Putri, Astrid Hidayanti Ananda
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Modern Woman's Image in Single’s Inferno 3 Putri, Astrid Hidayanti Ananda
Journal of Language, Communication, and Tourism Vol. 3 No. 1 (2024): December
Publisher : P3M Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jlct.v3i1.5682

Abstract

Reality dating shows have emerged as an influential genre in global entertainment, shaping and reflecting cultural norms related to relationships, gender, and identity. Single's Inferno 3, a Korean dating reality show, exemplifies this influence, particularly in its reception in Indonesia. Among the contestants, Choi Hye-seon stands out for her confident and authentic persona, challenging traditional archetypes of femininity. Unlike participants who often align with beauty pageant ideals, Choi Hye-seon is portrayed as a multifaceted individual with notable achievements in bioinformatics and professional experience in Silicon Valley. This study analyzes her representation in Episodes 1 and 12 of Single's Inferno 3 as a case study to explore the evolving concept of the modern woman in contemporary media. Grounded in postmodern feminist theory, which critiques essentialist views of womanhood and emphasizes the diversity of women's experiences, this research examines how Choi Hye-seon disrupts conventional stereotypes of femininity. Using Multimodal Discourse Analysis (MDA), the study deconstructs the visual, verbal, and interactive elements contributing to her portrayal as an empowered, multi-dimensional figure. The findings reveal how Single's Inferno 3 constructs a narrative that aligns with shifting global perceptions of women's roles, positioning Choi Hye-seon as a symbol of the modern woman who navigates personal authenticity alongside intellectual and professional pursuits. This study contributes to the broader discourse on gender representation in reality television, highlighting how media can serve as a site for negotiating and redefining contemporary notions of womanhood in a globalized context.
Personal Branding Sabrina Carpenter: Praktik Femvertising Selebriti Gen Z Putri, Astrid Hidayanti Ananda; Febriansyah, Febriansyah
Jurnal Ilmu Komunikasi Pattimura Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Ilmu Komunikasi Pattimura
Publisher : Department of Communication Science, University of Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/JIKPvol4iss1pp88-115

Abstract

Riset ini dilatarbelakangi oleh semakin maraknya penggunaan media sosial oleh selebriti muda dalam membangun personal branding yang merepresentasikan identitas dan pemberdayaan perempuan. Tujuan dari riset ini adalah untuk menganalisis bagaimana personal branding Sabrina Carpenter, seorang selebriti Gen Z yang dapat dikategorikan sebagai bentuk femvertising yang menentang male gaze, sekaligus mencerminkan strategi pemberdayaan perempuan dalam budaya digital. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis isi visual terhadap unggahan Sabrina Carpenter di Instagram dan Tiktok, khususnya selama periode promosi single “Espresso”,”Please Please Please”, album “Short n’ Sweet”, single “Manchild” hingga saat ini. Teori personal branding dari Rampersad digunakan untuk menganalisis sebelas karakteristik pembentuk keaslian sebuah brand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sabrina Carpenter secara konsisten membangun citra diri yang autentik, berintegritas, dan khas dengan menampilkan estetika feminin, sensual, namun tetap memberdayakan. Praktik ini mencerminkan bentuk femvertising yang tidak menjadikan tubuh perempuan sebagai objek pasif, melainkan sebagai sarana ekspresi diri dan penguatan identitas. Studi ini berkontribusi pada pengembangan literatur komunikasi, khususnya dalam studi gender dan media digital, dengan menekankan pentingnya sensitivitas terhadap representasi perempuan dalam strategi komunikasi visual. Penelitian ini juga menyarankan agar praktisi komunikasi dan industri kreatif memahami dinamika representasi gender secara lebih kritis dalam membentuk citra publik perempuan di media sosial.