Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Asosiasi Variasi Genotipe PIT1|HinfI pada Tampilan Produksi Susu Sapi Perah Friesian Holstein Indonesia Prastowo, Sigit; Saviera, Shavya Sarah; Vanessa, Rebecca; Pambuko, Galih; Susilowati, Ari; Sutarno, Sutarno
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 1 (2022): JITRO, January
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.939 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v9i1.17595

Abstract

ABSTRAK Gen Pituitary Specific Transcription Factor 1 (PIT1) adalah gen yang mengatur kelenjar pituitari dan merupakan regulatory factor hormon pertumbuhan serta hormon lain yang terkait dengan produksi susu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengasosiasikan variasi genotipe PIT1 dengan produksi susu sapi Friesian Holstein (FH) di Indonesia. Sebanyak 42 ekor sapi dipilih sebagai sumber DNA. Variasi genotipe ditentukan dengan metode Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) menggunakan enzim restriksi HinfI. Data produksi susu diambil pada laktasi 1 dan 2 yang distandardisasi ke catatan produksi 305 hari. Sebanyak 3 variasi genotipe terdeteksi yaitu AA, AB, dan BB dengan frekuensi masing-masing 0,21; 0,26; dan 0,52. Pada penelitian ini diperoleh frekuensi alel A sebesar 0,35 dan B sebesar 0,65, dan populasi berada pada kondisi setimbang (p<0,05). Genotipe BB pada penelitian ini memproduksi susu lebih tinggi (p>0,05) dibanding AA dan AB pada laktasi 1, namun pada laktasi 2 antar genotipe tidak berbeda nyata. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa variasi genotipe gen PIT1 memiliki potensi untuk digunakan sebagai penanda genetik kemampuan produksi susu sapi FH di Indonesia.Kata Kunci: asosiasi, produksi susu, sapi FH Indonesia, variasi genotip gen PIT1.Association of PIT1|HinfI Genotype Variation on Milk Production of Indonesian Friesian Holstein Dairy Cattle ABSTRACT Pituitary Specific Transcription Factor 1 or known as PIT1, is a gene which function to control the pituitary gland and act as regulatory factor for growth hormone and other hormones related to milk production. The current study was aimed to associate the variant of PIT1 genotype on milk production in Indonesian Friesian Holstein. In total, 42 dairy cows were sampled for DNA source. Phenotypic data of milk yielded from first and second lactation were recorded then standardized to 305 days. To scan PIT1 genotype variation, PCR-RFLP was employed using HinfI restriction enzyme. Three types of PIT1 genotype were found, namely AA, AB, and BB; its frequencies were 0.21; 0.26; and 0.52, respectively. The allele frequencies of allele A and B were 0.35 and 0.65, and the population is in equilibrium condition (p<0.05). Significant associations (p<0.05) were found between genotypes in lactation 1. In this study, BB genotype yielded highest milk compared to other genotypes in lactation 1, but no differences among genotypes were observed in lactation 2. In a conclusion, the variation of PIT1 genotype in Indonesian Friesian Holstein shows potential use for genetic marker to improve milk production in this study.Keywords: association, milk yield, Indonesian Friesian Holstein, PIT1 genotype variation
Variasi dan Pola Pewarisan Karaktersitik Eksterior pada Populasi Ayam Kedu (Gallus gallus domesticus Mustaqiem, Muhammad; Pradista, Luthfi Adya; Pambuko, Galih; Kusumaningrum, Rahayu; Sumarno, Lanjar; Widyas, Nuzul; Ratriyanto, Adi; Prastowo, Sigit
Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/jstp.v6i1.4197

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi karakteristik warna tubuh ayam kedu menggunakan uji Wilcoxon dan Principal Component Analysis (PCA). Riset ini menggunakan ayam kedu jantan sebanyak 146 ekor dan ayam kedu betina sebanyak 185 ekor, dimana ayam kedu jantan dan betina tersebut berasal dari keluarga 12 pejantan ayam kedu dari dalam dan luar satker. uji Wilcoxon dilakukan pada parameter warna bulu kepala, badan, ekor, jengger/pial, dan shank, menunjukkan perbedaan signifikan (P<0,05). Analisis PCA mengidentifikasi tiga pola penyebaran antara ayam kedu hitam dan kedu putih, dimana warna bulu badan dan shank menjadi klaster pembeda antara ayam kedu hitam dan kedu putih. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapatnya klaster perbedaan warna bulu menandakan masih tingginya variasi parameter yang diturunkan oleh tetua dari 12 ekor pejantan baik didalam maupun diluar satker. Penelitian lanjutan mengenai penerapan seleksi untuk menyusun program breeding bagi ayam kedu penting dilakukan untuk menghasilkan commercial stock ayam lokal dengan variasi parameter yang terkontrol.