Mahendra, Richo Bintang
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kuntowijoyo's Concept of Scientification of Islam and its Relevance for Post-Secular Society: Konsep Saintifikasi Islam Menurut Kuntowijoyo dan Relevansinya bagi Masyarakat Pasca Sekuler Mahendra, Richo Bintang; Rizkita, Muhammad; Nurcholish, Ahmad
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 7 No. 3 (2024)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v7i3.76755

Abstract

Modernity is a period that gave birth to the phenomenon of secularization of science. Religion was only placed in the private sphere. However, in the 21st century, religion is now starting to appear in the public sphere. Religious discourse can appear in the exchange of discourse in the public sphere. This paper discusses the discourse of religion as a paradigm in the development of sciences in Kuntowijoyo's idea of Scientification of Islam as an new framework to viewing relationship between religion and sciences. In addition to describing descriptively, this paper also tries to see the relevance of Kuntowijoyo's ideas in the social context of post-secular society. The research method this study is Hans-Georg Gadamer's contextual interpretation. Gadamer states that the understanding process is a fusion between the horizon of the writer and the reader. The method is used by the author in seeing the relevance of the concept of Scientification of Islam to the reality of post-secular society. The results of this study show that descriptively Scientification of Islam is an effort to demystify, which is to draw the text into the human social context. Demystification of Islam can be a new discourse for the development of Islamic thought in order to realize Islam rahmatan lil alamin. Efforts in realizing Islam rahmatan lil alamin are achieved through two stages that are interrelated with each other, namely the integralization of Quranic discourse with general sciences and objectification of Quranic discourses so that they can be accepted by society in general. The concept of Scientification of Islam offered by Kuntowijoyo can be an effort of Muslims in translating particular theological language into a generally accepted language, so that the Islamic discourses contained in the Quran can be relevant and accepted in general by all secular societies in the context of post- secular society.
Transformasi Spiritual dalam Konteks Modernitas: Telaah Praktik Spiritual Tarekat Maulawiyah dan Relevansinya terhadap Modernitas Sari, Tia; Mahendra, Richo Bintang
Spiritualita Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Prodi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Usluhuddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/spiritualita.v8i2.2580

Abstract

Modernitas ditandai dengan kemunculan Rasionalisme, Empirisme, dan mencapau puncaknya pada gerakan filosofis Positivisme. Positivisme merupakan gerakan filosofis yang berupaya membersihkan sains dari berbagai macam bentuk spekulasi metafisis. Sebagai upaya tersebut, Positivisme memberi pendasaran epistemologis dengan membatasi pengetahuan manusia pada hal-hal yang bersifat faktual. Seyyed Hossein Nasr menyatakan bahwa cara berpikir positivistic tersebut telah menjadi pandangan dunia masyarakat Modern. Nasr menyatakan bahwa hal tersebut secara konsekuensial akan menciptakan ketidakseimbangan antara akal, indra, dan juga mata hati manusia. Sehingga relasi antar manusia dan alam dalam kegiatan saintifik cenderung eksploitatif. Nasr mengusulkan untuk kembali pada Sufisme sebagai jantung agama Islam. Melalui Sufisme manusia mampu mempertajam mata hati, dan menciptakan keseimbangan antara akal, indra, dan juga hati. Tulisan ini berupaya menjelaskan bagaimana Tarekat Maulawiyah dapat mengambil peran dalam mengatasi problematika modernitas tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian Pustaka dengan menggunakan metode analisis Hermeneutik Filsosofis Hans-Georg Gadamer. Metode ini berupaya untuk menghubungkan antara horizon pembaca dan penulis. Melalui penggabungan tersebut, tercipta bildungprozess (pembentukan jalan baru). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ajaran spiritual Tarekat Maulawiyah berupa tari Sema, merupakan praktik spiritual yang mengandung makna berupa pengabdian dan penyerahan diri terhadap Allah dan Rasulullah SAW. Melalui tari Sema, para darwis menunjukkan bagaimana manusia bisa mencapai puncak spiritualitas melalui cinta dan pengabdian. Melalui praktik spiritual yang terartikulasikan melalui tarian sema tersebut, individu dapat mempertajam cahaya mata hati (the Light of Intellect), sehingga mampu menciptakan keselarasan antara akal, indra, dan hati dalam diri manusia modern.