Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengalaman Komunikasi Pembimbing Kemasyarakatan dengan Klien Pemasyarakatan dalam Proses Bimbingan pada Balai Pemasyarakatan Kelas II Bukittinggi Nofianti, Nike; Roem, Elva Ronaning
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.721 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.1951

Abstract

Pengulangan tindak pidana atau yang biasa dikenal dengan istilah Residivis semakin marak terjadi. Hal ini menjadi suatu perhatian khusus bagi aparat penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan serta Pemasyarakatan. Pemasyarakatan yang menjadi sorotan disini adalah Pembimbing Kemasyarakatan dari Balai Pemasyarakatan. PK merupakan petugas pemasyarakatan yang melaksanakan tugas pembimbingan klien pemasyarakatan disebut sebagai Pembimbing Kemasyarakatan (PK). Selama pelaksanaan proses pembimbingan, komunikasi berperan penting terhadap keberhasilan suatu bimbingan. Pengalaman komunikasi PK dengan klien pemasyarakatan dalam proses bimbingan merupakan pengalaman yang layak diteliti. Adapun tujuan penelitian adalah bagaimana komunikasi Pembimbing Kemasyarakatan (PK) dengan klien pemasyarakatan selama pelaksanaan proses pembimbingan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi Edmund Husserl. Proses pembimbingan yang dilakukan kepada klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Bukittinggi memiliki tujuan salah satunya agar klien pemasyarakatan dapat kembali ketengah-tengah masyarakat dengan baik serta tidak mengulangi tindak pidana. Komunikasi yang dibangun dalam proses bimbingan adalah komunikasi interpersonal. Keberhasilan dalam membentuk komunikasi interpersonal terdapat pada komunikator dalam hal ini adalah PK. PK harus mampu membangun kedekatan agar proses bimbingan berjalan dengan baik sehingga dapat membawa perubahan terhadap klien pemasyarakatan sehingga tidak melakukan tindak pidana lagi. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan kualitas PK, sehingga dapat memberikan pengalaman yang terbaik juga untuk klien pemasyarakatan yang memerlukan bimbingan. Sebab sumber daya manusia PK yang berkualitas akan menentukan kepada keberhasilan klien pemasyarakatan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Pengalaman Komunikasi Pembimbing Kemasyarakatan dengan Klien Pemasyarakatan dalam Proses Bimbingan pada Balai Pemasyarakatan Kelas II Bukittinggi Nofianti, Nike; Roem, Elva Ronaning
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.1951

Abstract

Pengulangan tindak pidana atau yang biasa dikenal dengan istilah Residivis semakin marak terjadi. Hal ini menjadi suatu perhatian khusus bagi aparat penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan serta Pemasyarakatan. Pemasyarakatan yang menjadi sorotan disini adalah Pembimbing Kemasyarakatan dari Balai Pemasyarakatan. PK merupakan petugas pemasyarakatan yang melaksanakan tugas pembimbingan klien pemasyarakatan disebut sebagai Pembimbing Kemasyarakatan (PK). Selama pelaksanaan proses pembimbingan, komunikasi berperan penting terhadap keberhasilan suatu bimbingan. Pengalaman komunikasi PK dengan klien pemasyarakatan dalam proses bimbingan merupakan pengalaman yang layak diteliti. Adapun tujuan penelitian adalah bagaimana komunikasi Pembimbing Kemasyarakatan (PK) dengan klien pemasyarakatan selama pelaksanaan proses pembimbingan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi Edmund Husserl. Proses pembimbingan yang dilakukan kepada klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Bukittinggi memiliki tujuan salah satunya agar klien pemasyarakatan dapat kembali ketengah-tengah masyarakat dengan baik serta tidak mengulangi tindak pidana. Komunikasi yang dibangun dalam proses bimbingan adalah komunikasi interpersonal. Keberhasilan dalam membentuk komunikasi interpersonal terdapat pada komunikator dalam hal ini adalah PK. PK harus mampu membangun kedekatan agar proses bimbingan berjalan dengan baik sehingga dapat membawa perubahan terhadap klien pemasyarakatan sehingga tidak melakukan tindak pidana lagi. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan kualitas PK, sehingga dapat memberikan pengalaman yang terbaik juga untuk klien pemasyarakatan yang memerlukan bimbingan. Sebab sumber daya manusia PK yang berkualitas akan menentukan kepada keberhasilan klien pemasyarakatan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Use of Whatsapp Application in Organizational Communications in Class II Bukittinggi Corporate Center Nofianti, Nike; Roem, Elva Ronaning
SENGKUNI Journal (Social Science and Humanities Studies) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda (PDM) Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.251 KB) | DOI: 10.37638/sengkuni.2.2.131-138

Abstract

Communication is very important in the continuity and success of an interaction both in everyday life and in organizational life. In the communication process, a communicator conveys a message to the communicant using the media. Media as an expansion of information is increasingly developing until emerging communication technology. Smartphones are concrete manifestations of technological advancements created to make it easier for humans to communicate. The growth of communication technology is also marked by an increase in social media. WhatsApp is one of the social media that is widely used for the purpose of socializing or as a message delivery both individuals and groups. Various facilities offered by WhatsApp, in addition to sharing messages between individuals, WhatsApp is also used for work purposes. With the various facilities and uses offered by WhatsApp, it attracts the interest of Bukittinggi Class II Rehabilitation center employees, so that employees can communicate with each other and deliver messages or information related to the tasks and functions of the agency. Therefore, researchers are interested in conducting a study entitled "Using the Whatsapp Application in Organizational Communication at Class II Rehabilitation center in Bukittinggi". This research is included in a descriptive study, which is a study conducted by collecting all key data in the form of words, pictures and data excerpts to provide an overview of the presentation of a research report. The data collection method is done through unstructured interviews and data analysis techniques are carried out using qualitative analysis methods according to Mile Hubermas (2007). From the research it was found that the Class II Rehabilitation center Bukittinggi has the main tasks namely; assistance, guidance, supervision of children in conflict with the law (ABH) and provide guidance and supervision of correctional clients as well as dealing with other law enforcement officials such as; the police, prosecutors and judges, therefore need effective communication media such as the WhatsApp application to speed up the delivery of information. so as to encourage the acceleration of the duties and functions of employees, especially in the handling of children who are dealing with the law (ABH).