Alifa, Dhara
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Outcome of Fetuses with Anterior Abdominal Wall Defects in A Tertiary Referral Hospital Alifa, Dhara; Aziz, Muhammad Alamsyah; Ritonga, Mulyanusa Amarullah; Pribadi, Adhi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 7 Nomor 2 Juli 2024
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v7i2.691

Abstract

Introduction: The most common abdominal wall defects are gastroschisis and omphalocele. Gastroschisis is a case of intraabdominal herniation caused by an abdominal wall defect from exposure to amniotic fluid during pregnancy. Omphalocele is a case of intraabdominal herniation covered with a membranous sac on the umbilical cord’s base. Gastroschisis occurred in 1/4000 of the of the global birth rate. Prevalence of omphalocele in between 1/3000 and 1/5000 cases of pregnancy. The purpose of the purpose of the research  is to present an overview of patients with congenital defects such as Gastroschisis and Omphalocele.Method: Research design is observational and descriptive. Data obtained from medical records in Hasan Sadikin tertiary referral hospital Bandung. Sample size was obtained by total sampling and conducted in April 2020–April 2023. Results: The demographics of gastroschisis include male (50%), female (50%), preterm (20%), stillbirth (30%), severe asphyxia (14.29%), moderate asphyxia (57.14%), normal asphyxia (8.57%), newborn mortality (14.29%), and other congenital anomalies (40%). In comparison, the demographics of omphalocele are male (66.67%), female (33.33%), preterm (58.33%), stillbirth (16.67%), severe asphyxia (40%), moderate asphyxia (40%), normal asphyxia (20%), newborn mortality (50%), and other congenital abnormalities (25%). Abdominal wall defects are seldom related with gender.Conclusion: Abdominal wall defect is a very rare congenital abnormality. This abnormality will require primary abdomen closure surgery to enhance the baby’s prognosis. The more other risk factors exist within abdominal wall defect babies, the worse their following prognosis will be. The prognosis for omphalocele is more severe than gastroschisis due to the presence of asphyxia and prematurity.Luaran Janin dengan Defek Dinding Abdominal Anterior di Rumah Sakit Rujukan TersierAbstrakPendahuluan: Cacat dinding depan abdomen yang paling banyak terjadi adalah gastroschisis dan omphalocele. Gastroschisis adalah kasus herniasi intraabdomen yang disebabkan oleh cacat dinding perut akibat paparan cairan ketuban selama kehamilan. Omphalocele adalah kasus herniasi intraabdomen yang ditutupi kantung membran di dasar tali pusat. Gastroschisis terjadi pada 1/4000 angka kelahiran global. Prevalensi omfalokel antara 1/3000 dan 1/5000 kasus kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan gambaran pasien dengan kelainan bawaan seperti Gastroschisis dan Omphalocele.Metode: Desain penelitian adalah observasional dan deskriptif. Data diperoleh dari rekam medis di rumah sakit rujukan tersier Hasan Sadikin Bandung. Besar sampel diperoleh dengan cara total sampling dan dilakukan pada bulan April 2020–April 2023.Hasil: Demografi gastroschisis meliputi laki-laki (50%), perempuan (50%), prematur (20%), lahir mati (30%), asfiksia berat (14,29%), asfiksia sedang (57,14%), asfiksia normal (8,57%). ), kematian bayi baru lahir (14,29%), dan kelainan kongenital lainnya (40%). Sebagai perbandingan, demografi omfalokel adalah laki-laki (66,67%), perempuan (33,33%), prematur (58,33%), lahir mati (16,67%), asfiksia berat (40%), asfiksia sedang (40%), asfiksia normal (20). %), kematian bayi baru lahir (50%), dan kelainan bawaan lainnya (25%). Cacat dinding perut jarang berhubungan dengan jenis kelamin.Kesimpulan: Cacat dinding perut merupakan kelainan bawaan yang sangat tidak biasa. Kelainan ini memerlukan operasi penutupan perut utama untuk meningkatkan peluang hidup bayi. Adanya faktor risiko tambahan pada bayi baru lahir dengan kelainan dinding perut memperburuk prognosisnya. Omphalocele sering menyebabkan asfiksia dan prematur, sehingga prognosisnya lebih buruk dibandingkan gastroschisis.Kata Kunci : Cacat dinding depan abdomen, Gastroschisis, Omphalocele 
Rare Case: Tetra-Amelia Syndrome Alifa, Dhara; Aziz, Muhammad Alamsyah; Ritonga, Mulyanusa Amarullah; Pribadi, Adhi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 7 Nomor 3 November 2024
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v7i3.694

Abstract

Introduction: Congenital abnormalities are anomalies that become a fear for a family, when a mother experiences pregnancy. Some abnormalities are temporary and can be corrected, while some are permanent and cannot be corrected, so screening at antenatal time is very important.Objective: To explain and analyze a rare case of Tetra-amelia syndrome and how to diagnose it.Case: A 32-year-old woman with a 32-week-old G3P0A2 pregnancy visited the maternal-fetal clinic. According to ultrasound data, a single fetus with a gestational age of 31-32 weeks and a fetal weight of 1837 grams is in breech presentation. Only the proximal components of the arm and leg are formed, leaving the radius bones, ulna, tibia, and fibula unformed. The femur has a length that corresponds to 16 weeks, while the humerus has a length that corresponds to 20 weeks. These findings also revealed a discrepancy in pregnancy age. A tetra-amelia abnormality was discovered at the end of the ultrasound scan. Caesarean section performed on August 6, 2021, at the age of 39 weeks, a baby girl has been born baby girl a baby girl weighing 2300 grams, a body length of 31 cm, with mild asphyxia.Conclusion: During antenatal care, ultrasound on the unidentified distal part of the entire extremity can detect Tetra-amelia syndrome.Kasus Langka: Sindrom Tetra-ameliaAbstrak Pendahuluan: Kelainan bawaan adalah anomali yang menjadi trauma bagi keluarga, ketika seorang ibu mengalami kehamilan. Beberapa kelainan bersifat sementara dan dapat diobati, sementara beberapa bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki sehingga skrining pada waktu antenatal sangat penting.Tujuan: Artikel ini untuk menjelaskan dan menganalisis kasus langka sindrom Tetra-amelia dan cara mendiagnosisnya.Kasus: Seorang wanita berusia 32 tahun dengan kehamilan G3P0A2 berusia 32 minggu mengunjungi klinik fetomaternal. Hasil pemeriksaan ultrasonografi menunjukan janin tunggal dengan usia kehamilan 31 - 32 minggu dan berat janin 1837 gram dalam letak sungsang. Hanya komponen proksimal lengan dan kaki yang terbentuk, sedangkan tulang jari-jari, ulna, tibia, dan fibula tidak terbentuk. Femur memiliki panjang yang sesuai dengan 16 minggu, sedangkan humerus memiliki panjang yang sesuai dengan 20 minggu. Kelainan tetra-amelia dapat dideteksi dengan pemindaian ultrasonografi. Pada tanggal 6 Agustus 2021 presentasi sungsang, dilakukan operasi caesar, lahir bayi perempuan pada usia 39 minggu, berat 2300 gram, panjang 31 cm, disertai asfiksia ringan.Kesimpulan: Pemeriksaan ultrasonografi pada perawatan antenatal dapat mendeteksi sindrom Tetra-amelia, bila bagian distal ekstremitas tidak teridentifikasi.Kata kunci:Sindrom Tetra-amelia, Ultrasonografi, Kelainan Kongenital