics should be used according to the regimen prescribed by a doctor or pharmacist to prevent resistance. Patients after an outpatient clinic may have problems with adherence to antibiotics. This study aims to understand the safe and rational use of antibiotics in the treatment of dental infectious diseases at a dentist's office in Bandung. Collecting data using a retrospective approach based on the order in which the patient took antibiotics and then classified according to the type, class, dose and duration of antibiotic administration. There are three types of antibiotics used, namely amoxicillin, cefixime, and lincomycin. The antibiotics used were in 3 groups, namely penicillins, gene-III cephalosporins, and other antibiotics. The most common dose of the antibiotic amoxicillin is 500 mg up to 3 times a day. The results showed the use of 3 antibiotics, namely amoxicillin, cefixime and lincomycin.
Evaluasi Skrining Kelengkapan Resep Pasien BPJS Rawat Jalan di RSAU Lanud Sulaiman Bandung Rizkiyani, Crisfy; Emelia, Rida
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i1.323

Abstract

Latar Belakang: Resep adalah alat paling penting yang dimiliki pasien sebelum menerima obat. Apoteker memegang peranan penting dalam pengelolaan kefarmasian dan kefarmasian, untuk itu apoteker wajib melakukan proses penyaringan resep selama proses pelayanan resep. Skrining resep atau review resep adalah kegiatan apoteker dalam menanggapi resep, termasuk review pengiriman obat, penerapan obat, dan penilaian klinis. Tujuan: Tujuan penelitian ini merupakan untuk mengetahui kelengkapan komponen-komponen resep di RSAU Lanud Sulaiman Bandung periode Mei 2021 sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 tahun 2016. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif retrospektif berdasarkan data resep dari Rumah Sakit Udara Suleiman Bandung. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin menghasilkan 86 sampel. Teknik analisis data dikelompokkan dan diringkas untuk menemukan semua resep dokter yang memenuhi kriteria lengkap dan tidak lengkap, yang dievaluasi dalam penelitian ini sebagai (1) skor untuk resep lengkap dan (0) skor untuk resep tidak lengkap. HASIL: Penelitian mencapai 86,1% hasil yang menunjukkan resep lengkap dan 13,9% resep tidak lengkap, termasuk Inscriptio, Invocatio, Prescriptio, Subscriptio, dan Pro. Kesimpulan: Berdasarkan dari hasil penelitian evaluasi skrining kelengkapan resep pasien BPJS rawat jalan di RSAU Lanud Sulaiman Bandung, dapat disimpulkan 86,1% resep lengkap dan 13,9% resep tidak lengkap. Dalam hal inscriptio menunjukan persentase 93% resep lengkap dan 3% resep tidak lengkap, invascatio 100% resep lengkap dan 0% resep tidak lengkap, prescriptio 100% resep lengkap dan 0% resep tidak lengkap, kemudian subscriptio 79% resep lengkap dan 21% resep tidak lengkap, yang terakhir dalam hal pro 95% resep lengkap dan 5% resep tidak lengkap.